happiness is simple

266 49 1
                                    

Matanya masih mengantuk dan kantung mata Jieun menghitam, akibat semalam ia tidak bisa tidur karena perasaannya yang tidak karuan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya masih mengantuk dan kantung mata Jieun menghitam, akibat semalam ia tidak bisa tidur karena perasaannya yang tidak karuan itu. Ditambah lagi, lebam dilengan Jieun masih terlihat,

Segeranya ia keluar dari kamar tak mau ambil pusing dengan penampilannya kini, baru beberapa langkah keluar dari kamar, Jieun sudah mendengar suara gaduh yang terdengar dari arah ruang tamu, Jieun mendekati suara itu, dan lagi-lagi yang ia temukan adalah kedua orang tuanya yang sedang bertengkar. Hm, lebih tepatnya beradu argumen.

Jieun menghela napas melihat kedua orang tuanya bertengkar dari kejauhan. Lalu ia mencari sang adik, namun Dongjoon tidak ada dikamarnya.

Jieun berdecak, "Pasti udah berangkat duluan dia mah!"

Untungnya orang tua Jieun sudah tidak bertengkar lagi, dan memilih mengerjakan aktivitas mereka kembali walau dengan suasana canggung.

"Ma, Jieun berangkat dulu ya." Pamit Jieun pada ibunya yang sedang bekerja didapur.

"Iyaudah, sana bilang papa kamu,"

Jieun mengangguk, lalu berjalan menuju sang ayah.

"Pa, Jieun berangkat naik bus dulu ya. Gak usah dianter deh pa, kan papa juga harus ke kantor."

"Iyaudah Ji, gak papa tapi kan?"

"Iya gak papa dong pa, lebay ih." Canda Jieun pada sang ayah.

"Yaudah, Jieun berangkat ya pa. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, hati hati nak,"

"Iya pa."

Jieun melangkahkan kakinya keluar dari rumahnya,

"Mereka pinter banget sembunyiinnya yah, seakan-akan gak pernah tengkar." Kata Jieun yang matanya sudah berkaca-kaca.

Jieun berjalan menuju halte dengan perasaan yang gusar, ia jadi tak bersemangat hari ini. Dipikirnya, sampai kapan mereka akan bertahan dengan semua pertengkaran ini?

"Pasti sulit buat mereka ya." Gumam Jieun bersedih.

Jieun berjalan sambil menundukkan kepala, ia melihat banyak bebatuan, rerumputan dan pasir yang sekarang menyapa matanya itu. Namun, pikirannya kosong. Sampai ia tak sadar, sedari tadi ada motor yang berjalan disebelahnya, mengikuti langkah kaki Jieun. Si pemilik motor hanya terkekeh pelan,

"Bisa-bisanya lo kaya gini? Padahal ada orang dari tadi disamping lo,"

Si pemilik motor itu bukan tidak ada kerjaan karena mengikuti arah langkah kaki Jieun. Ia hanya ingin menjaga gadis disampingnya yang kini tengah termenung sambil berjalan. Ia hanya tak ingin gadis disampingnya itu kenapa-napa karena pikirannya yang kosong, itu bisa membahayakan dirinya sendiri.

Tak lama kemudian Jieun mendongakkan kepalanya, yang artinya kini ia telah sadar dari pikirannya sendiri. Lalu ia pun tersadar jika sedari tadi ada motor yang mengikutinya, Jieun hanya terlihat bingung, ia tak curiga sedikit pun. Karena dirasanya, Jieun mengenal motor itu dan postur tubuh sang pemilik motor.

Motor itu berhenti, dan membuat Jieun memberhentikan langkah kakinya juga.

Sang pemilik motor membuka helm fullface, yang memperlihatkan wajahnya.

"Gak usah kaya orang gak kenal deh, masa harus buka helm dulu biar kenal?"

Siapa lagi kalau bukan Park Woojin,

"Ya lagian helm lo fullface."

Woojin tidak meresponnya, dan keduanya hanya terdiam.

"Naik gih, malah diem-dieman. Bukan Jieun banget."

Kali ini Jieun yang tak merespon, ia langsung duduk diatas jok motor itu. Woojin mengernyit, tak biasanya Jieun menjadi diam seperti ini.

Woojin menarik pedal gasnya dengan kecepatan diatas rata-rata, yang membuat Jieun terlonjak bukan main. Lalu dengan sigap diremasnya jaket milik lelaki Park itu. Yang membuat lengkungan senyum dibibir Woojin,

"Kalau mau peluk, peluk aja Ji. Gak usah malu-malu gitu," kata Woojin.

"Apaan sih gak usah modus deh, mending jangan ngebut." Balas Jieun.

Rasanya Jieun ingin mengumpat sekarang juga, masa depannya masih panjang, ia tak ingin mati mengenaskan dijalanan. Ia juga tak ingin menjadi arwah penunggu dijalanan yang kini sedang ia lewati.

"Kayaknya lo beneran takut ya?"

Jieun enggan menjawabnya, kini yang bisa ia lakukan hanya meminta pertolongan agar diselamatkan nyawanya oleh Tuhan.

Tiba-tiba, jemarinya kini ditarik kedalam genggaman jemari Woojin. Sontak Jieun terkejut melihat perlakuan lelaki Park ini, kali ini ia merasa tenang karena tangannya berada digenggaman tangan Woojin.

Yang tadinya tangan Jieun berkeringat dingin akibat ketakutan, namun saat ini tangannya terasa hangat menyentuh telapak tangan lelaki Park itu. Woojin merasakan dinginnya tangan Jieun, lalu ia mulai menurunkan kecepatan motornya, agar gadis dibelakangnya ini merasa nyaman kembali.

"Woi hati gue, woi hatiiiii." Batin Jieun merengek.

Kini Jieun benar-benar merasa senang, ia tak bisa mengungkapkannya lewat kata-kata.

Sampai ia tak sadar motor yang kini ditumpanginya sudah berhenti,

"Udah kali pegangan tangannya, gak malu diliatin banyak orang dari tadi?"

"Loh- ini udah disekolah? Udah nyampe?"

"Iya Ji, liat aja tuh. Keenakan sih digenggam sama cogan." Goda Woojin sambil tertawa memperlihatkan gingsulnya,

Dan Jieun malah terfokus dengan tawa Woojin yang sangat manis itu,

"Dari tadi bengong mulu Ji, hobi ya lo?"

"Lepas, lepas. Modus banget sih pak, yang ada lo kali keenakan banget megang tangan gue." Balas Jieun, padahal ia tak ingin melepaskan genggaman itu.

Woojin terkekeh geli melihat tingkah Jieun, ia sangat gemas jika menggoda sang gadis Park ini, dan dilepasnya tautan tangan mereka berdua.

Lalu Woojin mengusap pucuk rambut Jieun dengan gemas. Sambil berkata,

"Jangan diem kaya tadi, itu bukan Park Jieun yang gue kenal."

Jieun tertegun, ini bukan pertama kali. Tapi tetap saja perlakuan manis itu selalu membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Dan Woojin pun merasa lega karena gadis Park ini sudah tidak termenung lagi. 

Vommentnya ya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vommentnya ya,

TBC 🌹

Much Love,
Slaystars.

Heal Me | Park WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang