Park Jieun perempuan yang sangat ceria namun bisa sangat pendiam jika sudah dikaitkan dengan pertengkaran orang tuanya, ia bahkan sudah terbiasa mendengar pertengkaran orang tuanya yang hampir setiap hari. Saat SMA ia pun merasa mempunyai masalah de...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Kringgggg*
Jam pelajaran Pak Siwon pun telah berakhir, dan berganti jam istirahat.
"Kantin yuk." Ajak Hanbin pada teman-temannya. Yang dibalas anggukan.
Jieun berjalan mengikuti temannya yang berada didepan, namun ketika Jieun baru keluar kelas langsung dihadang oleh sosok yang tadi pagi menjahilinya.
"Ish, minggir. Ngapain disini? Ngagetin aja tau gak!" Bentak Jieun.
"Gue cuma mau ngajak lo ke kantin kok."
"Hanbin, Lisa tungguin dong. Bantuin gue nih!!!" Teriak Jieun.
"Sama Woojin aja tuh, kita duluan ya." Kata Lisa dari kejauhan sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Tuh, temen lo aja ngijinin. Susah amat sih, udah lah jangan rewel sehari aja, emang gak bisa?"
"Gue masih kesel sama lo ya! Minggir minggir!"
Woojin hanya terkekeh geli melihat Jieun yang sudah berjalan didepannya.
Ketika Jieun ingin menuju tempat dimana teman-temannya berada, namun tangan kirinya ditarik menuju tempat lain. Jieun mendengus kesal.
"Duduk sama gue aja nih." Menepuk-nepuk kursi yang masih kosong. Lalu Jieun duduk dengan kasarnya.
Woojin meninggalkan Jieun untuk memesan makanan mereka. Jieun hanya melirik kearah Woojin sekilas. Ia masih kesal karena tadi pagi, ditambah perlakuan Woojin yang semena-mena terhadap Jieun. Fyi, Woojin itu random banget. Kadang baik, kadang ngeselin, tingkah lakunya aneh. Ah! gak bisa dideskripsikan deh tuh anak.
Woojin kembali menuju mejanya, dengan membawa dua mangkok bakso dan es jeruk.
"Makasih." Jieun merebut makannya dari nampan.
"Kalo makanan aja langsung ngegas." Kata Woojin. "Makan yang banyak, princess." Woojin mengacak rambut Jieun.
Jieun yang ingin melahap baksonya, seketika tertegun. Sepertinya atmosfer berhenti bergerak? Ia tidak tahu desir apa yang berada dihatinya. Padahal kalau dipikir pikir, perlakuan itu tidak sebanding dengan perlakuan yang Woojin buat tadi pagi, tapi jika semakin hari semakin mendapatkan perlakuan yang membuat Jieun gugup, itu tidak baik untuk hatinya.