UKS

241 46 4
                                    

Kini Jieun berjalan melewati sepinya koridor, ia melihat ke kanan dan kiri. Namun tetap saja, tak menemukan sosok yang dicarinya.

Jieun berbalik arah, ia mengernyit ketika memikirkan suatu hal.

Kok tiba-tiba hati gue bergerak buat nyari Woojin ya?

Rasanya, seperti ada yang kurang jika tidak melihat sosok pria itu, Jieun hanya ingin tahu keberadaannya saja, hanya ingin tahu sedang apa sebenarnya sosok pria itu.

Sebentar...... Eum, itu semacam rindu kah?

Tiba-tiba Jieun tidak yakin dengan perasaannya sendiri, pasalnya ia baru dekat dengan sang pria Park itu, tapi kenapa harus secepat itu juga jatuh cintanya? Apalagi sekarang, sudah dilanda rindu.

Ini drama baru dihidup gue. Dengus Jieun.

Jieun tetap berjalan lurus kedepan tanpa memperhatikan sekelilingnya, hingga matanya terarah pada sosok didepannya yang sedang berbincang-bincang dengan wajah sumringah. Jieun pun segera berhenti, ia malah canggung untuk melewati sosok pria itu. Padahal sedari tadi Jieun mencarinya.

Jieun berbalik arah lagi, melewati koridor tadi, hatinya mulai terasa sesak. Jelas saja, disaksikannya sosok pria yang sedang bercanda tawa dengan gadis most wanted sekolah.

"Seharusnya gue udah tau sih, kalau Woojin emang cocok banget sama Kak Sejeong." kata Jieun melemas.

Matanya mulai menghangat, ia mengigit bibir dalamnya tak ingin isakan kecilnya semakin menjadi. Ia tak mau mempermalukan diri sendiri dengan menangis ditengah koridor, walaupun sepi tetap saja masih ada segelintir orang disana.
Jieun segera menghapus air matanya kasar. Tak mengerti, segini saja sudah membuatnya menangis?

LEMAH. cicitnya merutuki diri sendiri.

Jieun mengerjap matanya, menggerakkan kepalanya ke kanan dan kekiri. Ia tidak mau menjadikan ini sebagai masalah besar, ia masih memiliki masalah yang lebih dari ini. Jadi, kenapa gini doang sudah menciut?

Sampai, terdengar suara gesekan antara lantai dan sepatu. Dan memanggil namanya dari kejauhan,

Ah, kenapa sih padahal gue udah ngehindarin dia, dan gak ganggu dia sama Kak Sejeong.

Eh, malah nyamperin gue.

Ibaratkan tuh ya, udah punya berlian tapi malah nyariin sampah kaya gue, kan BEGO.

Jieun mengatur napasnya tenang, mencoba mengendalikan diri. Yang kini, tengah berjalan berdampingan dengan Woojin.

"Dari mana, Ji?" tanya Woojin tenang dengan tatapan lurus melihat jalan.

"Gak dari mana-mana."

"Pasti, lagi nyariin gue kan."

Jieun berdecih kecil, memutar kedua bola matanya malas.

Gak tau apa ya, gue ini tadi nangis gara-gara elo! Enggak sih, bukan nangis. Mata gue cuma berkeringat aja tadi.

"Iya-iya, bercanda Ji. Santuy aja." jelas Woojin.

Jieun tak membalas, ia memilih diam. Woojin pun jadi tak membuka suara, keduanya sama-sama larut akan pikirannya sendiri. Jieun belok kearah kanan koridor, dan membuat Woojin ngernyit,

"GUE IPS, LO IPA. MANGKANYA LIAT JALAN! SEKARANG DAH WAKTUNYA BALIK ALAM MASING-MASING." kata Jieun yang sudah jengah.

Yaiyalah woi, kelas gue belok kanan. sedangkan kelas Woojin belok kiri!!!

Woojin yang baru menyadarinya, jadi kikuk sendiri.

Jieun segera membelokkan diri kearah kanan yang menuju pada kelasnya, namun sebuah tangan menarik lengannya, yang membuat Jieun otomatis berbalik badan.

Jieun terdiam, menatap Woojin penuh dengan tanda tanya.

Apalagi coba?! Makin bikin badmood tau gak!

"Gak diobatin?" tanya Woojin dengan suara seraknya.

Jieun jadi terpaku, tenggorokannya terasa kering seketika.

"A..apanya?" tanya Jieun bingung dan gugup secara bersamaan.

"Ini, lebam di lengan lo,"

"Eungg... Nggak, ngapain juga diobatin," jelas Jieun agak kaku, "lebam biasa kok, kepentok pintu doang, lagian udah gak sakit lagi, biarin gue yang ngobatin sen-"

Omongan Jieun terpotong, karena kini telah ditariknya tangan Jieun menuju UKS. Jieun hanya mengikuti pasrah,

Didalam UKS, Jieun sudah ngerutuk dalam hati, berdehem kecil agar tak terlihat canggung. Karena hanya ada mereka berdua didalam UKS.

Jieun mengadu kecil, saat Woojin mengobati lebam dilengan Jieun.

"Katanya udah gak sakit?" kata Woojin yang jelas menantang gadis yang sedang diobatinya.

"Ya, emang gak-"

"Yaya, pura-pura percaya aja biar seneng."

Jieun yang mendengar itu langsung melengos, berdecak.

Ck, manusia macam apa sih!? Tadi nanya giliran gue udah jawab malah bikin gue makin jengkel.

Tanpa sadar, Woojin telah selesai mengobati lengan Jieun. Sang pria Park itu berdehem, yang membuat Jieun menoleh kearahnya,

"Udah nih, lain kali kalau gak bisa ngobatin luka sendiri, minta bantuan. Bukan malah didiemin."

EH, WAHAI PRIA SIAPA BILANG GUE GAK BISA NGOBATIN LUKA SENDIRI. BERASUMSI SENDIRI TAUNYA!

Jieun langsung beranjak dari UKS, meninggalkan Woojin disana, namun belum beberapa melangkah, tangannya sudah ditarik kembali memasuki area UKS.

"Kenapa sih Ji, kayanya marah mulu gitu sama gue? Gue udah ngobatin luka lo ya, gak ada terima kasihnya sama sekali."

Woojin berdecih, membuat Jieun semakin jengkel. Jieun menghela napas,

"EH EMANG ADA GUE MINTA LO NGOBATIN LUKA GUE, GUE GAK MINTA. LO NYA AJA YANG NYERET GUE KESINI!" jelas Jieun dengan amarahnya.

"Ck, batu."

"EMANG GUE BATU, EMANG KOK! GUE DIKUTUK SAMA EMAKNYA MALIN!"

Mampus lo, ngebangunin macan tidur sih.

Woojin diam, natap mata Jieun lekat. Segeranya Jieun mengalihkan pandangan.

Iya apa-apaan dong? Abis berantem malah jadi natap gue. Kan gak lucu.

"Ji, gue mau ngejelasin sesuatu kemarin. Eh malah ditinggal pergi sama lo, padahal gue cuma mau ijin ke Sejeong."

Jieun mendengus kesal, "Gak bisa sopan lo? Dia kakak kelas lo kali, main panggil nama aja."

"Ngapain juga, kan gue deket sama dia, gak cocok aja gitu kalo manggil pake embel-embel 'Kak'."

Jieun terdiam, hatinya mencelos mendengar perkataan itu,

SEENAKNYA JIDAT BILANG DEKET? LU GAK TAU DARI TADI GUE NAHAN CEMBURU PEA!

KOK BISA SIH, GUE NAKSIR ORANG SENYEBELIN WOOJIN, KOK BISA GITU LOHHH

TOLONG DONG SESEORANG SIRAM DIA PAKE BENSIN PINGIN GUE BAKAR IDUP-IDUP.

Jieun hanya menatap tajam sang pria Park itu. Sambil mencoba untuk sabar, padahal emosinya sudah mencapai ubun-ubun. Dan Woojin malah cengengesan doang.

GILA YA NIH ANAK :( MAKIN JENGKEL GUE.




SENANGNYA AKU BISA APDET LAGI, SUMPAH SIH DARI KEMAREN OTAK TUH STUCK BANGET:( INI JUGA NYOBA DULU NULIS EH UNTUNG BISAA, JADI SENANG!!!! ❤❤

TINGGALKAN JEJAK, OKE?🙏

TBC.

Heal Me | Park WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang