realize it

266 48 9
                                        

Now playing: Finding Hope - 3:00 AM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing: Finding Hope - 3:00 AM.
kane banget si lagunya, harus baca sambil dengerin lagu ini ya biar feelnya dapet. langsung click mulmed atau gak download dulu gih, tambahin ke playlist kalian.

Vommentnya jangan lupa. Xoxo! ❤


***

00:00

"Kak, kak! Disamperin noh." Menyenggol kakaknya yang terfokus pada arah lain.

Tiba-tiba Woojin sudah berada didepan Jieun, sontak Jieun membuang muka tidak ingin melihat sosok yang didepannya itu.

"Liatin gue mulu dari tadi, giliran disamperin malah buang muka, ck." Woojin berdecak kesal.

"Ngapain sih Jin? Udah sana, kasian noh cewek lu nungguin, gak punya hati banget!"

Woojin menghelas napas kasar.

"Gak bisa ya lo gak badmood sehari aja?"

"Gak bisa! Lo penyebab gue badmood! Gak tau kenapa gue benci lo, lo selalu bikin gue kesel Jin, lo tuh aneh kadang baik kadang jahat sama gue apalagi tiba tiba lo bisa baperin gue, lo tuh orang ter-aneh yang pernah gue temuin tau gak!" Teriak Jieun.

Woojin hanya bisa membelalak matanya mendengar perkataan itu, memang Jieun pemarah tapi marahnya kali ini beda. namun tetap, yang namanya Park Woojin selalu santai menghadapi setiap keadaan, dan berkata,

"Haha, teriak teriak bilang lo benci gue, tapi lo seakan akan tau semua tentang gue. Lo nyadar gak sih? Lo ngebenci gue tapi lo juga yang tau segalanya tentang sifat gue." Kata Woojin dengan tenangnya.

Jieun tertegun lalu meneguk salivanya, Jieun bahkan tau semua sifat Woojin, seakan akan Woojin menjadi bagian terpenting didalam hidupnya.

Dongjoon yang sedari tadi hanya menonton pertengkaran mereka, ikut geleng geleng karena tak mengerti jalan pikiran mereka berdua.

"Kita adalah dua makhluk asing, yang saling mengenal satu sama lain."

"Lagian, gue kesini cuma mau jelasin sesuatu kok, ikut gue sebentar yuk." Kata Woojin menarik lengan Jieun.

"Aawww, jangan pegang lengan gue!"

Mendengar itu, sontak Woojin melepaskannya, dan melihat lengan itu,

"Sakit? Ini kenapa kok lebam Ji?"

"Gak papa kok,"

"Gak lo obatin? Ntar makin parah gimana?  Gue ijin Sejeong dulu ya, abis itu gue obatin ini."

Kok rasanya aneh, atau emang bener Woojin pacarnya Kak Sejeong? 

Jieun menghela napas gusar melihat punggung Woojin yang menjauh dari hadapannya hanya untuk meminta ijin dari seorang perempuan diseberang sana.

"Tukan gue bilang apa! Dia tuh aneh, ngebaperin gue padahal udah punya cewek, brengsek!" Jieun memegang dadanya yang dirasa pilu.

Jieun memutar balik badannya, berlari kearah Dongjoon yang sedari tadi menunggunya, Jieun jadi tidak enak.

"Dek, pulang aja yuk, cepet. Males gue!"

"Kalo sama Kak Woojin aja, adeknya dilupain."

"Iya, maaf dek. Udah jangan banyak bacot, ayo pulang."  Jieun menaiki jok itu, dan meninggalkan Woojin tanpa memberitahunya.

Jieun tak bisa tidur karena masih memikirkan seseorang yang selalu menghantui pikiran Jieun, ya orang itu Park Woojin. Tak biasanya Jieun seperti ini padahal jam telah menunjukkan jika ini sudah larut malam, ah! Ia semakin tak mengerti tentang perasaannya saat ini.

Ia membenci Woojin, namun ada rasa tak suka dihatinya saat melihat Woojin dengan perempuan lain.

Dan lagi, ia masih belum bisa menerima fakta jika Woojin sudah memiliki teman hidup. Walaupun itu hanya prediksi saja, namun tak menutup kemungkinan jika kita lihat perlakuan Woojin terhadap perempuan itu.

"Aku membencinya, namun aku juga tak bisa mengelak jika aku mencintainya. Hati, tolong jangan salah pilih. Aku tak ingin sakit lagi."

Jieun menyadari semua itu perlahan, tentang rasa bencinya yang menjadi rasa cinta, tentang seseorang yang akhir akhir ini menjadi objek penting dihatinya.

"Mari kita mulai, lihat sampai mana aku akan tersakiti dengan cinta sendiri ini?"

Jieun menghela napas kasar, semoga ini menjadi awal dan akhir yang baik untuk memulai cintanya. 

Aku membencimu, aku juga membutuhkanmu untuk menjadi bagian utuh didalam hatiku. Lalu mengatakan "kau perempuan spesialku."
Hingga membuatku lupa jika itu hanya anganku.
Dan, aku tahu. Kau tidak akan pernah mewujudkan itu.
Aku mencintaimu, selalu.

— Park Jieun

❝Cinta yang berhasil tumbuh melewati setiap keping kebencian itu.❞

Heal Me | Park WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang