Matahari telah terbit dari ufuk timur, membuat semua orang untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. Ada yang sekolah, bekerja, dan lain-lain. Jalanan mulai ramai dengan adanya kendaraan yang telah memadatti sehingga menimbulkan kemacetan. Suara klakson motor dan mobil saling bersahutan satu sama lain. Mereka semua ingin segera sampai ke tempat mereka melakukan aktivitas. Tapi, yah begitulah manusia kadang tidak sabar.
Elisa Salsabila atau Lisa. Lisa berdecak kesal ketika gerbang SMA CEMPAKA JAKARTA sudah di tutup, padahal ia hanya terlambat lima menit. Lisa melihat ada beberapa siswa-siswi yang juga terlambat. Lisa menghela nafas, terdengar suara pembacaan doa mulai melantun bertanda KBM akan segera di mulai. Seorang guru yang ia ketahui bernama Buk Dian membuka gerbang dan memberi hukuman untuk mengambil sampah yang berada di lapangan dan selokan.
Setelah menyelesaikan hukummannya, Lisa langsung menuju kelas dan melihat sudah ada Buk Budi as PKN sedang mengabsen. Lisa mengetuk pintu dan minta maaf kepada Buk Budi karena terlambat. Semua siswa-siswi yang berada di kelas menatap Lisa dengan pandangan heran, mereka berpikir tidak biasanya seorang Elisa Salsabila terlambat, tapi namanya juga manusia, pasti pernah untuk terlambat. Buk Budi memaafkannya dan menyuruhnya ke tempat duduknya. Lisa langsung duduk dan membuka tasnya mengambil buku PKN tanpa menoleh ke arah teman-temannya yang memandangnya heran.
Tring!Tring!
Bel istirahat telah dibunyikan, semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk menuju ke kantin. Berbeda dengan Lisa yang masih menyibukkan diri dengan catatannya. Tiba-tiba datanglah seorang perempuan yang duduk disebelahnya. Lisa menyadari kalau itu adalah Kania Vallery; sahabat perjuangannya dari SD. Tapi, Lisa lebih memilih mengabaikannya."Tutup buku lo! Dan makan ini!" Kania langsung menutup bukunya dan menyerahkan makanan yang telah ia beli khusus untuk Lisa.
"Apa sih, balikkin nggak." Lisa berusaha mengambil bukunya, sampai akhirnya ia lelah sendiri dan mulai menuruti perkataan Kania untuk makan. Karena, perutnya sudah tidak tahan lagi untuk diisi.
"Lo tuh kenapa sih jadi pendiem kayak gini?" Tanya Kania dengan pandangan heran.
Lisa hanya menghendikkan bahunya, ia lebih menikmati makanannya daripada menjawab pertanyaan dari Kania yang akan tambah merusak MOODnya hari ini.
"Oke, kalau lo gak mau cerita tapi yang harus lo tau. Gue bakal selalu ada buat lo. Gue tunggu ceritanya." Kania menepuk bahu Lisa dan beranjak pergi keluar kelas.
Lisa hanya diam dan mencerna ucapan dari Kania. "Sorry, Kan, buat kali ini gue gak bakal cerita." Lisa bergumama lirih.
***
Dua jam terakhir kelas XI.Ipa.2, kelasnya Lisa tidak ada guru, dikarenakan berhalangan hadir. Walaupun tidak ada guru semua siswa-siswinya mengerjaikan tugas yang diberikan guru piket. Semula suasana kelas hening mendadak jadi ramai ketika anggota OSIS memasuki kelas mereka dan memberitahukan lomba yang akan diadakan pada tanggal 17 agustus dan setiap kelas harus mengikuti lomba tersebut.
"LISAAA, ada lomba tarik tambang nih, pas banget sama badan lo yang gede." Andri menyeletuk, membuat semua orang menertawakan Lisa.
Lisa langsung memandang Andri dengan tatapan tajam.
"Udah-udah. Besok daftar nama pesertanya kumpul di Kak Rena. Kalau gitu kami akhiri Wassalammu'alaykum wr.wb." ujar Raka as Ketua OSIS mengakhiri.
"Wa'alaykumsalam wr.wb."
Setelah anggota OSIS pergi meninggalkan kelas XI.Ipa.2. Teman-teman Lisa langsung mengerebungi Eki as Ketua Kelas untuk menduskusikan siapa aja yang ikut lomba. Lisa tidak memusingkan teman-temannya menaruhnya di lomba tarik tambang karena dari tahun ke tahun dia selalu berada di lomba tarik tambang.
YOU ARE READING
LISA
Teen FictionSahabat atau Cinta? 3 kata 15 huruf. Sebuah pilihan yang sulit. Elisa Salsabila atau Lisa panggilan akrabnya, merasakan hal tersebut. Ketika sahabat kecilnya, Kania Valleri menyukai orang yang sama dengannya. Membuat semuanya jadi sulit. Di satu si...