Seven :: Chika si mulut cabe 🌟

62 16 3
                                    

Perlombaan 17 Agustus telah dilaksanakan, 11 Ipa 2 tidak memenangkan perlombaan satupun. Babak final tarik tambang, Lisa tidak dapat hadir dikarenakan demam yang tinggi. Sungguh hari itu ingin rasanya berlari keluar dari kamarnya menuju sekolah, tetapi sayangnya tidak bisa, kepalanya sungguh susah untuk diangkat, terasa pusing yang luar biasa. Di perlombaan lain pun juga begitu, mereka gagal di babak final. Tapi, teman - teman kelasnya tidak memusingkan akan kekalahannya, yang penting kekompakan, kebersamaan, dan keseruannya yang utama.

Hari demi hari terus berjalan, hubungan Lisa, Raka, dan Kania masih disitu - situ aja; cinta segitiga? Ntahlah. Mereka bertiga sering menghabiskan waktu pekannya untuk berkumpul di rumah Lisa dengan alasan; dirumah Lisa banyak makanan, jadi enak untuk didatangi, Lisa yang mendegar itu hanya mengeleng kepala saja. Ketika mereka berkumpul, tidak lepas yang namanya berantem apalagi antara lisa dan Raka, ada saja yang mereka ributkan. Jika mereka sedang quality time seperti itu jangan harap ada yang main handphone. kalau kata Raka, "Kapan lagi bisa ngumpul kayak gini, tahun depan kemungkinan buat ngumpul tu pasti jarang banget. Jadi, sebaiknya kita ngobrol sharing cerita yang bermanfaat, main game, cooking time, pokoknya segala hal yang positif harus kita lakuin. Dan, selama itu tidak boleh sekalipun memegang handphone, kecuali jika ada sesuatu yang mendesak." Lisa dan Kania yang mendengar itu mengangguk setuju.
Jikalaupun mereka ingin berfoto, mereka lebih suka pakai polaraid punya Kania atau kamera Canon punya Raka.

Sungguh mengasikkan jika mempunyai sahabat yang bisa melupakan benda persegi tersebut.

***

Seminggu ini Ujian Kenaikan Kelas Semester II telah dilakasanakan. Membuat Lisa, Raka, dan Kania jarang bertemu. Sekalinya bertemu itu kebetulan. Hari ini terakhir UAS, mereka sudah membuat janji selepas UAS berkumpul di rumah Kania. Sebenarnya, Lisa malas keluar rumah hari ini, inginnya habis UAS menikmati tidurnya yang panjang. Tapi, apa boleh buat dia paling sering tidak ikut ketika mereka bertiga kumpul di rumah Kania, dengan alasan dia malas keluar rumah. Ya begitulah Lisa, pemalas.

"Bun, anterin ke rumah Kania dong?" Lisa menghampiri Tania yang sedang membuat kue pesanan tetangga sebelah untuk acara lamaran anaknya.

"Naik ojol aja yah, Bunda lagi sibuk, dek," Ujar Tania memberi tahu. "Kenapa gak bareng Raka aja?"

"Raka kan tadi pulang bareng sama Kania, jadi yah dia duluan disana." Jelas Lisa sambil mencomot kue yang sebagian sudah jadi.

Tania menggeplak tangganya dan dibalas cengiran Lisa.

Lisa mengambil hanphone dan membuka aplikasi ojol segera ia memesan.

5 menit kemudian. Pesanan ojolnya tiba, segera ia pamit kepada Tania.

"Assalammu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam, hati - hati."

"Iya.."

***

Lisa sampai di rumah Kania, terlihat ada dua motor dengan warna berbeda terpakir di halaman rumah Kania. Gadis itu mengeryit bingung, dia tau yang hitam pasti motor Raka, tapi yang putih punya siapa? Segera ia masuk ke rumah Kania.

"Assalammu'alaikum.."

"Wa'alaikumsalam.."

"Eh, udah datang, gabung sama mereka yuk?" Ajak Kania membawa Lisa ke ruang keluarganya, yang ternyata sudah ada Raka, Tama, dan Icha.

"Kok ada Tama sama Chika?" Tanya Lisa heran.

"Sorry, Lis. Kemungkinan kumpul kita sedikit terganggu. Sebenarnya, Raka sama gue masih ada perkerjaan. Kita mau buat proposal pengajuan ke kepsek untuk pramuka SMA kita, supaya bisa ikut lomba ke SMA N 3, kita ngajak Tama sama Chika, karena mereka juga bersangkutan." Jelas Kania yang membuat Lisa menghela nafas kesal.

LISAWhere stories live. Discover now