HAPPY READING!!
#sorrytypo***
Raka mengerutkan keningnya ketika Lisa tersenyum tidak jelas. Padahal disekitarnta tidak ada yang lucu, orang - orang aja menikmati hidangannya masing. Kumat nih anak, pikirnya. Raka menggelengkan kepalanya dan menyentil dahi Lisa, membuat gadis yang tersenyum tidak jelas menjerit kesakitan.
"Sorry. Lo masih marah sama gue? Gue tu bingung lo marahnya kenapa?" Ucap Raka yang masih tidak peka akan kesalahannya.
Gue marah karena lo bentak gue. Batin Lisa menjerit.
Gadis itu menghembuskan nafas pelas, "lo masih gak tau juga?"
Raka menggeleng.
"Gue tu gak suka dibentak, Rak. Kejadian hari minggu kemarin tu buat gua marah banget sama lo. Lo tu mikir gak sih, cewek pms tu mudah sensitive.."
Biarin deh dibilangin childish, terserah yang penting gue mau ngeluarin unek - unek yang ada dalam hati gue. Lisa membatin.
"Dan lo, dengan tidak pekanya seperti orang bego yang gak punya salah. apalagi pakek nyuruh Kania gak usah temanan sama gue, dih. Kayak, Kania mau aja." Lisa mengambil hot chocolate nya, ia merasa tenggorokkan kering ketika sudah berbicara panjang lebar yang padahal tidak panjang - panjang amat.
"Sudah?" Ucap Raka memperhatikan gadis tersebut yang tengah minum.
Sontak mata gadis tersebut membulat, "tanggepan lo gitu doang? Lo emang bener - bener yah!!" Segera ia berdiri, tapi ditahan Raka dengan menyuruhnya duduk kembali.
Raka menghela nafas, "emosi lo kurangin, cepet tua ntar. Kan bahaya jadinya." Lisa memutar bolanya malas.
"Sorry.. waktu itu gue emang emosi banget, gue tu bingung beberapa hari itu lo marah terus sama gue dan gue gak tau sebabnya apa." Raka menjelaskan dengan tenang.
Ya kali juga, gue mau ngasih tau lo, kalau gue cemburu sama Kania. Malu coy harga diri gue.
Raka melanjutkan, "gue harap kita deket lagi kayak dulu, anggap aja masalah kemarin bumbu dari persahabatan."
Bumbu? Preettt. Bumbu sayur Asem kali ah.
Lisa sebenarnya sudah tidak tahan dengan jadi pendiem dan cuek bebek kayak gini.
"Okee, lupakan yang kemarin." Lisa mengangguk mengerti.
Tidak semudah membalikan telapak tangan untuk membuat semua menjadi normal kembali, rasa canggung terus menjalar di diri mereka masing - masing. Tapi, bukan Lisa namanya, kalau tidak bisa mencairkan suasana. Mulai dari mengetuk - ngetuk gelas dengan sendok yang menimbulkan suara yang cukup keras, menendang kaki Raka yang entah tujuannya apa sebaliknya juga begitu, yang kemudian menimbulkan perdebatan kecil yang akhirnya menghilangkan rasa canggung malah berakhir dengan penuh canda tawa.
07.30pm. Tidak terasa mereka menghabiskan waktu di Cafe Amor sudah satu setengah jam lebih, Raka dan Lisa beranjak keluar setelah membayar minuman yang mereka pesan.
Ternyata Hujan masih membasahi bumi, walau hanya gerimis. Gadis itu berdiri dengan gelisah, ia berfikir pulang sama siapa ia sekarang? Sama Raka? Gadis itu menggeleng. Lisa mengambil handphone nya dan membuka aplikasi ojol, tetapi sudah keduluan Raka yang merebut handphone nya dan memasukkan kedalam kantong celananya.
YOU ARE READING
LISA
Ficção AdolescenteSahabat atau Cinta? 3 kata 15 huruf. Sebuah pilihan yang sulit. Elisa Salsabila atau Lisa panggilan akrabnya, merasakan hal tersebut. Ketika sahabat kecilnya, Kania Valleri menyukai orang yang sama dengannya. Membuat semuanya jadi sulit. Di satu si...