"Rindu boleh" Farrel terkejut mendengar apa kata dari Netta untuk nya.
"Hah apaan sih Net" Farrel mencoba biasa saja, padahak hati nya sangat ingin berkata 'iyaa aku juga rindu'.
"Rel, plis gua rindu sama lu" Netta melihat Farrel dengan tatapan yang sangat ingin di balas rindu nya. Farrel melihat Netta dan tersenyum.
"Gua juga rindu net" Farrel mengacak-acak rambut Netta.
"Woyyyyyy lo pada ngapaim berdua???" si Varo datang dan membuat Farrel terkejut.
"Kaga kaga" Farrel kembali fokus pada pekerjaan nya.
"Netta sana siapin makan siang" pinta Varo.
"Iya var" Netta melihat Farrel sebentar, lalu pergi.
"Ngapain lu rel sama netta?" Varo menanyakan itu ya tentu saja Farrel hanya diam. "Lo budeg ha?"
"Kaga ngapa ngapa in, udah ah mau kedepan kasian bulan" Farrel meninggalkan Varo, Varo hanya bingung melihat sosok Farrel.
"BANGGGGG" sesosok adik kelas perempuan memanggil Farrel, semua terpaku pada sosok ini.
"Hy sweety" Farrel mencium kening nya, semua nya berteriak tidak ikhlas.
"Bang udah makan?" Tanya perempuan itu, Farrel hany mengangguk.
"Hai alana" Varo menyapa gadis perempuan yang bernama Alana ini.
Tentang Alana, dia adik terakhir dari Farrel hanya beda 1 tahun, sangat manja dan Farrel sangat sayang padanya. Tak banyak yang tau tentang Alana tapi dia tokoh sukses seorang Farrel.
"Ih kok dia bisa di cium sama ka Farrel sih" salah satu murid baru berbisik.
"Iya kok bisa sih ishh"
"kayak nya pacar nya deh"
"masa sih ah potek potek"Begitulah percakapan anak murid baru, Varo hanya tertawa meihat mereka membicarakan Farrel dan Alana.
"Udah sana Alana, abang mau kerja lagi" Farrel mengacak-acak rambut Alana.
"Ih abang susah tau, iya da abang" Alana pergi dari hadapan Farrel.
"Ade lu di sangka pacar lu sama anak baru" Varo ketawa, Farrel juga.
"Apa lo bedua tawa tawa ae" Bulan sewot melihat mereka.
"Hiri aja lu bambang" sahut Varo terlihat muka kesal Bulan.
"Iiih kesel gua sama lu var pen gua remek-remek tu muka" mungkin sekarang Bulan sedang PMS.
Farrel hanya tertawa melihat kelakuhan sahabat nya yang emang gak waras.
"BULANNNNNNN" Piyo datang bersama Ryza, Varo melihat Ryza yang gak pernah berubah sejak dulu, pendiam cuek dingin.
"Berisik lo bencong" Varo teriak ditelinga piyo reflek memukul Varo.
"Ih anjirtt lo, gausah teriak sik kuping guwe" Piyo ngomel, Ryza hanya tertawa kecil. "Ni Ryz mantan lo kaya bala kelakuan nya" Ryza menatap Varo.
"Apa" Varo menatap Ryza balik.
"Gapapa" Ryza membenarkan kerah Varo. "Dari dulu gak pernah berubah baju mu gak pernah di benerin" Varo tersenyum.
"Aduhhh bau bau clbk nichhh" Piyo mengejek Ryza dan Varo.
"Iya nih balikan nih aduhh" Bulan ikut-ikut an.
Ryza ketawa, Varo juga.
"Hai Piyoo Ryzaa" Netta membawa bungkusan makanan untuk siswa baru.
"Hai nettaa"
"Lu pada udah makan?" Netta ngeluarin nasi kotak.
"Bagi dulu ke siswa baru net" ucap Varo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SatuBiru
Teen FictionSebuah cerita klasik ber irama romansa.. memperbanyak kisah dan konflik yang tersisa.. mengangkat sebuah kisah yang tak pernah nyata.. menjadi sebuah bayangan yang hanya sekejap.. mencari sebuah rasa aman dan rasa bahagia.. namun kadang timbul nya s...