Chapter 3

74 10 1
                                    

"Bisa gua punya mata" ternyata itu farrel mantan kekasih nya.

Netta menatap nya kesal, dan langsung pergi dari hadapan nya di ikuti teman-teman nya.

"Kaya nya mereka emang bener-bener udah saling ngelupain can" Ucap sasa melihat farrel yang berjalan menuju aula.

"Gua yakin mereka gengsi buat ungkapin rasa" Cania mulai menerka-nerka.

"Uhm.. Tapi can gua liat-liat farrel kaya nya benci banget sama netta mungkin karna masalah dia sama alvar dulu ya?" kini cania mulai mengingat kejadian itu.

"Gua yakin alvar emang dalang di balik hubungan mereka sa" Sasa menatap cania dengan bingung.

"Dalang maksd lo?"

"Iya dalang sejenis pho gitu sa, lu bayangin deh inget gak waktu farrel jalan sama netta berdua yang kita ketemu di cafe dan kita juga ketemu alvar bahkan waktu itu farrel di kacangin sama netta" Cania membuat sasa berfikir.

"Ah iyaa can itu, iya juga sih tapi kok si netta mau aja sama si alvar ya padahal dia itu kasar banget sama cewe" Cania hanya menggidikan bahu.

----- -----

Suasan sekolah masih ramai karna MOS varo dan farrel mulai sibuk dengan MOS untuk besok, Farrel yang sibuk dengan gadget nya mulai bosan dengan itu.

"Cabut yok var" Farrel membawa tas dan keluar dari ruangan osis.

"Mau kemana lo woy" Varo pun ikut dengan farrel, entah varo bingung melihat tingkah teman nya ini.

"Udah ikut aja" Farrel memundurkan kendaraan nya yang dia sebut carla, dan varo yang memundurkan kendaraan nya yang dia sebut bleki.

"Lo mau balap? Anjir rel lu gak bisa balap carla turun mesin" Ucap varo yang di campur dengan angin jalanan, namun farrel hanya diam dan fokus kepada jalanan. "sinting" keluh varo.

Sementara di sekolah..

"lah bocah dua kemana yak" bulan menelusuri setiap sisi ruang osis. "e lah kemana tu dua bocah".

"kenapa lan? Bingung banget keliatan nya" Arnetta datang sambil minum teh es.

"Gak gua cari farrel sama varo kok gak ada ya?" Bulan duduk di sofa ruang osis nya, memang ruang osis ini sangat luas sekali dan furniture yang seperti basecamp pribadi.

"Kek nya mereka cabut deh bulan, paling sifarrel ke makam ayah nya" Arnetta duduk dan menyandar kan badan ke sofa.

"Tau amat lu kek nya setiap hari ya lu ajak ke makam ayah nya?" Arnetta hanya mengangguk dengan pertanyaan bulan, jujur arnetta merindukan sosok farrel yang sangat mencintai mya dulu.

"Dulu gua selalu aja bolos sama dia buat ke makam ayah nya, abis itu kita makan mie ayam di jalan sudirman" Arnetta mengehal nafas nya. "Jujur gua rindu dia bulan bahkan gua masih sayang sama dia".

"Nyesel kan lu, udah gua bilang net, lu bakal ngerasa kehilangan banget kalo lu udah jauh dari farrel" Arnetta mulai berfikir tentang kata bulan tadi.

"Tapi bulan, gua gak mungkin ninggalin alvaro" Arnetta menatap bulan lirih tatapan nya sungguh sakit di mata bulan, bulan menangkup pipi arnetta.

"Neta, lu cewe yang kuat jangan pernah berperang sama perasaan lu sendiri plis, lu kalo masih sayang bilang ke farrel dia gak bakal marah bahkan dia bakal bilang kalau dia juga sayang sama lu." Bulan mengusap air mata di pipi netta yang entah dari kapan turun nya.

Arnetta hanya mengangguk dan mengambil handphone dari saku nya, arnetta mulai mengetik pesan untuk farrel.

"Gua rasa kalo lewat line gak asik deh net" Bulan menyandarkan badan nya.

"Dih kampret lu banyak mau nya deh"Arnetta yang tampak kesal dengan bulan.

"Dih hahahahahahha" Bulan hanya tertawa melihat ekspresi teman nya.

-------- -------

"Syakirr" Sasa memainkan rambut syakira dari belakang.

"Apa sa" Syakira hanya menengok kebelakang dengan muka bantal nya.

"Lu tau gak sih tadi gua ketemu farrel ulala unch muka nya keren bangett" Sasa berusaha mebuat syakira hiri dengan nya.

"Ulalal badai apaan muka farrel yang songong gt" Cania menyahut dari kursi nya." Gantengan juga varo" Cania tersenyum dalam hati.

"Heleh, bacod kalian cantikan juga justin bieber kemana mana" Ica membalikan badan nya melihat ketiga teman nya yang beradu mulut.

"Gak lahh cantikan bapak aku kemana- mana" Adara ikut nimbrung diantara mereka.

"Diehhhh bapak gua juga ganteng keleusss" Sasa tertawa mendenger ucapan syakira.

"Yailah lu pada, eh syakira minggu depan ada konser payung teduh tau" Sasa mengambil i-phone nya dan menunjukan info.

"Nonton kuyy lahh" Ajak ica pada teman-teman nya.

"Beneran sa?payung teduh? Aku bayar deh tiket nya kita ambil VIP" Ucap adara yang semakin membuat teman-teman nya antusias.

"Weh beneran dar?" Tanya ica memastikan, adara hanya mengangguk dengan senyuman manis nya.

"YESSS WOHOOOOO NONTON PAYUNG TEDUH GERATISS" Sasa,cania dan ica berjoget ria, syakira hanya tertawa melihat tiga teman nya yang di ambang ke idiotan.

--------- ---------

14.50

"Pah apa kabar? Sehat disana ya pah, farrel rindu papah, alana juga mamah apalagi pah sekarang vidri udah sukses pah, cita cita papah yang pengen ka vidri jadi pramugari tercapai, alana udah gede pah udah kelas 1 SMA dan di SMA farrel pah, oiya pah farrel sama varo pah anak nya om ilham yang pernah nanganin papah waktu sakit, inget pah" Farrel mengusap batu nisan yang bertulis nama ayah nya.

"rel pulang ayuk ini udah jam 2 kasian bulan sama arnetta" Varo melihat jam tangan nya.

"Farrel sekolah dulu ya pa, sehat-sehat di sana ya pa" Farrel bangkit beridiri.

Farrel dan Varo pun kembali ke sekolah sudah terlihat diaana wajah sangar bulan yang menanti mereka bagai santapan makanan siang.

"Ye mampus singa mehadang kita rel" bisik Varo ke telinga Farrel, yang membuat Farrel tertawa kecil.

"Udah gakpape paling di omelin doang, santai aja" Farrel berjalan dengan santai sedangkan Varo berjalan di belakang Farrel.

"Kemana aja lo berdua Hah!"Bentak Bulan sambil menaruh kedua tangan nya di pinggang.

"Ke hatii muuu" Farrel masuk kedalam aula dan melalui Bulan, sungguh Farrel sangat berani.

"Heh lo dari mana aja hah" Bulan menarik baju Varo.

"Abis dari makam papah nya Farrel bulan" Jawab Varo sediki gugup.

"Kirain lu berdua bolos" Bulan melepaskan Varo dan bejalan ke arah anak-anak yang lain.

"Ngapain juga bolos, faedah e ape" sanggah Farrel judes kepada Bulan.

"Santai sih rel gua gak ngegas" Bulan membalas Farrel.

"Bisa gak lu berdua gausah ribut? ini lagi Mos bukan lomba Karate" Varo menengahi mereka.

"Dia yang duluan nyolot dari tadi, dasar cewe" Farrel berjalan menuju panggung.

"Shit" decak bulan kesal.

"Hadehh lama-lama gua kawininu bedua biar mantep dan clop" Varo menggeleng melihat tingkah sahabat nya itu.

"Farrel.." Netta memanggil Farrel penuh ragu dan takut, Farrel hanya menengok dengan tatapan bingung.

"Hmm" Farrel hanya berdehem kepadanya.

"Rindu boleh rel?"

DEG!!

BERSAMBUNG...

HAHAHAHA SORRY BUAT PENASARAN CIAHHH JANGAN KESEL YAA, MAAF KALO NEXT NYA LAMA KARENA MIMIN SEDANG SIBUK. MAKASIH —ALL MEMB RPWT

SatuBiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang