6. Everyone Needs a Restart

49 11 6
                                    

SEONGWOO'S POV

Semakin aku melihatnya dari dekat seperti ini, semakin besar keinginanku untuk tidak akan pernah melepaskannya lagi. Aku benar-benar akan melakukan apapun untuk bisa menebus rasa bersalahku kepada gadisku yang sekarang sedang duduk di hadapan jisung hyung. Aku sama sekali tidak pernah melepaskan pandanganku pada Jungha sejak dia tertawa di depan Jaehwan tadi, untung saja Jungha adalah orang pertama pada sesi 2 fansigning ini, jadi aku bisa dengan leluasa melihatnya tanpa harus membagi perhatianku dengan peserta fansigning. Sesekali Jungha melihatku, tapi belum sempat aku tersenyum, dia sudah mengalihkan pandangannya dariku. Mungkin dia gugup karena akan bertemu denganku. Tak lama berselang, dia sudah duduk tepat dihadapanku, untung saja akal sehatku masih bisa memegang kendali, jika tidak, mungkin sekarang badan Jungha sudah berada dalam pelukanku.

"Lee Jungha? Kau benar junghaku kan?" Pertanyaanku yang tiba-tiba sepertinya cukup ampuh untuk menarik perhatiannya, dia akhirnya mendongakkan kepalanya dan menatapku, hanya menatapku, tanpa menjawab.

"Lee Jungha? Kau datang kesini untuk menepati janjimu kan? Kau tidak tau betapa senangnya aku melihatmu berada di barisan peserta fansigning tadi! Apakah kau tidak merindukanku? Aku sangat merindukanmu ! Rasanya aku ingin segera.."

"Tolong tanda tangan disini.." jungha tiba tiba menyela kalimat yang bahkan belum selesai aku ucapkan sambil menyodorkan photobook dengan halaman fotoku yang telah terbuka ke arahku, tanpa menatap mataku.

Aku melihat pertanyaan di sticky notes yang menempel di atas fotoku.

"Lee jungha!? Pertanyaan macam apa yang kau tulis disini? Masih perlukah aku jawab setelah dengan jelas aku katakan bahwa aku merindukanmu? Mana mungkin aku melupa.."

"Tanda tangan.." lee jungha kembali menyelaku, dengan suara yang lebih pelan dengan tetap menundukkan kepalanya

"Aey~~, apakah kau takut diserang wannables jika mereka tau bahwa gadis secantik kau adalah sahabat yang paling dekat denganku? Tenang saja.."

"Tolong.. cepat.. tanda tangan.." dadaku tiba tiba terasa nyeri, nyeri sekali. Jungha menyela kalimatku lagi dengan suara bergetar, jungha menangis..
gadisku menangis.. tepat di depan mataku...

"Jungha...? Kau? Kau menangis?" Pertanyaan bodoh! Umpatku dalam hati.
Aku baru saja akan berusaha meraih dagu jungha agar dia mendongakkan kepalanya ketika tiba tiba petugas fansign menyuruh Jungha untuk pergi karena waktunya sudah habis. Aku baru saja ingin memprotes petugas tersebut tentang waktu ketika saat itu juga jungha berdiri, dan pergi...

"Seongwoo oppa! Kau sangat tampan~~!!" Entah datang darimana, tiba tiba saja sudah ada fans lain yang duduk di depanku, aku merasa menjadi laki-laki yang sangat tidak berguna. Gadisku hanya berjarak 6 meter dariku dan aku sama sekali tidak bisa mengejarnya? Aku malah duduk disini memberikan tawa dan senyum pada orang lain? Pathetic...

Tiba-tiba saja aku tersadar betapa bodoh dan menjijikkannya aku. Gadis yang selama ini aku rindukan baru saja berada tepat persis didepanku, tapi aku sama sekali tidak melakukan apa apa. Satu-satunya gadis yang selalu aku ingat senyumannya baru saja menangis tepat didepan mataku, tapi mengusap air matanya pun aku tidak bisa, dan yang paling membuatku mual terhadap diriku sendiri adalah, gadis yang telah aku ingkari janjinya baru saja datang untuk menepati janjinya, sedangkan aku? Sekedar mengucapkan kata maaf saja tidak sempat aku lakukan.

Ong Seongwoo bodoh!

______________________

LEE JUNGHA'S POV

"......, kau benar junghaku kan?" Seongwoo tiba-tiba saja menambahkan kata imbuhan yang menunjukkan kepemilikan dibelakang namaku, dijarak sedekat ini, apakah masih mungkin jika aku salah dengar? Aku menatap matanya, tatapan matanya persis sama seperti yang aku ingat. Tak ingin lebih jauh membebani jantungku yang detaknya lebih keras, aku buru-buru menundukkan kepalaku.

"Lee Jungha? Kau datang kesini untuk menepati janjimu kan? Kau tidak tau betapa senangnya aku melihatmu berada di barisan peserta fansigning tadi! Apakah kau tidak merindukanku? Aku sangat merindukanmu ! Rasanya aku ingin segera.."

"Tolong tanda tangan disini.."
Aku menyela kalimat seongwoo sebelum dia sempat melanjutkan kata-katanya, perasaanku menjadi sangat rumit ketika seongwoo mengatakan bahwa dia merindukanku
'rindu katamu? Kau pikir apa yang aku rasakan selama 5 tahun terakhir ini idiot! Menepati janji? Kau masih ingat janjiku? Bagaimana dengan janjimu!?' Aku hanya dapat menggerutu dalam hati, karna kenyataannya, aku bahkan tidak berani menatap matanya, aku bisa merasakan mataku mulai berair, aku tidak sadar bahwa melihatnya sedekat ini setelah sekian lama bisa membuatku sedih.

"Lee jungha!? Pertanyaan macam apa yang kau tulis disini? Masih perlukah aku jawab setelah dengan jelas aku katakan bahwa aku merindukanmu? Mana mungkin aku melupa.."

"Tanda tangan.." aku kembali menghentikan ucapan seongwoo, benar-benar buruk efek mendengar suara lembutnya dari jarak sedekat ini, air mataku sudah mulai penuh, sekali lagi seongwoo berbicara dengan suara indahnya, aku yakin bendungan ini tidak akan kuat menahan volume air mata yang mulai meluap.

"Aey~~, apakah kau takut diserang wannables jika mereka tau bahwa gadis secantik kau adalah sahabat yang paling dekat denganku? Tenang saja.."

"Tolong.. cepat.. tanda tangan.." sekuat tenaga aku berusaha menghentikan seongwoo ditengah air mata yang sudah menetes, siapapun pasti sadar bahwa aku sedang menangis. Aku benar-benar sudah tak sanggup lagi, menatapnya sedekat ini dan mendengar dengan suaranya sendiri bahwa ternyata dia masih mengingatku membuatku benar-benar sedih dan marah.
'Jika ternyata kau masih mengingatku, kenapa kau tidak pernah menghubungiku? Apakah selama ini hanya aku yang selalu menanti tahun baru dengan penuh harap dan menunggumu datang menemuiku?'

"Jungha..? Kau? Kau menangis?"
Aku benar benar tidak tau lagi bagaimana harus menghentikan seongwoo kali ini, jika aku membuka mulutku, isakanku ini akan semakin keras. Untunglah petugas fansign menyelamatkanku, waktuku habis! Tak butuh waktu lama untukku berdiri dan pergi dari panggung fansign, aku segera mengenakan maskerku dan keluar ruangan...
.
.
.
.
Aku mengusap air mataku entah untuk yang keberapa kali, sudah 10 menit sejak aku keluar ruangan fansign itu, namun isakanku tidak juga berhenti. Sangat tidak mungkin jika aku menaiki bis dalam keadaan seperti ini, semua orang pasti akan menatapku dengan pandangan aneh, jadi aku memutuskan untuk menunggu sebentar di halte yang kebetulan sedang sepi.

Nada dering handphoneku memecah lamunanku.

Gongyoo [divisi iklan] - Calling

Lee jungha! Dimana kau!!

Apa? Aku di halte

Kau kira hanya ada 1 halte
Di myeongdong ha?! Cepat
Katakan kau dimana!!
Sepertinya aku akan mati
Jika 15 menit lagi aku tidak
Makan

Halte no.5

Awas saja jika kau tidak ada
Jika aku sampai disana!
________

Tidak sampai 5 menit setelah gongyoo menutup panggilannya, tiba tiba sedan hitam yang sangat aku kenal berhenti tepat didepanku.
Dari kursi kemudi, keluar seorang pria tinggi dengan celana jeans panjang dan hoodie biru tua. Dia berjalan cepat ke arah kursi penumpang dan membukakan pintu.

"Ya~! Cepatlah masuk! Aku sudah sekarat!" Teriak gongyoo padaku.

"Sepertinya kau sudah sangat lapar, tingkah lakumu seperti singa yang seminggu tidak dapat mangsa" ujarku basa-basi sebelum masuk ke mobilnya, aku berusaha bersikap senormal mungkin agar gongyoo tidak tau jika aku baru saja menangis. Setelah menutup pintuku, dia berjalan memutari mobil menuju kursi pengemudi. Baru saja aku akan memakai sabuk pengamanku, tiba-tiba gongyoo melempar sekotak tisu ke arahku.

"Hah? Mwoya?" Tanyaku dengan wajah keheranan.

"Aku malas mengusap air matamu" kata gongyoo santai bersamaan dengan suara mobil yang mulai melaju.

_____

To be continue

Does Love Feels Like This? [Ong Seongwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang