Washington State University, Pullman, Amerika Serikat.
Melodi Audrey, wanita berusia 22 tahun itu kini sedang menunggu seseorang di salah satu bangku yang ada di sekitar kampus.
Sekitar lima belas menit wanita itu menunggu. Akhirnya pria yang ditunggu pun datang dengan atasan berwarna putih juga levis putih ditambah skate berwarna biru yang sangat membuat wanita-wanita terpesona melihatnya.
"Ayo."
"Lama banget sih," gerutu Melodi sambil memasukkan buku ke dalam tasnya.
"Biasa, ngantri di loker. Gue males bawa tas." sahut pria itu.
Pria yang berusia satu tahun lebih tua darinya itu berjalan beriringan dengannya sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
"Hari ini panas banget, gue mau makan es krim." eluh wanita itu sambil menampilkan deretan gigi putihnya.
Pria itu melengos, "Tiap hari juga panas kali,"
"Tapi hari ini lebih panas dari hari yang lainnya, pokoknya gue mau es krim!"
"Gue mau kopi dingin."
Melodi menggelengkan kepalanya, "Enggak! Es krim!"
Pria itu mendecih, "Kopi dingin! Starbuck!"
"Gak!" tegas Melodi.
"Mel-"
"Matthew!"
Pria itu terdiam, ia kalah telak jika Melodi sudah memanggilnya dengan nama panggilan saat ia SMP.
"I lost."
Melihat ekspresi pasrah Liam justru membuat Melodi menahan tawanya, "Kasian banget sih lo! Yaudah deh kopi dingin." ia tertawa sambil berjalan mendahului Liam menuju Starbuck Coffe yang tidak jauh dari kampusnya.
"Dasar! Lo luluh ya liat muka tampan gue?"
Melodi mendecih sambil mempercepat langkahnya.
Sesampainya di kafe, Liam langsung mengambil alih kursi. Memberi intruksi kepada Melodi agar wanita itu yang memesan.
"Damn!" cibir Melodi sambil berjalan menuju antrian panjang.
Saat siang hari seperti ini, banyak kafe yang ramai didatangi orang yang sedang merasakan teriknya panas Matahari.
Terlebih, Starbuck yang dekat dengan kampusnya. Antrian panjang itu didominasi oleh mahasiswa dari kampus yang sama dengannya.
Sambil mengantri, ia membuka ponselnya. Membuka aplikasi pesan, lalu mendengus sebal, "Pasti lagi tidur." ia melirik jam yang melingkar di tangannya yang menunjukkan pukul 2 siang. Itu artinya di Bandung pukul 1 malam.
"Mau pesan apa?"
Melodi mendongak, terkejut karena ia sudah sampai antrian paling depan, kok cepet?
"Espresso Macchiato, Caramel Frappuccino with ice."
"Atas nama?"
"Matthew and Ody."
"Ok, wait."
Melodi bergeser ke arah kasir, menunggu pesanannya.
Seseorang di belakangnya mengerutkan dahi sejak Melodi menyebutkan nama untuk di pesanannya.
"Maaf, nama kamu Ody?" tanyanya yang membuat Melodi menautkan alisnya bingung.
"Iya,"
"Boleh tau siapa nama panjang kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodimas 2
Romance[SEASON 2 dari Melodimas] Perjalanan semasa SMA sudah selesai, bagaimana hubungan Melodi dan Dimas setelah lulus? Akankah mereka sanggup melewati jarak yang sangat jauh? atau justru saling menyerah satu sama lain? Copyright©2018