"Tadinya hari ini gue mau ngajakin jalan, tapi gue ada acara dadakan." kata Dimas dari balik telpon.
Melodi mengangguk, walaupun ia tahu Dimas tak bisa melihatnya, "Gakpapa Dim, gue juga ada acara."
"Syukur deh, acara apa?"
"Perte-"
"Eh Di, nanti dilanjut ya, gue mau berangkat. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." ia menjauhkan ponsel yang sudah terputus sambungannya itu, Dimas sangat terburu-buru kira-kira ada acara apa ya? Ia tampak penasaran, tapi tak ingin mengganggu pria itu untuk saat ini.
"Kamu udah siap?" tanya Reihan sambil mengusap rambut Melodi, "Papah udah nunggu di mobil."
Melodi tersenyum, lalu segera ikut Reihan menuju mobil Papah yang terparkir rapih di garasi.
Makan malam keluarga katanya, jawaban yang dilontarkan Reihan jika Melodi bertanya ada acara apa di malam ini.
Tumben sekali keluarganya makan bersama di luar, sejak kapan? Apa sejak dia pergi ke luar negeri?
Menatap pemandangan di luar dari balik kaca mobil memang sangat asik, memiliki sensasi sendiri baginya.
Tiba-tiba kaca itu diturunkan sedikit, sehingga angin dengan leluasa menyapu wajahnya, "Papah.."
"Angin malam terasa sangat dingin ya?" sahut Papah di balik kemudi.
"Enggak." jawab Melodi sambil memejamkan matanya.
"Di, gimana? Kamu udah dapet bule di sana?" Melodi spontan membuka matanya dan menatap Reihan bingung, pertanyaan apa itu?
Mamah terkekeh mendengarnya, "Maksud Kakak mu ituloh, kamu di sana udah dapet pacar belum?" seolah tau kebingungan di otak Melodi.
Melodi menghela nafas pelan, ia ingin bilang orang yang dicintainya masih orang yang sama dengan nama yang sama seperti dulu masa sekolah menengah atasnya, tapi ia mengurungkan itu.
"Gak tertarik bule, hehehe."
Semua terdiam, tidak ada pertanyaan setelah itu, hanya ada kekehan dari Papah dan suara angin yang masih menari melalui kaca mobil.
Tak lama, mereka telah sampai. Papah memarkirkan mobilnya tepat di depan sebuah restoran yang cukup damai di daerah Jakarta, "Ini restoran mahal ya?" bisik Melodi pada Reihan yang membukakan pintu mobil untuknya.
"Lumayan, hehehe." Reihan terkekeh sambil menutup pintu mobil.
"Sejak kapan gaya hidup keluarga kita berubah Kak? Makan malam di restoran mahal."
"Gak sering kok, ini juga karena ada hal spesial."
Hal spesial? Apa itu? Apa merayakan ulang tahunnya? Ah tidak mungkin, kemarin kan sudah dirayakan.
Ia mengekori keluarganya masuk ke dalam restoran, lalu ikut bergabung di sebuah meja yang sudah ditempati oleh lelaki paruhbaya.
"Selamat malam, sudah menunggu lama ya? Maaf kami terlambat." ujar Papah kepada lelaki itu.
Wajah lelaki itu tak asing, sepertinya ini bukan pertemuan pertamanya dengan lelaki itu.
"Iya tidak masalah, anak saya sedang ke toilet."
Melodi menatap Reihan yang terlihat gugup sambil terus merapihkan tuxedonya.
Ia tersadar bahwa acara makan malam ini terasa sangat formal, karena dirinya juga menggunakan dress berwarna coklat selutut.
"Ah, sudah?" tanya lelaki paruhbaya itu.
"Sudah Yah." seorang wanita menjawab pertanyaan itu.
Seketika Melodi membisu, perlahan ia menegakkan tubuhnya dan menatap sang pemilik suara yang membuatnya bisu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodimas 2
Romance[SEASON 2 dari Melodimas] Perjalanan semasa SMA sudah selesai, bagaimana hubungan Melodi dan Dimas setelah lulus? Akankah mereka sanggup melewati jarak yang sangat jauh? atau justru saling menyerah satu sama lain? Copyright©2018