BAGIAN 5 : Bersyukur

1.1K 65 8
                                    

Sebelum membaca, aku mau kasih tau dulu. Kalo pemeran visual di part 2 ini semuanya ganti ya :)

Budayakan vote sebelum membaca dan komentar sesudah membaca :)

Happy reading ~

•••••

"Dimakan makanannya,"

Melodi mengangguk, "Hm."

"Gak usah dipikirin dulu, nanti kita cari solusinya bareng."

Wanita itu hanya bergumam sambil mengaduk bubur yang ada di hadapannya, "Gak napsu."

"A." Dimas menyodorkan satu sendok bubur kepada Melodi.

Ditatapnya bubur yang ada di sendok itu, ia merapatkan bibirnya, "Gak Dim, gak napsu gue."

"Walaupun gak napsu lo harus paksain, lo belom makan malem, ini udah mau jam 9. Daritadi lo bengong aja, apa masih mikirin?"

Ia mengangguk, "Iya."

"Jangan dipikirin! Gue jadi nyesel kan ngasih tau kalo jadinya gini." eluh Dimas menaruh kembali sendoknya di mangkuk bubur.

"Iya," ucap Melodi menatap lurus mata Dimas, "Lagian malem-malem lo ngajakin makan bubur, apa yang dirasa? Nanti gue gendut makan malem-malem."

"Biarin."

Wanita itu melihat jam yang menempel di dinding dapur apartemennya, "Lo mau ke hotel jam berapa?"

Dimas mengikuti arah pandangan Melodi, "Setengah 10 deh,"

"Besok lo check in jam berapa?"

"Jam 11 siang,"

Melodi menaikkan sebelah alisnya, "Serius? Yah gue masih jam kuliah."

Dimas tersenyum sambil mengacak pelan puncak kepala Melodi, "Ya gakpapa, gue bisa sendiri."

"Tapi gue mau nganterin lo Dim."

"Gak usah Melodi." Dimas menyuap bubur ke dalam mulutnya. "Dimakan."

Walaupun Dimas menyuruhnya untuk tidak memikirkan hal itu, ia tetap saja kepikiran. Apalagi menyangkut soal Reihan, Kakaknya.

"Odi.. Makan plis, ntar lo masuk angin belom makan. Ini udah mau masuk musim dingin."

Bicara soal masuk angin tiba-tiba ia kepikiran soal Liam, sudah dua hari ia tidak melihat keberadaan pria itu.

Ia menoleh, menatap pintu apartemennya. Ingin rasanya menjenguk Liam di apartemennya, tapi di hadapannya masih ada Dimas. Tidak mungkin, Dimas sangat cemburu melihatnya dekat dengan Liam.

"Ngapain liatin pintu bukannya makan?" tanya Dimas.

"Ah, gakpapa." ia menyuap satu sendok bubur ke dalam mulutnya.

"Kok pait ya?" tanya Melodi.

Sontak Dimas langsung menyendok satu sendok bubur dari mangkuk Melodi, lalu menyantapnya.

"Enggak kok." katanya.

"Pait tau," Melodi menyendok bubur yang ada di mangkuk Dimas, lalu menyantapnya. "Punya lo juga pait."

"Enggak Di, jangan alesan deh."

"Apaan sih? Enggak alesan, serius pait ini." ia meneguk satu gelas air mineral yang ada di dekatnya.

"Kok pait juga airnya?" Melodi memuntahkan isi perutnya ke wastafel yang ada di dapur.

Dimas meneguk air yang sama dari yang tadi Melodi minum, "Enggak kok." dia serius? Ini bukannya air yang bisa berubah rasa ya? Tergantung kondisi si peminum. Kalau rasanya normal berarti kondisi si peminum sehat, kalo pahit berarti kondisi si peminum sedang sakit?

Melodimas 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang