BAGIAN 6 : Flawless

619 28 11
                                    

Dimas Alfaris, CEO termuda yang usianya di bawah 30 tahun. Dia tampan, atlet bela diri, pemikiran luas, sangat diidamkan banyak wanita, termasuk semua karyawan wanitanya di kantor, banyak sekali yang berharap bisa dekat dengannya.

"Biasanya di balik laki-laki sukses ada wanita hebat di belakangnya," ujar Diana, salah satu karyawan yang bekerja di kantor Dimas.

Ia sedang berkumpul bersama karyawan wanita yang lain di kantin, karena sudah saatnya jam istirahat.

"Bener, pak Dimas itu sudah berkeluarga belum sih?" pertanyaan Nila membuat yang lain mengerutkan dahi, "Kenapa?"

"Lo kurang update! Pak Dimas itu belum punya istri tapi dia punya pacar, pacarnya kuliah di WSU. Gila keren banget gak? Beasiswa lagi! Huh laki - laki sempurna pasangannya emang wanita sempurna ya?"

Yang lain hanya tertawa melihat keluhan Ella, saat mereka sedang asik mengobrol, keheningan datang, ketika mata mereka tertuju pada sosok pria yang sedari tadi mereka bicarakan.

"Itu siapa?"

Mereka saling menatap satu sama lain, ketika mereka melihat ada seorang wanita yang berjalan beriringan masuk ke dalam kantin bersama Dimas.

"Pacarnya lagi di Amerika kan?"

Ella mengangguk, "Iya!"

"Itu Kakaknya, namanya Lyra."

"Wah gila!! Cantik banget, pas banget ya kalo jalan sampingan sama adiknya yang tampan, hehe."

Mereka mengangguk setuju sambil terus melihat Bosnya itu.

***

Washington State University, Pullman, Amerika Serikat.

"Mel, lo gakpapa yakin?" tanya Liam yang terlihat begitu khawatir.

Melodi menganggukan kepala, "Gue gakpapa Matt,"

Liam menatap Melodi yang terus menggerakan kakinya dan tangannya yang gemetar. Tak tahan, akhirnya ia menyentuh punggung tangan wanita itu, "Astaga! Dingin banget tangan lo!" lalu beralih ke dahi, "Tapi kenapa dahi lo panas? Lo panas dingin ya? Ke Rumah Sakit yuk," Liam menarik lengan Melodi dengan paksa.

"No!" tegas Melodi.

Tanpa pikir panjang Liam langsung menarik Melodi naik ke punggungnya, "Sori Mel."

Melodi tidak memberontak, terlalu lemah baginya untuk memberontak, karena keadaannya saat ini yang sedang mengalami panas dingin.

Liam membawa Melodi ke Rumah Sakit terdekat, "Lo harus dirawat ya."

Wanita itu menarik lengan Liam "Please...  Gue gak mau dirawat"

"Bentar lagi liburan, lo mau pulang ke Indonesia kan? Harus sehat kalo mau pulang."

Mendengar kecemasan Liam, Melodi terdiam.

Dokter menghampiri wanita yang terbaring lemah itu, lalu memeriksanya.

Setelah pemeriksaan selesai, Liam kembali menghampiri Melodi dan bertanya, "Mau gue suruh Michelle ambilin baju lo di Apart gak?"

Melodi menggeleng cepat, "Gak usah, gue gak mau lama-lama di sini."

Liam menganggukkan kepalanya, lalu duduk di kursi yang berada di dekat ranjang Melodi.

"Matt.." panggil Melodi dengan lirih.

Liam bergumam sambil menatap layar ponselnya.

"Thanks ya.."

Pria itu mengangguk, "Hm."

Melodimas 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang