Setelah pulang dari Starbuck Coffe, Liam mengantar Melodi pulang ke Apartemen yang tidak begitu jauh dari kampus menggunakan kendaraan umum.
"Kalian tinggal dimana?" tanya Garin ketika mereka sedang menunggu bus datang.
"Cougar Ridge." jawab Melodi sambil menarik ujung kemeja Liam agar ikut angkat bicara.
"Gue juga."
"Kalian satu apartemen?"
Liam membelalakkan matanya, "Enggaklah!"
Garin meringis, "Iya maksudnya sama-sama tinggal di Cougar Ridge Apartement?"
Mereka mengangguk.
"Bareng gue aja. Kebetulan rumah gue ngelewatin CRA."
"Makasih tawarannya, tapi bis kita udah dateng." Liam segera menarik Melodi masuk ke dalam bis.
"Kok lo gak mau dapet tumpangan gratis?"
"Gila lo ya? Baru kenal kita."
Melodi melipat tangannya di depan dada, "Tapi feeling gue dia orang baik-baik."
"Dia udah jadi orang Amerika bukan orang Indonesia lagi."
"Terus apa masalahnya?" Melodi mendengus sebal mendengar alasan Liam tak menerima tawaran baik Garin.
***
Liam menatap pintu apartemen Melodi dengan sendu, "Gue aneh liat Garin, dari cara dia natap lo, gue enggak suka." ucapnya pelan, lalu segera masuk ke dalam apartemennya.
Melodi membuka aplikasi pesannya, melihat apakah pesannya dibalas oleh Dimas atau tidak.
Kedua ujung bibirnya tertarik ke atas, saat membaca balasan pesannya.
Dimas : Gue udah bangun, sekarang udah sore ya disono?
Akhirnya pesannya dibalas juga, semenjak kepindahannya ke Amerika untuk berkuliah, ia jadi susah untuk menghubungi Dimas.
Bukan hanya karena mahalnya biaya telpon, juga karena perbedaan waktu 11 jam yang sangat sulit bagi mereka.
Ketika Melodi ingin mengobrol setelah selesai kuliah, Dimas sudah waktunya tidur.
Bagaimana kabar aslinya pria itu? Apa perusahaan yang kini dialihkan Ayahnya untuk dia berjalan baik?
Melodi memejamkan matanya di sofa, ia meletakkan ponselnya di atas tubuhnya.
Hari ini sangat terik dan melelahkan, walaupun sudah menikmati kopi dingin, tapi rasanya kurang, apa ac di apartemennya tidak berfungsi?
Ia bergumam saat mengetahui suhu ac tersebut, "19 derajat? gue ini manusia apa mannequin sih? Suhu segini masih kurang dingin." cibirnya pada diri sendiri.
Ia beralih pada kulkas yang sedari tadi mengalihkan dirinya, "Ya ampun, kulkas musim panas gini kosong? Gak ngertiin banget sih, gue harus ke supermarket beli persediaan, siapa tau besok panasnya lebih dari ini."
Setelah mengganti pakaiannya dengan kaos pendek dan kulot kain dan sendal jepit, ia melangkahkan kaki keluar apartemen untuk membeli persediaan musim panas.
Ia membeli banyak ice cream juga cemilan yang pas untuknya.
Setelah selesai berbelanja, ia segera bergegas pulang. Tapi langkahnya terhenti saat ia melihat Garin berdiri di depan apartemennya.
"Ngapain Garin di situ?"
Melodi berjalan menghampiri Garin yang tengah bersandar pada sebuah mobil sedan hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodimas 2
Romansa[SEASON 2 dari Melodimas] Perjalanan semasa SMA sudah selesai, bagaimana hubungan Melodi dan Dimas setelah lulus? Akankah mereka sanggup melewati jarak yang sangat jauh? atau justru saling menyerah satu sama lain? Copyright©2018