r for return

1.7K 502 93
                                    

"Saya baru dapat laporan, tim kami sudah berhasil menahan komplotan penculiknya Pak," lapor Detektif Park ke pimpinan investigasi via sambungan telepon, pada senja itu di dalam sebuah restoran kecil di pinggiran Jincheon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya baru dapat laporan, tim kami sudah berhasil menahan komplotan penculiknya Pak," lapor Detektif Park ke pimpinan investigasi via sambungan telepon, pada senja itu di dalam sebuah restoran kecil di pinggiran Jincheon.

"Err orang-orang ini kelihatannya memang amatiran. Di dalam mobil minivan hitam tersebut ditemukan tas dan ponsel milik Nona Son, tapi Nona Son sendiri tidak bersama mereka," lanjut Detektif Park, kemudian mengunyah makanannya selagi menunggu atasannya selesai bicara di seberang sana.

"Ya, dia bersama orang lain. Identitasnya sudah diketahui dan ia bukan orang berbahaya. Saya sedang berupaya mencari mereka. Apa? Perintah khusus?"

Meletakkan garpunya di atas piring, raut wajah Detektif Park berubah sedikit menggelap. Entah apa yang diucapkan oleh atasannya, hal itu sepertinya sangat mengganggunya, walau ia hanya bisa menurut dan menyanggupi perintah tersebut.

"Ada apa?" Detektif Im bertanya selepas rekannya memutus sambungan telepon dengan pimpinan investigasi.

"Ada perintah khusus. Khusus dan rahasia."

"Perintah apa?"

Detektif Park berubah serius. "I don't know why, but they want us to shoot him dead."

Chaeyoung tak bisa menyalahkan orang-orang yang memandanginya dengan beragam jenis tatapan ketika ia dan Changbin mengantri untuk membeli tiket kereta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chaeyoung tak bisa menyalahkan orang-orang yang memandanginya dengan beragam jenis tatapan ketika ia dan Changbin mengantri untuk membeli tiket kereta. Baju kebesarannya itu pasti sangat menarik perhatian, atau mungkin semua atensi ini didapatkannya karena ia memang cantik.

Selesai membeli tiket, Changbin mengajaknya duduk di bangku-bangku yang disediakan untuk para penumpang yang sedang menunggu. Laki-laki itu menyerahkan dua lembar tiket yang tadi dibelinya pada Chaeyoung, sekaligus sisa uangnya.

"Keretanya nanti jam delapan. Kita masih punya waktu sejam lebih. Nih ada sisa uang juga. Mau makan lagi?"

Mendengar kata 'makan' kedua mata Chaeyoung langsung berbinar. Gadis itu mengangguk semangat, bangkit berdiri lalu meraih lengan kanan Changbin dengan kedua tangannya. Ia menarik-narik Changbin seperti anak kecil yang tak sabaran hingga laki-laki itu ikut bangkit berdiri.

DRIVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang