P.S: I really hope you would listen to the song while reading karena chapter ini agak fluffy haha T_T
-
Wajar saja jika Son Chaeyoung, setelah mengatakan kalimat yang sarat akan gula dan keju itu pada Changbin, jadi bersikap sangat canggung dan menjaga jarak dengan si lelaki Seo.
Gadis mungil itu berjalan lima langkah di belakang Changbin, menundukkan kepala sambil memainkan ujung sweater kebesaran warna merah muda milik Changbin yang masih dikenakannya. Demi Tuhan, ia pusing sendiri memikirkan bagaimana harus mulai bicara lagi pada Changbin.
Padahal, seperti biasanya, Changbin bersikap santai dan biasa saja. Melihat itu, Chaeyoung mulai merasa dia agak berlebihan. Maka, ia menyamakan langkahnya lagi, berdeham keras untuk mencairkan suasana (yang justru malah membuat kecanggungan di antara mereka semakin jelas saja.)
"Ada ide mau tidur di mana?" tanya Changbin.
Menggelengkan kepalanya, Chaeyoung lalu menjawab, "enggak, kecuali lo ada cukup uang buat ke situ."
Menembus semak-semak dan pepohonan, mereka sampai di sisian jalan lagi. Namun di sini tidak sesepi jalanan yang tadi. Ada minimarket kecil di seberang jalan, dan beberapa langkah di sebelah toko itu ada motel kecil. Tampak agak suram dan tidak terawat dari luar, tapi lumayan sebagai pilihan tempat beristirahat di saat seperti ini.
Motel bernama Pink Motel itu—papan penandanya yang berlampu neon sudah redup sebagian hingga yang terlihat cuma P nk Mot l—adalah tempat yang dimaksud Chaeyoung barusan.
Tidak yakin dengan usulan ini, Changbin menggaruk belakang kepalanya. Ekspresi wajahnya mengindikasikan bahwa ia ingin mengatakan sesuatu namun ia urungkan kembali.
"Mana sini dompetnya," pinta Chaeyoung sembari mengulurkan tangan.
Demi menghemat energi, Changbin menurut saja, memberikan dompetnya pada Chaeyoung dengan suka rela tanpa banyak tanya atau protes. Si gadis Son menilik isi dompet itu dengan seksama, menimbang-nimbang lalu mengangguk seakan sudah menemukan konklusi.
"Kayaknya cukup kok. Yuk, mau coba ke situ?"
Memangnya ada solusi lain? Tentu saja tidak. Jadi, keduanya lanjut melangkah, menyeberangi jalan sambil berpegangan tangan. Bicara soal pegangan tangan itu, Chaeyoung sempat membebaskan tangannya sampai dua kali dari pegangan Changbin sebelum menyeberang. Katanya, ia bukan anak kecil yang perlu dituntun saat menyeberang jalan.
Pada akhirnya ia tetap saja membiarkan tangannya digandeng.
Melewati sebuah area parkir yang hanya ditempati satu mobil, lalu mendorong pintu kaca yang agak kusam, Changbin dan Chaeyoung sekarang sampai di depan meja resepsionis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRIVE ✓
Fanfiction❝In this long ride, shit happens all the time.❞ sonnenblum © 2018