Seo Changbin dan Son Chaeyoung berakhir di sebuah kios pinggir jalan yang menjual ramyeon dan soju. Chaeyoung, tak sesuai dengan tubuh mungilnya, mampu melahap habis semangkuk besar ramyeon dan memesan satu mangkuk lagi dengan mudahnya.
Bukannya menyentuh makanannya sendiri, Changbin jadi memandangi si gadis Son yang sedang dalam proses mengosongkan mangkuk keduanya. Tangannya yang memegang sumpit melayang di udara, lembaran mie yang sudah terjepit di antara dua sumpit kayu itu lolos dan jatuh kembali ke mangkuknya.
"Kenapa?" tanya Chaeyoung, sadar 'teman' barunya sedang tercengang.
"Enggak. Lo berapa lama sih emang diculiknya?" Changbin bertanya heran.
"Sejam kurang."
"You look like you haven't eat anything for like, a decade."
Mengabaikan pernyataan Changbin tentang selera makannya, Chaeyoung mengalihkan topik pembicaraan mereka pada sesuatu yang dilihatnya di bawah kursi belakang mobil laki-laki itu.
"Lo polisi atau apa? I saw a gun, under the backseat," kata Chaeyoung, lalu menenggak air mineral botolan yang dipesannya tadi.
Gadis itu mengatakan bahwa dirinya melihat pistol di mobil orang yang baru dikenalnya beberapa saat lalu dengan begitu tenang, seolah hal itu wajar. Bukan hanya itu yang membuat Changbin agak takjub, fakta bahwa Chaeyoung bahkan bisa menyadari keberadaan senjata api itu di mobilnya saja sudah cukup mengherankan sekaligus mengagumkan.
Ia pasti begitu memperhatikan detail-detail kecil, atau mungkin kebetulan saja mata Chaeyoung melihat ke bawah situ.
"My dad's a cop. Itu punya beliau, mobilnya juga. Tenang aja gak ada pelurunya kok," jelas Changbin. Sekarang ia mulai menjamah ramyeon-nya yang sudah agak dingin.
"Justru itu, kalo ada pelurunya kan bisa buat pembelaan diri."
"Gue aja gak pernah megang pistol. Emang lo bisa pakenya?"
Pada pertanyaan ini, Son Chaeyoung menggelengkan kepalanya. Mana pernah ia berurusan dengan senjata model apa pun seumur hidupnya.
"Eh lo belum jawab pertanyaan gue yang di jalan tadi," ucap Changbin, mengingatkan Chaeyoung pada pertanyaannya tentang identitas gadis itu.
"Pertanyaan yang mana?"
"Yang itu—"
Baru Changbin membuka mulutnya, dua orang tinggi besar berpakaian hitam memasuki kios ramyeon itu. Selain mereka berdua, hanya ada si bibi penjual dan seorang pria usia lima puluhtahunan yang sudah ambruk setelah entah berapa botol soju. Tentu tidak sulit menemukan Chaeyoung, mereka bahkan tidak perlu mencari.
Sinyal panik dari Chaeyoung kali ini diterima dengan cepat oleh Changbin. Laki-laki itu perlahan berdiri dari kursinya, melangkah menuju pintu keluar sekaligus menghadapi dua orang tadi secara langsung. Chaeyoung mengikuti dari belakang, sembari mencengkeram ujung lengan jaket Changbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRIVE ✓
Fanfiction❝In this long ride, shit happens all the time.❞ sonnenblum © 2018