e for epilogue

2.4K 540 148
                                    

Son Chaeyoung menangis histeris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Son Chaeyoung menangis histeris.

Sepanjang perjalanan meninggalkan danau tadi, gadis itu berteriak marah, memaki dua detektif yang menjemputnya dengan segala sumpah serapah. Gadis itu kecewa, merasa dibohongi, hatinya sakit, bahkan lebih sakit daripada jika dirinya ditusuk pedang berkali-kali di tempat yang sama.

Belum pernah sebelumnya Son Chaeyoung merasakan sesak seperti ini. Sedikit demi sedikit rasa bersalah menyelubunginya, seakan peluru yang membunuh Seo Changbin ditembakkan sendiri olehnya.

"Aku bilang jangan tembak," isak Chaeyoung nyaris tidak jelas.

"Fucking liars. Jahat kalian, jahat!"

"Maaf Nona." Hanya dua kata itu yang bisa Detektif Park katakan.

Tangisan Chaeyoung yang tak berhenti sepanjang jalan mengiris hati pria bermarga Park itu, ia tahu akan seperti ini jadinya.

"Maaf Nona Son, kami hanya menjalankan perintah," kata Detektif Im.

"Itu tadi juga perintah!" Seru Chaeyoung marah.

"Kalian bahkan gak tau dia orang seperti apa. Dia itu baik. Dia ... dia ..."

Tak mampu menyelesaikan kata-katanya sendiri, Chaeyoung kembali terisak. Mengingat laki-laki itu dan semua yang mereka lalui beberapa hari ini hanya membuat dadanya semakin sakit, membuatnya semakin sulit bernapas. Membuatnya ingin mati saja.

Mengapa orang sebaik Seo Changbin harus bertemu dirinya?

Mungkin selamanya, Son Chaeyoung tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

Kembali di dalam kamar besarnya yang mewah bagai sangkar emas, kembali di atas tempat tidur empuknya, kembali mengenakan pakaian-pakaian indahnya, Son Chaeyoung pagi itu masih tidak mampu menarik kedua sudut bibirnya menjadi sebuah senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali di dalam kamar besarnya yang mewah bagai sangkar emas, kembali di atas tempat tidur empuknya, kembali mengenakan pakaian-pakaian indahnya, Son Chaeyoung pagi itu masih tidak mampu menarik kedua sudut bibirnya menjadi sebuah senyuman.

Dadanya masih terasa sakit, tak ada alasan baginya untuk tersenyum. Gadis itu duduk di atas ranjangnya, menatap kosong ke jendela kamarnya yang bertirai renda.

Hari ini, seharusnya sesuai permintaan Chaeyoung, Changbin akan dipulangkan ke rumah ayahnya. Ah, memikirkan itu rasanya air mata si gadis Son akan tumpah dan membanjiri pipi mulusnya lagi.

Chaeyoung meraih jaket hitam Changbin yang ia pakai waktu itu sebelum ia dipaksa pulang. Ia merogoh ke dalam salah satu sakunya, dan menemukan ponsel milik Changbin. Ternyata benda itu masih ada padanya.

Dinyalakannya alat komunikasi itu, baterainya masih ada setengah karena dimatikan terus selama berhari-hari. Chaeyoung membiarkan bendungan air matanya hancur, sementara jemarinya sibuk membuka-buka aplikasi di ponsel itu. Gadis itu tertawa kecil menyadari ponsel itu tidak diberi kode pengaman, dasar Seo Changbin.

Tidak sengaja membuka aplikasi perekam suara, Chaeyoung menemukan dua file rekaman tersimpan di sana. Rasa ingin tahunya menang, dinyalakannya rekaman yang pertama.

"Hai pa, aku harus ngomong sesuatu. Tapi aku gak tau gimana cara ngomongnya. Makanya aku mau latihan dulu haha."

Hujan dari mata Chaeyoung semakin deras.

"Aku gagal masuk akademi polisi. Maaf aku selalu bikin papa kecewa. Aku gak mau jadi polisi. I know what you think, you wish you could have a better son. But, you need to know, no matter how harsh you can be, I do love you. Pa, papa gak benci aku kan? Hah, aku tau pas aku pulang nanti aku bakal dimaki-maki. God I don't know what to talk about anymore."

Entahlah, Chaeyoung tidak yakin ia cukup kuat untuk mendengarkan rekaman yang kedua. Ia meletakkan ponsel itu di pangkuannya, lalu menangis sepuasnya.

Setelah merasa agak tenang, Chaeyoung kembali mengotak-atik ponsel itu. Membuka kontak dan mencari nomor ayah Changbin. Ia menekan tombol hijau, memberanikan diri untuk menelepon ayahnya Changbin.

Ia tidak yakin reaksi seperti apa yang akan ia terima begitu ayahnya Changbin mengangkat telepon itu. Kaget, bercampur sedih, mungkin bahkan marah.

Ternyata tidak, sebuah suara tenang membalas sapaan Chaeyoung dari seberang sana, menanyakan siapa yang menelepon menggunakan ponsel Changbin.

"Ah ini ini temannya Changbin," ucap Chaeyoung, mengelap setetes air yang baru saja meninggalkan matanya.

"I'm sorry Changbin can't come home." Chaeyoung melanjutkan dengan suara bergetar. Tak ada respon dari sang ayah.

Menarik napas dalam, Chaeyoung menutup mulutnya dengan tangannya, berusaha keras agar tetap kuat untuk melanjutkan setiap kalimat yang ingin ia sampaikan pada ayahnya Changbin.

"Changbin bilang, dia sayang sama om. Dia bilang dia merasa dia anak yang mengecewakan, tapi dia berharap om gak benci sama dia."

"Ya Tuhan..."

Mendengar ayah Changbin yang sepertinya mulai terenyuh, Chaeyoung tak kuasa lagi. Tembok pertahanannya kembali runtuh, konversasi telepon itu tak lagi berlanjut. Semua kosa kata si gadis Son seperti dilalap habis oleh nyala api.

Son Chaeyoung tidak akan pernah melupakan hari itu, hari di mana suara tembakan itu sampai ke telinganya. Seumur hidup, hari itu akan menghantuinya.

Seumur hidup, Son Chaeyoung akan mengingat setiap kata yang pernah Seo Changbin katakan padanya.

Seumur hidup, lidahnya tak akan pernah melupakan rasa roti isi atau kentang goreng yang Changbin belikan untuknya.

Seumur hidup, rasa pegal di kakinya karena berlari ke sana-sini bersama si lelaki Seo akan selalu terasa jelas.

Seumur hidup, Seo Changbin akan menempati sebuah posisi istimewa di hatinya.

Yeay beres hutangku (dibunuh semua orang) Terima kasih sudah membaca, semoga ini plotnya ga gaje gaje amat ya :")Sha is out, see you soon♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeay beres hutangku (dibunuh semua orang) Terima kasih sudah membaca, semoga ini plotnya ga gaje gaje amat ya :")
Sha is out, see you soon♡

DRIVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang