Akankah kita bisa berbahagia setelah mengetahui diriku seperti ini?
------------------------
Pagi yang sejuk, ditemani kicauan burung serta hewan berkaki dua yaitu ayam. Serta hawa dingin yang membuat perempuan bermuka pucat memakai jaket, memeluknya dengan erat.
Baju sekolahnya di balutkan jaket berwarna abu abu. Kicauan ayam membuat sedikit ada rasa semangat dalam diri Erli untuk bersekolah, setidaknya sedikit.
Pipinya menarik nafas, mengembung lalu kempes, itu yang dia lakukan sedari tadi berulang ulang sembari menuju meja makan. Meja makan telah memperlihatkan sepasang kekasih sedang berbincang.
"Pagi, ma, pa." Ucapan selama pagi untuk mereka berdua langsung disambut oleh senyuman dan anggukan.
"Erli," mamanya berseru mengajak ngobrol ketika dirinya baru ingin melahap rotinya.
"Apa ma?" Tangannya menaruh roti dan mengambil segelas susu rasa coklat dan menghabisinya sekali tenguk.
"Mama udah siapin 4 bodyguard ya di sisi masing masing, pakaiannya berwarna hi---"
"Iya ma, aku tau. Tapi ada yang buat aku bingung..." ucapan mengantung membuat sang mama dan papanya melihatnya menunggu kelanjutannya.
"Siapa yang mama maksud bodyguard jarak dekat?" Kini dia sudah menyeruakan pertanyaan yang dari semalam berterbangan diotaknya.
"Daffa."
"Hah? Daffa?" Ulangnya, apa ia salah mendengar atau memang benar?
"Iya Daffa, orang yang kemarin nolong kamu dan bawa kerumahnya."
"Astagfirullah.." ah dia menyebut.
"Lah memang kenapa kamu sama dia?" Dia menggeleng.
"Berarti dia tau Erli punya trauma?" Mulutnya melahap satu roti dengan isi keju.
"Oooh, dia tau. Dia udah nurutin kata mama. Kayanya Oline juga tau, orang dia nguping." Erli tersedak, Oline terciduk?
Memalukan.
Papanya menepuk pelan pundaknya, serta memberinya air.
"Ah iya, kamu mau kan?" Erli hening serta berpikir, "Iya."
Keheningan terjadi lagi, setelah semua menghabiskan makannya. Papanya memakan nasi goreng buatan mama, mamanya memakan roti dengan selai Coklat, serta dirinya memakan roti dengan isi keju slice.
Mamanya berdiri membereskan piring papa. Dirinya berdiri beralih duduk di sofa, memakai sepatu, mengecek semua isi tas. Semuanya sudah, ia menepuk jidatnya.
Hp-nya ketinggalan.
Kini ia berlari kekamarnya, mencari dimana keberada Hp-nya sedangkan dahi mamanya berkerut melihat anaknya berlarian kearah kamarnya.
Matanya menelurusi keberadaan benda pipih kesayangnya.
Di atas laci dia tidak menemukannya. Di atas kasur, di bawah bantal, di lemari, tidak menemukannya.
Dimana ia menaruhnya, ia lupa.
"Cari apa si Li?" Mamanya bertanya, menghampirinya.
"Cari hp aku mah, ditaro dimana yah. Aku lupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Mei [SEDANG REVISI]
Teen Fiction"Tak pernah berharap lebih dalam seumur hidupku. Tapi kali ini, seumur hidupku aku berharap satu harapan yang semoga saja terwujud." "and, i hope, and you?" - - - - - Start : 06-04-2018 Finish : - [S E D A N G R E V I S I].