Matanya mengerjap beberapa kali, mencoba posisi duduk dengan sekuat tenaga. Rasanya ia malas untuk bersekolah, malas.
Sekali.
Apa ini? Rasanya kasurnya memeluk eratnya, menarik paksa untuk kembali menidurkannya. Akhirnya, dengan segala godaan dari kasur kini ia sudah berada di kamar mandi.
Tak butuh waktu lama untuk mandi, tak suka berlama lama. Disemprotkannya parfum maskulin di seragamnya.
Kini dia sudah siap untuk pergi sekolah, dia melirik jam dinding. Matanya mengerjap beberapa kali, tak menyangka.
Jam 02.45. Berarti dia bangun dan berpikir sekarang sudah waktunya masuk sekolah?!
Sial. Sial. Sial.
Kenapa tidak melirik jam terlebih dahulu? Oke, rasa kantuknya mengelayutinya lagi.
Kini dia melepas sepatu dengan kasar dan melemparnya ke arah tak menentu. Kiri ke kanan, kanan ke kiri.
"Bodoamat susah nanti pagi cari ya, intinya gue ngantuk!" Gumamnya.
Dia menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan sprei berwarna biru laut dengan selimut yang senada.
"Selamat mimpi indah, Daffa."
Dan kini kesadarannya sepenuhnya menghilang, masuk ke alam mimpi atau tidak?
- - - - - - - - - - - - - - -
Setelah selepas acara cuci baju di tengah malam yang menguras tenaga Erli.
Matanya lelah sangat.
Dia sekarang sedang tidur di kasur, dengan guling sana - guling sini.
Matanya melirik jam diatas nakas, setengah enam.
"Mau tidurr, nanti ke lewatan..." lirihnya dengan nada resah.
Tangan mencari cari benda pipih di kasur, namun nihil. Tidak ada.
Dirinya mengingat dimana terakhir kali dia menaruhnya.
"Dasar Cecil! Lo..." geramnya kasar.
"Hihihihihihi.."
Matanya melotot melihat arah yang menyahutinya dengan suara ketawa. Matanya lagi dan lagi menatap Cecil dengan wajah pucat di pojok lemari dengan suara khasnya.
Dengan berpakaian baju putih kusut kotor. Dia kini berpindah ke atas lemari sembari menganyunkan kaki mungilnya.
"Dimana Handphone, teteh Cecil?"
"Di lemari, tehhh, haha.." dirinya beranjak ke arah lemari di pojok kamar.
"Cil, jangan naikin punggung teteh, teteh capek, nanti aja ya.." ucapnya memohon.
Biasanya jika Cecil menaruh di lemari dan posisi dia diatas lemari sembari mengayunkan kakinya, dan dia berjongkok untuk mencari benda-nya, Cecil akan menjatuhkan dirinya dari atas. Hingga punggungnya berat.
Pasti tau rasanya, jika ada hantu yang naik di atas punggung.
"Iya, tehhh. Hihihi... Nanti tapi main ya teh, hihihi..." ujarnya.
"Iya, mau kapan?" Tanyanya lalu mencari dimana handphone-nya.
"Malam teh.... Cecil mau ajak teman Cecil.... Dadah tetehhh, hihihihihi..." ujarnya lalu pergi dari jendelanya.
Menembusnya.
Tak terasa dirinya setelah beranjak dari lemari dan berselancar main di Instagram, tiga puluh menit berlalu.
Dia bergegas mandi, berpakaian sekolah dengan tidak sedikit rapi.
Malas, Untuk rapi.
Suara ketukan di pintu membuatnya menjawab, "Iya bi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Mei [SEDANG REVISI]
Teen Fiction"Tak pernah berharap lebih dalam seumur hidupku. Tapi kali ini, seumur hidupku aku berharap satu harapan yang semoga saja terwujud." "and, i hope, and you?" - - - - - Start : 06-04-2018 Finish : - [S E D A N G R E V I S I].