3- Mimpi buruk

1.7K 69 0
                                    

-Ghaib, ia telah menyita semuanya dari diriku. Menyita kehormatan, hingga memecahkan kepercayaan-

❤❤❤
.
.
.

"Baiklah, Pak. Saya akan berjalan ke depan untuk mencari ojek lain," kata gadis berjilbab hitam itu sambil memberikan selembar uang lima ribuan. Lelaki tua itu menerimanya sambil berkali-kali, mengucap kata Maaf.

"Maaf ya, nak. Maaf merepotkanmu." ucapnya penuh sesal.

Yuhi mengangguk pelan dengan tarikan tipis pada kedua ujung bibirnya. "Tidak apa, Pak. Bapak putar balik saja. Tadi saya lihat ada bengkel didekat sana," usulnya sambil menunjuk sebuah jalan.

Tukang ojek itupun mengangguk, lalu memutar balik motornya. Tampak jelas Ban belakang motor tua itu kempes.

Sementara yuhi memilih untuk berjalan kaki ke depan jalan besar. Namun, baru beberapa langkah, tiba-tiba awan menghitam. Gerimis pun turun perlahan, membuat Yuhi berlari lalu memilih berteduh dibawah sebuah pohon besar.

"Astagfirullah, kok tiba-tiba hujan sih?" Keluhnya spontan, "Mana Disini sepi lagi. Nggak ada angkot ataupun ojek." Lanjutnya menggerutu,

"Kalo lanjut jalan kedepan, aku pasti basah. Tapi kalo disini terus, bisa-bisa kejebak hujan deras sampe malam," gumam Yuhi panjang lebar.

Yuhi bimbang. Beberapa saat kemudian ia berfikir.

Hingga pada akhirnya, ia mendapat ide untuk menelepon Naura, barangkali tetangganya itu dapat membantu,

Ketika tangan hampir meraih ponsel yang berada di ransel mininya, tetiba seseorang merangkulnya erat dari belakang, sambil menutup hidung dan mulut Yuhi dengan tangan.

Yuhi nyaris pingsan, bahkan susah bernapas. Tubuhnya diseret entah kemana. Sungguh kuat, sehingga sia-sia melakukan perlawanan. Yuhi melirik-lirikkan bola matanya, mencoba melihat siapa orang yang telah lancang bertindak kurang ajar padanya.
Namun, nihil. Yang dilihat hanya lelaki dengan setengah wajah tertutup syal.

Yuhi tak putus asa, sebelum akhirnya kalah dalam perlawanan itu, ia masih terus berupaya untuk melepaskan diri dari orang tsb, meski sepertinya semuah tak ada gunanya. Tapi nyatanya, tuhan sedikit membantu. Usaha yuhi tak sia-sia, Ketika tangan kanannya lepas dari genggaman lelaki bersyal itu, spontan tangan tersebut mencakar bagian tubuh pria itu.

"Arrrghhh..."
Suara lelaki itu mengerang kesakitan.

Cakaran itu mendarat dengan mulus disalah satu bagian tubuh lelaki tsb.

Namun meski begitu, kekuatan lelaki itu sama sekali tidak berkurang. Justru ia tampak lebih arogan lagi, menyeret tubuh yuhi masuk kedalam sebuah gubuk tua.

Yuhi melemah, ia kalap oleh cengkaraman lelaki itu, cengkraman yg dengan mudah mengalahkan kekuatan seorang perempuan sepertinya. Cengkraman yg bahkan tidak sedikitpun memperdulikan cakaran yg tadi dilesatkan kuku yuhi,

Setelah beberapa saat berada dalam cengkraman, yuhi akhirnya terkulai lemah tak sadarkan diri. Kali ini ia benar-benar telah kalah. Ia telah pingsan.

Saat itu juga, lelaki itu memperlakukan yuhi dengan sangat tidak beradab. Merampas kehormatan perempuan berlesung pipi itu dengan ganasnya.

Beberapa jam kemudian, ponsel yang sedari tadi berbunyi, seolah menjadi alarm bagi Yuhi yang masih tergeletak pingsan.

Mata perempuan itu berkedip-kedip, ia lalu memaksakan diri untuk bangkit dari pembaringannya, mencoba menata kembali ingatannya, sesekali ia menggeleng pelan menepis rasa pusing pada kepalanya. Perlahan, Ingatan tentang kejadian beberapa waktu lalu terputar kembali dengan sendirinya.

Malaikat Berlesung Pipi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang