10- Malaika's Daddy

1.4K 59 0
                                    

-Waktu telah mengantarku untuk melupakan Kenangan pahit itu. Tapi kemudian, tuhan berkehendak lain. Ia ingin membuka semuah tabir yg ada, memperlihatkannya kepada khalayak. Bahwa inilah dia 'Lelaki yg telah mencurahkan noda suci pada perempuan bernama yuhi'-
.
.
.

❤❤❤

Langit tampak begitu cerah. Angin sepoi berembus sangat lembut, memberi kenikmatan tersendiri bagi mereka yang merasakan. Mentari bersinar, namun teriknya sama sekali tidak membakar kulit siapapun yang diterpa. Justru terasa hangat, membuat siapapun betah berlama-lama diluar.

Salah satunya Malika, yang baru saja kembali dari rumah sakit untuk memeriksakan kehamilannya. Rahman telah berjanji menjemput siang itu, dan mengajak Malika dan Malaika makan siang bersama. sembari menunggu Rahman. Malika memutuskan untuk menunggu suaminya di taman sekitar rumah sakit.

Dalam penantian, Malika didatangi seorang perempuan muda bermata sipit, berkulit hitam. Sementara itu, Malaika tampak semangat memainkan bola bersama seorang anak perempuan sebaya dengannya. Anak itu tak lain adalah anak dari perempuan muda bermata sipit itu.

"Nama saya Raudah, Bu. Yang disana itu adalah anak saya, Shinta," ucap gadis itu sambil menyodorkan tangan. Malika meraih tangan Raudah sambil memperkenalkan diri.

"Saya Malika. Itu anak saya. Malaika namanya," terang Malika.

"Wah, namanya mirip ya, Bu? Beda beberapa huruf saja," ujar Raudah, membuat Malika tersenyum tipis.

“Kandungannya sudah berapa bulan, Bu?" tanyanya.

"Jalan tujuh bulan, Mbak,” jawab Malika.

"Oh masyaAllah, sehat-sehat sampai waktunya lahiran ya.."

Ucap Malika mengaminkan,

"Doain saya juga ya Bu, biar tahun ini bisa dapet tiket hamil lagi, soalnya anak saya udah cukup besar, dia udah mulai ngerek-rengek minta Ade" kata Raudah tertawa malu,

Malika lagi-lagi tersenyum mendengar curhatan perempuan yang baru dikenalnya itu.

"Semoga dimudahkan ya mba. Jadi, ini dari rumah sakit abis check up nih?"

Raudah mengangguk tersenyum,

"Iya nih, udah mulai rutin dari bulan lalu bu, meskipun belum membuahkan hasil."

"Semangat ya mba, saya juga gitu kok, punya pengalaman menantikan seorang Anak selama 8 tahun. menanti dengan sabar, ga usah terlalu mendesak Allah lah mba, takutnya Allah jadi murka, kita juga kan yang repot." Cerita Malika panjang lebar,

"Wah, sungguh mba? 8 tahun? Gimana ceritanya?" Kejar
perempuan bermata sipit itu

Tak butuh waktu lama, keduanya pun langsung akrab, mereka tampak asyik larut dalam cerita masing-masing. Raudah begitu terkesan dengan kesabaran Malika dalam menanti hadirnya buah hati selama delapan tahun. Raudah sendiri ternyata sedang mengikuti program hamil anak kedua. Dua ibu muda ini bak teman lama yang baru bertemu dan menumpahkan banyak cerita saat itu juga. Saking asyiknya, keduanya sampai tak memperhatikan dua anak kecil yang bermain tak jauh dari mereka.

Malaika dan Shinta bermain dengan Asyik, Keduanya saling mengoper bola.

Sejak tadi mereka bermain dengan tenang tanpa cekcok sedikitpun. Permainan berjalan baik, Namun, kali ini Shinta melempar bola dengan begitu keras hingga terlempar jauh keluar taman. Malaikapun berlari mengejar, hingga tak menyadari jika motor didepan nya melaju dengan sangat cepat, seketika menabrak tubuh mungilnya.

Malaikat Berlesung Pipi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang