-Ketika cinta yang diharapkan tak didapat dari keluarga, lantas ke mana resah ini akan berlabuh-
❤❤❤
.
.
.Yuhila Risya, Gadis berdarah Makassar itu tampak berdiri tegak di depan jendela kamar yang ia buka lebar.
Masih dengan balutan mukena putih, ia memandang langit, menikmati fajar, dan menghayati tasbih alam di Kampung Unyil Kecamatan Maesa dari jendela kamar.
Angin pagi mengalir sejuk, menyapa rerumputan yang bergoyang, seolah sedang bertasbih memuji asma Allah.
Yuhi, panggilan gadis berwajah bulat dengan lesung pipit itu bersiap untuk berangkat ke masjid Ribatulqulub.
Suara klakson motor berbunyi, membuat Yuhi terburu-buru menata khimar putih bergaris-garis merah. Setelah dirasa rapi, ia langsung menuruni tangga menuju sebuah ruangan berukuran sedang di samping ruang tamu, tempat sang mama berada.
"Ma, aku pamit ya"
Kalimat Yuhi menghentikan pekerjaan mamanya sejenak. Gadis yang baru menginjak usia 19 itu segera merebut telapak tangan kanan sang mama, lalu mencium sambil mengucap salam. Setelah itu, Yuhi keluar rumah dengan terburu-buru.
Seorang gadis berjilbab pink sedang duduk di atas motor matic warna biru. Yuhi segera menghampiri.
"Assalamualaikum, Nau. Maaf, aku agak lama," ucap Yuhi sambil memamerkan senyum kecut.
"Iya. Dimaafkan," balas Naura dengan wajah datar.
Yuhi pun naik ke motor dan duduk di belakang Naura yang merupakan tetangga sekaligus teman sekolah saat masa putih abu-abu dulu. Matic biru itu pun berjalan pelan meninggalkan teras rumah Yuhila.
***
Yuhi tampak bersemangat. Ini kali pertamanya untuk bergabung dalam sebuah wadah pengajian.
Setahun terakhir ini memang tak memiliki kegiatan, selain membantu mengelola kios kecil milik orang tua.
Sebenarnya, sudah beberapa kali Yuhi masuk dalam daftar pengurus di beberapa organisasi remaja seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah atau kepramukaan.
Namun, ada saja hal yang membuatnya harus mengundurkan diri. Mengikuti kemauan orang tua menjadi salah satu alasan.
"Buang-buang waktu, tenaga, dan uang saja. Mending kamu bantu Papa sama Mama. Sudah pasti dapat pahala. Dari pada lelah di luar sana, tapi tidak dapat apa-apa," kata papanya suatu hari.
Setahun sudah Yuhi menganggur. Tidak kuliah, apalagi kerja. Tidak heran jika ia menyambut baik tawaran untuk bergabung di sebuah lingkaran kecil yang biasa disebut halaqoh tarbiyah.
Tawaran itu datang dari kenalan organisasi semasa sekolah dulu.
"Kesempatan menarik! Kali ini, aku tak boleh melewatkannya," gumam Yuhi.
Yuhi nekat menerima tawaran itu, meski tahu betul jika tak akan mendapat restu. Lebih baik dirahasiakan.
Jika Mama dan Papa tahu, ia akan mendapat kritikan pedas yang akan melunturkan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Berlesung Pipi [END]
SpiritualKebahagiaan yg baru saja ia temukan dalam sebuah lingkaran ukhuwah itu, lenyap dalam sekejap mata, ketika sesuatu yg ghaib datang menghancurkan? Salahnya kah? Atau memang kehendak takdir? -Yuhila risya- . . Follow IG: @ulyarisya