bagian 5

83 5 2
                                    

Jangan takut melepas, dia bukan oksigen, tanpanya lo masih bisa hidup

👻👻

Gue gak habis pikir kalau Ariya bener-bener nyuekin gue tadi. Belom juga omongan gue selesai, gue udah ditinggalin sama dia. Atau dia cemburu? Karena Pak Bambang ngasih oleh-oleh buat gue? heol gak mungkin banget. Otak gue ngeres bener dah mikirnya sampe kesitu- batin Angel.

Sewaktu Angel sedang asyik melamun dan berkomat-kamit tidak jelas, ia tak sadar bahwa Ariya sudah duduk disampingnya sejak 30 menit yang lalu. Ariya memperhatikan Angel dengan lekat "udah lama gak sedekat ini sama lo ngel" ucap Ariya dengan suara pelan, nyaris tak dapat didengar oleh Angel.

Ariya masih menatap Angel dengan pandangan yang sama hingga Fikra datang dan merusak suasana.

"Udahan kali ngeliatnya" Ariya yang mendengar suara itu sontak menatap Fikra dengan tatapan sinis.
Angel yang baru sadar dari lamunannya, menatap bingung ke Ariya dan Fikra secara bergantian.

"Sejak kapan kalian disini?" ucap Angel menunjuk keduanya.

"kalo gu... " belum selesai omongan Fikra, Angel sudah memotongnya terlebih dahulu

"wahh itukan kotak nasi goreng Mas Anto yang di seberang sekolah!" Angel langsung berdiri dan menatap kotak nasi goreng itu layaknya seekor kucing jalanan yang baru melihat ikan segar dipasar. "Ya tuhan semoga orang yang megang kotak nasi goreng Mas Anto peka kalo Angel lagi laparrrr banget"

"amin" ucap Fikra lalu menyerahkan kotak makanan itu ke Angel. "sebenarnya itu emang buat lo ngel" lalu duduk di tempat Angel duduk tadi yang otomatis Fikra akan berseblahan dengan Ariya. Melihat hal itu, Ariya langsung berdiri dari tempatnya dan menatap Angel dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Tatapannya seolah memberi isyarat bahwa ia marah dan kecewa disaat yang bersamaan. Setelah itu Ariya pun berlalu meninggalkan mereka tapi belum 2 langkah, Angel sudah menahan tangan Ariya.

"Yang di tangan lo itu apa? Itu cireng kesukaan gue kan? Lo kesini pasti peng... " ucap Angel

"Gue kesini cuma pengen ngebuang ini" Ariya melempar cireng itu ke tempat sampah yang tepat berada disamping tempat Angel berdiri. "Lo puas?" lalu melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan teriakan Angel memanggil namanya.

Dibalik itu semua, tak sadar Fikra tersenyum miring.

EGOISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang