bagian 12

55 4 1
                                    

Disebuah hubungan selalu ada satu pihak yang mencintai dengan lebih. Dan orang itu adalah aku.
.
.
WARNING!!
typo bertebaran:)
.
🌿🌿

Lelah bermain-main dirumah Angel. Akhirnya, Ariya-pun pulang dengan jaket yang basah. Ariya ikhlas merasa dingin disepanjang perjalanan dengan jaket basahnya itu karena ingat perkataan mamanya Angel.

Mama cuma mau ariya yang jadi mantu mama.

Kalimat itu selalu terngiang dikepala Ariya. Sesekali ia tersenyum senang lalu membayangkan bagaimana jika ia benar-benar menjadi menantu dari mamanya Angel yang otomatis ia jadi suaminya Angelkan?

Ariya mengendarai motornya dengan kecapatan rata-rata karena mengingat pesan Angel bahwa ia harus hati-hati dijalan. Pernah sekali Ariya tidak berhati-hati dijalan berkebalikan dengan pesan Angel dan entah dari mana Angel mengetahuinya. Ariya kebingungan mendengar Angel yang marah-marah lewat telfon. Bagaimana Angel bisa tau?

Semenjak saat itu, ia selalu mengingat pesan Angel untuk berhati-hati dijalan dan mengendari motor dengan kecepatan rata-rata saja. Kecuali jika keadaan mendesak dan memaksanya untuk ngebut-ngebutan dijalan.

Setiap hal kecil yang Angel lakukan untuk Ariya selalu berdampak besar baginya. Contohnya menyuruh Ariya untuk terbiasa sarapan setiap pagi padahal Ariya bukanlah tipe orang yang suka sarapan. Tapi karena Angel merajuk tidak mau sarapan jika Ariya tidak sarapan juga maka Ariya membiasakan diri untuk sarapan setiap paginya.

Terkadang Ariya juga kesal dengan sikap jahil Angel jika sudah melebihi batas wajar. Pernah sekali Angel menyembunyikan handphone Ariya dan lupa menaruhnya dimana. Saat itu Ariya sangat membutuhkan handphone-nya untuk menghubungi kakaknya yang akan tiba di Bandara 3 jam lagi. Namun, Ariya harus menahan kekesalannya karena seharian mencari handphone-nya itu. Ternyata Angel menyembunyikannya di kamar mandi. Sungguh malang handphone Ariya yang kedinginan didalam sana.

Sebentar..sebentar..
Handphone? Ariya merasa ganjal pada kantong sebelah kiri celananya.

Oh tidak. Ariya melupakan handphone-nya di rumah Angel. Padahal tinggal beberapa rumah lagi, Ariya akan sampai di rumahnya. Namun kini ia harus putar arah untuk kembali ke rumah Angel.

Angel.POV
Tinggal sedikit lagi mata gue udah mau tertutup rapat dan gue bakal ke mimpi indah gue yang udah nunggu dari tadi. Namun, suara dering telfon dari meja dekat sofa yang gue tempatin ini berhasil ngagetin gue.

Gue menggerutu kesal. Tinggal sedetik lagi gue udah bisa tidur dengan damai tapi suara dering telfon ini bener-bener ganggu. Gue kenal sama dering telfon ini.

Inikan bunyi hp Ariya?- batin gue

Gue ngeraih benda pipih yang berada diatas meja itu. Dan benar itu handphone Ariya. Dasar ceroboh.

Gue terkekeh mengingat kecerobohan Ariya yang lupa dengan handphonenya. Namun sedetik kemudian muka gue berubah masam melihat nama yang tertera di handphone Ariya.

Trisa is calling....

Seingat gue, Trisa itu mantan terakhir Ariya sebelum pacaran sama gue deh. Bunyi dering telfon pun mati. Setelah itu satu pesan masuk ke line Ariya.

EGOISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang