BAB 2

4.7K 418 99
                                    

Langit cerah bertabur banyak bintang, serta sebuah bulan berwarna putih kebiruan penerang utama malam, menjadi saksi seorang Uzumaki Naruto kembali jatuh cinta. Cinta pada pandangan pertama? Ya! itu sangat mungkin terjadi mengingat dirinya dengan Sakura yang menjabat sebagai istri sahnya tidaklah terjebak pada situasi romantis seperti itu.

Orang mengatakan cinta pada pandangan pertama akan terjadi sekali dalam seumur hidup seseorang. Tidak peduli berapapun usia dan status yang mereka sandang saat itu. Bisa terjadi saat kau masih kecil, remaja, atau usia renta sekalipun. Tidak peduli bahwa saat itu kau sudah menjadi milik orang lain atau masih sendiri.

Cinta pada pandangan pertama merupakan salah satu keajaiban perasaan manusia yang tuhan berikan untuk makhluknya. Cinta pada pandangan pertama adalah sesuatu yang sering dianggap tidak ada karena memang terjadi disaat yang tidak disangka-sangka.

Perasaan itu akan tiba-tiba muncul tanpa terduga. Mengirimkan jutaan perasaan berdebar dalam hatimu. Keinginan untuk selalu bertemu dengan 'dia' dan memandangnya akan semakin besar saat kau mengalaminya.

Begitu pula dengan Naruto yang tidak mampu berhenti tersenyum dan memperhatikan Hinata yang sedang menyiapkan makanan untuk dirinya, lebih tepatnya untuk mereka berdua.

"Jadi? Kau yatim piatu?"

Naruto bertanya dengan masih terus menyunggingkan senyum, memperhatikan punggung mungil tak jauh dihadapannya. Perasaan Naruto begitu bahagia, entah karena apa.

"Ya anda benar, Saya diasuh oleh Nyonya saat usia saya tiga tahun. Nyonya menyelamatkan saya saat saya hampir menjadi korban perdagangan manusia"

Naruto terus mengangguk walau ia sama sekali tidak memasukkan penjelasan yang Hinata berikan. Dia hanya ingin terus mendengar suara lembut sang gadis manis berambut gelap sepinggang.

"Berapa usiamu?"

Naruto menurunkan tangannya yang semula ia gunakan untuk menopang dagu saat Hinata membawa hasil masakannya ke meja makan. "Tujuh belas tahun, Tuan!" Senyum yang Hinata layangkan menggores sedikit semu kemerahan pada pipi Naruto.

"Kau masih sangat muda ternyata.." ucap Naruto sembari mengangguk-anggukkan kepala. Hinata kembali tersenyum sebagai jawaban. "Kau mau kemana?" Sambung Naruto mengangkat sebelah alisnya saat melihat Hinata beranjak pergi setelah makan telah lengkap tersaji.

"Saya akan kembali ke dalam kamar Tuan, Permisi!"

Kaki Hinata berhenti berjalan saat Naruto memegangi lengannya. "Aku selalu makan sendirian saat di Amerika, bisakah kali ini aku mendapatkan teman? Kumohon~" Naruto memansang wajah semenyedihkan mungkin. Mencoba membuka sisi iba dari hati sang gadis manis.

"Baiklah Tuan!"

Naruto tersenyum lebar kemudian berdiri lalu menggeser kursi untuk Hinata duduki. Hinata yang awalnya canggung akhirnya hanya mampu menurut saat Naruto menekan bahunya, memaksa sang gadi untuk segera menemaninya.

Setelah memastikan Hinata duduk dan tidak beranjak, Naruto mengambil duduk disebelah sang gadis dan mulai menyuapkan satu persatu masakan Hinata kedalam mulutnya.

"Kau pandai memasak, Kau akan jadi istri yang baik! Yah~ kuharap aku bisa beruntung seperti suamimu kelak." Canda Naruto.

Naruto memulai obrolan dengan Hinata yang hanya diam memasukkan makanan kedalam mulut lalu mengunyahnya. Hinata tak terlalu banyak berbicara karena pada dasarnya dia adalah gadis yang pendiam.

Getaran ponsel memotong obrolan meraka. Dilayar ponsel berwarna abu-abu itu tertera sebuah nama, Sakura. Naruto menatapnya datar, kemudian mengabaikannya dan kembali tersenyum saat memandang wajah Hinata di sampingnya.

Dare ga machigatte iru (SALAH SIAPA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang