BAB 7

2.9K 329 57
                                    

Pesawat yang Sakura tumpangi sukses mendarat di Jepang setelah menempuh perjalanan dengan jarak yang cukup jauh. Waktu tempuh pun tidak bisa dikatakan sebentar mengingat matahari sudah hampir tenggelam dan menghilang.

Bandara masih terlihat ramai dan tidak akan pernah sepi dari kawanan Manusia, mengingat tempat itu adalah tempat yang paling sering dikunjungi. Ratusan bahkan mungkin ribuan manusia memadati tempat tersebut, terlihat pula Sakura berjalan diantaranya.

Sakura pergi ke Jepang tanpa sepengetahuan Naruto. Wanita itu bahkan tidak terlihat membawa koper atau tas yang biasanya berisi pakaian dan juga perlengkapan lainnya. Dan mengenai pakaian, Sakura memakai pakaian serba hitam. Dari baju celana bahkan aksesoris yang ia pakai semua berwarna hitam. Entah apa maksud dari perempuan itu mengenakan warna yang di identikan dengan suasana berkabung.

Tidak sedikit mata yang menatapnya heran, mengingat pakaian dan rambut merah muda perempuan itu yang terlihat sangat kontras.

Sakura berjalan santai, menenteng sebuah tas yang lagi-lagi berwarna hitam legam. Wanita itu menghampiri sebuah taksi. Jajaran taksi akan selalu tersedia di pintu keluar Bandara dan Sakura menghampiri salah satunya.

Sang sopir taksi menyapa Sakura dengan senyum ramah, namun Sakura tidak membalas hal itu. Perempuan itu hanya menyerahkan secarik kertas berisikan alamat dan berkata, "Antarkan saya kesana" dengan intonasi datarnya. Wajah sakura terlihat tidak memiliki ekspresi, Namun raut sendu tidak dapat ia tutupi dengan sempurna. Dibalik kacamata hitam yang dirinya kenakan, emeraldnya tak lagi bercahaya.

Sang sopir yang sudah menduduki kursi kemudi hanya melirik, namun tak berani menegur. Dalam batinnya, lelaki baya itu menganggap bahwa Sakura sedang berada dalam masa duka, mengingat pakaian yang perempuan itu kenakan.

Lebih memilih diam, sang sopir langsung memacu taksinya dan membelah jalanan padat kota.

Sepanjang perjalanan hanya di isi dengan keheningan. Sang sopir diam-diam melirik Sakura yang adalah penumpangnya melalui kaca spion diatasnya. Mata perempuan itu tidak lagi tertutup oleh kacamata, menampilkan warna hijau teduh namun terlihat kosong disaat yang sama."Mungkin dia merasa sangat kehilangan" batin sang sopir mengakhiri pengamatannya.

Taksi itu melaju, menyalip dan mendahului beberapa mobil yang sama-sama berjalan di jalan raya. Didalamnya Sakura menyandarkan kepalanya kearah kaca, mata hijaunya menatap kosong jajaran gedung yang seolah bergerak meninggalkannya. Satu tetes air mata lolos dari matanya dan membasahi punggung tangan yang sedari tadi meremas pegangan tas.

"Maafkan aku Naruto-kun, tapi semua salahmu.."

Sakura menangis dalam diam. Sang sopir pun hanya melihat tanpa berani ikut campur urusan penumpangnya. Walau dalam hatinya, pria paruh baya itu sedikit kawatir, mengingat dirinya juga memiliki keponakan yang sepertinya seumuran dengan Sakura.

Tidak sampai satu jam, taksi yang ditumpangi Sakura sudah sampai dan berhenti tepat di kediaman Uzumaki. Sakura pun tidak segera turun. Wanita itu mengamatinya terlebih dahulu. Lagi-lagi sang sopir tidak berani menegur dan gmhanya membiarkan Sakura melakukan keinginannya. Dan itu tidak berlangsung lama karena setelahnya Sakura membuka pintu taksi tersebut.

Setelah menerima ongkos, taksi itupun meninggalkan Sakura yang hanya berdiri menatap gerbang rumah sang ibu mertua. Rumah itu memang terlihat kuno, namun kesan hangat akan terasa bila diteliti lebih lama.

"Anda siapa?"

Sebuah suara mengagetkan dan membuyarkan lamunan Sakura, membuat wanita itu menoleh dan menemukan satu sosok lain berdiri disampingnya. Dan Sakura tau siapa sosok tersebut. Hinata, wanita yang menjadi cinta baru suaminya.

Dare ga machigatte iru (SALAH SIAPA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang