12. Pengakuan dan Perjanjian

24 5 21
                                    

Welcome to chapter 12 😂😂😂

Hope you like this chapter :v 😊

Happy reading guys.. 👍👌

Jangan lupa budayakan vote⭐dan komentar📢 untuk menambah semangat penulis👧. Gak maksa tapi.. Cuman ngingetin para silent reader aja :v

Next..

****

Ia berjalan sambil sedikit bersenandung kecil. Ya, sore ini perlu dinikmati baginya. Ia sungguh menikmati suasana sore ini. Sangat indah.

Udaranya tidak terlalu panas dan matahari bersinar begitu terang padahal tadi pagi hujan yang sangat deras mengguyur kotanya.

Ia mengecek jam tangannya.

4.00 PM

Akhirnya, ia putuskan untuk mengunjungi kedai kopi terdekat. Ia akan menikmati kopi moka sambil melihat senja nanti.

Setelah ia membeli kopi moka ia melangkahkan kakinya ke taman. Saat sampai di taman ia melihat seorang perempuan yang ia kenal di sana. Seorang perempuan yang masih menggunakan seragam SMAnya dengan lengkap. Iya. Perempuan itu adalah Bela.

Arvino melihat Bela sedang duduk di bangku taman sambil mengayunkan kakinya. Mungkin ia juga menunggu senja sama sepertinya.

Arvino memutuskan untuk kembali ke kedai kopi tersebut untuk memesankan Bela kopi. Mungkin Bela membutuhkan minum.

Ia berjalan agak cepat ke kedai tersebut. Kopi Mokanya sudah ia habiskan terlebih dahulu. Saat sampai di kedai ia langsung memesan cappucino ice dua. Arvino yakin Bela menyukainya.

Saat ia berjalan kembali ke taman. Ia tak sengaja melihat Filia. Ia hanya melihat Filia sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Namun, siapa sangka Filia malah menghampirinya.

"Hey, Vino."

"Hey," balas Vino kaku.

Filia langsung mengambil segelas cappucino ice di tangan Arvino.

"Filia itu buat.."

"Gak inget perjanjiannya?" potong Filia.

"Inget," jawab Arvino.

"Bagus,"

"Tapi Filia. Cappucinonya bukan buat kamu,"

"Ops, udah aku minum. Lagian kapan kita pacaran? Inget perjanjiannya gak sih?"

"Aku sudah suka orang lain," Arvino jujur.

"Siapa? Bela? Vino perjanjiannya gak bisa di langgar. Kamu gak bisa seperti itu. Semua bisnis yang ayah kamu jalankan itu berkat ayahku. Inget itu. Pokoknya, kita harus jadian. Kita harus nikah." Filia keras kepala.

Arvino tak menjawab. Ia memilih diam. Perjanjian-perjanjian itu yang membuat Arvino seperti di kelilingi oleh peraturan yang sesungguhnya ia tak suka. Namun, ini demi orang tuanya.

Filia langsung pergi meninggalkan Arvino sendirian. Tanpa pikir panjang dan membuang waktu ia langsung pergi ke taman tersebut. Namun, gadis yang ia cari telah menghilang.

Arvino mengumpati dirinya sendiri. Ia ingin bebas melakukan apa saja yang ia inginkan. Hanya itu. Namun, sepertinya takdir tidak menperbolehkan.

Ia salah menduga. Bela tidak sedang menunggu senja.

Lalu, apa yang di lakukan Bela?

****

Bela memasuki mobilnya ia melepas dasi sekolahnya dan nengambil jaket. Rencananya malam ini ia akan menginap di rumah Jessica. Toh di rumahnya sangat sepi. Tidak berpenghuni. Ayahnya lebih memilih tinggal di apartemen istri-baru-nya dan mengajak Agnes tinggal disana.

Don't You Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang