2.New Student

83 11 7
                                    

Pukul 11.00 AM

Di Kelas

Setelah acara pengambilan buku di perpustakaan. Aku kembali ke kelasku. Saat aku kembali ke kelasku. Bangku yang tadinya rapih menjadi berantakan seperti kapal pecah. Bangkunya, sudah tak lagi beraturan.

Ya, meski hanya ada gossip ria dan nonton film di satu laptop bersamaan. Berhasil membuat kelas seperti kapal pecah. Oh, sungguh semua ini seperti kelas anak TK. Sangat berantakan.

Aku berjalan menuju bangkuku sambil membawa buku lks dan paket. Namun, sesampai dibangkuku. Kursinya sudah menghilang. Tak pikir lama, aku segera mengambil kursi Nadine buat duduk.

"Hey, Bu Ayu datang lagi, ia bersama murid baru. Cepat rapihin bangkunya!" Teriak Audy teman sekelasku.

Tanpa pikir panjang, mereka langsung merapihkan bangkunya dengan tergesa-gesa.

Aku melihat Nadine kebingungan mencari kursinya. Akhirnya ia mengambil bangku tak bermilik di belakang.

"Gila, kursiku ngilang," ucap Nadine sambil menata kursinya agar terlihat rapih.

"Gossip mulu sih," sindirku

"Ih, tadi fakta bukan gossip," kata Nadine lalu, duduk dibangkunya.

"PKL noh, ada yang ganteng banget, Bel. Kayaknya dia turun dari langit. Oh, dia mungkin malaikat kiriman Tuhan." tambah Nadine berlebihan.

"Iya malaikat. Malaikat maut! "

"Hush, bukanlah," Nadine membela.

Ia melihat kursi yang aku pakai. "Kayak kursi aku,"

"Ah, baby. You know that? I'm sorry." Aku memasang wajah tak bersalah.

Lalu, wali kelas kami datang bersama dengan seorang lelaki. Aku lihat wajah lelaki itu. Ia adalah seorang lelaki yang tak sengaja aku tabrak istirahat tadi.

Ia memperkenalkan dirinya. Namanya Arvino Rafaello Boy Otto. Panggilannya Ello, Vino dan Arvino. Ia dilahirkan di London. Saat perkenalkan, mataku tak lepas memandanginya. Ia tinggi, kulitnya putih, senyumnya manis, hidungnya mancung. Gayanya sangat cool. Aku merasa aku tertarik padanya.

****
09.00 PM

Di rumah

Aku berjalan menuju ke ruang keluarga yang sepi. Sesampai disana aku melihat Agnes sedang membaca novel barunya

"Nes, ayah udah pulang belum?" yang aku pada Agnes saudara kembarku.

"Belum Bel," katanya sibuk membaca novel barunya.

"Emang kenapa?" tambahnya bertanya.

"Gapapa," jawabku

Avery Agnes Matthew Victorson nama lengkapnya. Ia saudara kembarku yang sangat tertutup. Jarang berkomunikasi dengan keluarga dan teman. Ia menghabiskan waktu istirahat di sekolah dengan membaca buku di perpustakaan.

Akhirnya, aku memilih kembali menuju kamarku. Aku membuka laptopku. Namun, setelah beberapa saat membukanya. Tiada kesan yang menarik untuk di lihat. Akhirnya, aku memilih untuk mematikannya dan mencoba untuk tidur.

Don't You Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang