Seolah, Dunia yang selama ini dia kira akan terus bercahaya perlahan-lahan mulai berputar kearah kegelapan. Dan seseorang yang selalu berpikir hidupnya akan terus bahagia tentu saja tak akan pernah siap menerima perputaran balik dunianya
Clary bergelung nyaman pada kasurnya. Dia bisa merasakan selimut yang membungkusnya bergesekan dengan kulitnya secara langsung.
Rasanya aneh, seperti Clary tidak mengenakan pakaian dari balik selimut. Tapi gadis itu tidak peduli dan tetap mencari kenyaman. Dia meraba untuk mecari boneka Teddy yang biasanya ada disampingnya tapi dia tidak merasakannya. Dia justru merasakan sesuatu yang keras dan hangat. Tampak seperti manusia.
Dia juga bisa merasakan deru napas tapi bukan deru napasnya.
Segera saja Clary membuka mata dan rasanya dia ingin menjerit keras melihat sosok laki-laki dengan rambut berwarna pirang. Clary segera bangkit dan benar tubuhnya polos saat dia berdiri dengan cepat. Dia juga bisa merasakan rasa nyeri dibagian bawahnya.
Tubuhnya yang polos, warna kasur putih yang berdecak kemerahan, dan seorang pria tidur disebelahnya yang dapat dipastikan juga telanjang.
Apa-apaan ini?
Cepat-cepat Clary menggali ingatannya semalam.
Clary yang frustasi masuk kesebuah club. Memesan sebuah minuman secara asal dan setelahnya kepalanya berdenyut nyeri dan dia bertingkah seperti orang gila.
"Nona, anda benar-benar sudah mabuk."
"Mabuk? Memang aku minum apa?" Clary ingat beberapa perkataannya saat itu.
Matanya melirik kearah pria yang masih tertidur itu. Dia ingat jika ada seorang wanita berambut keemasan dengan pakaian tak senonoh mendekati pria pirang tersebut.
Kemudian pria itu mendorong wanita itu dengan sekali hentakkan hingga jatuh kelantai. Clary yang saat itu mabuk mendekati pria tersebut.
"Hei, apakah semua pria di dunia seperti ini huh?! menyakiti seorang wanita yang lemah!!"
Terbayang wajah heran sekaligus kesal pria berambut pirang itu. "Diam, dan Enyahlah."
Perkataan pria itu bukannya membuat Clary kesal tapi anehnya dalam keadaan mabuk dia justru bertindak gila dengan tertawa keras dan berusaha menggoda pria iru.
"Ha ha ha kau lucu sekali," Clary mendekati pria itu dan mengelus rambut pirangnya yang ternyata halus. Dia jadi ingat rambut hitam ikal Diego dan entah kenapa dia jadi membayangkan Diego. "Kenapa? Apakah kau tidak tertarik padaku? Kau lebih suka menyakitiku ya?"
Dan selanjutnya entah apa yang terjadi tapi yang jelas semuanya berakhir disini. Dan Clary tahu satu hal yang amat terkutuk, Dia...telah kehilangan mahkotanya.
Air mata Clary menetes menyadari hal tersebut. Dia cepat-cepat menghapusnya, Meraih pakaiannya yang berhamburan dilantai. Mengeluarkan kertas dari tasnya dan menuliskan sesuatu disana sebelum pergi. Pergi dari kenyataan jika dia telah tidur bersama pria yang tidak dikenal. Seseorang yang tidak dikenal dan telah mengambil mahkotanya.
Brakkk
♥♥♠♠
Clary tiba dirumah. Dia bersyukur karena kedua orang tuanya pergi menghadiri permakaman Walikota karena bagaimanapun ayahnya adalah seorang anggota penting negara. Kakaknya juga pergi entah kemana.
Saat berada dikamar mandi. Clary menenggelamkan diri sepenuhnya pada Bathtub.
Terlintas sebuah kata yang dulu pernah diucapkan ibunya. Clary ingat, jika wanita yang anggun dan layak dihormati adalah wanita yang bisa menjaga mahkotanya. Karena wanita yang tidak bisa menjaga mahkotanya sama saja wanita rendahan.
Seketika tangisan Clary pecah. Menggema di dalam kamar mandi itu. Tangisan kehancurannya yang pertama kali dia keluarkan selama hidupnya.
♥♥♠♠
"Dasar laki-laki berengsek, kau memperkosaku.
Aku harap kau mendapatkan kutukan!!"
Laki-laki berambut pirang itu tidak henti-hentinya membaca surat itu sambil terkekeh pelan. Dasar wanita aneh dia semalam membentaknya seperti orang gila kemudian merayunya dan kini dia kembali memakinya.
Ah, sayang sekali wanita itu pergi. Padahal selama ini dia lah yang meninggalkan wanita yang dia tiduri lebih dulu.
Sembari mengenakan kemeja hitamnya dia melirik kearah kasur yang bercak kemerahan. Jadi rupanya dia masih perawan.
Ngomong-ngomong dia bingung juga kenapa bisa terbuai untuk meniduri gadis itu. Mungkin karena....Pria berambut pirang itu menatap pantulan dirinya dikaca. Sentuhan tangannya yang lembut.
Drrrtttt drrtttt
Pria itu dengan kesal mengambil ponselnya melihat satu buah gambar masuk. Gambar seorang lelaki dengan tulisan 'YOUR TARGET'
Dia terseyum miring. Dia kembali melihat cermin dan kali ini pantulan mata perak dinginnya kembali berkilat.
Baiklah Aaric lupakan tentang gadis itu dan kini saatnya malam berburu.
♥♥♠♠
Plakkkk
Tubuh Clary terhuyung kesamping. Rasa panas menjalar dipipinya tapi lebih dari itu hatinya sakit.
Sosok ayah yang selalu menggunakan tangannya dengan lembut kini menamparnya dengan keras.
"Jelaskan maksud dari foto ini Clary?!!"
Clary melihat tablet digenggaman ayahnya memperlihatkan foto dirinya yang tengah memasuki sebuah club, foto berikutnya dia tengah merayu pria berambut pirang itu, dan terakhir adalah berakhir dihotel.
Mata Clary tidak kuasa menahan tangis. Sudah berapa kali dia menangis hari ini. Sudah berapa kali dia merasakan hatinya semakin sesak dan sakit.
"Ma...maaf... Aku..."
"Kau sudah melakukannya Clary?" Clary menegang mendengarkan nada suara ayahnya. "Kau sudah melakukannya Clary?!!!"
Lagi, ayahnya membentaknya. Dibelakang ayahnya ada Ibunya yang menangis dipelukan kakaknya.
Jauh dari kemarahan ayahnya ada sosok dalam dirinya yang amat kecewa membuat Clary merasa dia layak mendapatkan sebuah tamparan. Dia telah merusak rasa bangga dari keluarganya.
"Dad..."
"Pergi," Satu kata yang terasa berdengung ditelinga Clary.
"Dad kau mengusirku?"
"Aku bilang pergi Clary!!!"
Clary sampai berjingit kaget. Dia cepat-cepat meraih tangan ayahnya. "Dengarkan aku Dad, semuanya tidak seperti itu. Aku benar-benar tidak berpikir jernih tapi sungguh semuanya benar-benar..."
Plak
Clary termenung sesak. Baru saja ayahnya menghempaskan tangannya. Mata Hazel Clary yang selama ini bercahaya perlahan mulai meredup.
Kenyataan apa lagi yang harus dia terima ini?
Dia telah mengutuk laki-laki berengsek yang telah mencuri mahkotanya tapi nyatanya dialah yang mengalami kutukan tersebut.
Seolah, Dunia yang selama ini dia kira akan terus bercahaya perlahan-lahan mulai berputar kearah kegelapan. Dan seseorang yang selalu berpikir hidupnya akan terus bahagia tentu saja tak akan pernah siap menerima perputaran balik dunianya.
____________
AngelicDevil22
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Murderer
Romance"Aku melangkah dengan cahaya terang dan kau melangkah dengan kegelapan." - Clary Chester "Setiap aku melangkah aku pasti akan melihat tubuh-tubuh tergeletak bermandikan darah, aku manusia yang hancur saat terkena cahayamu tapi aku menginginkamu untu...