Teh hangat

12 1 0
                                    

Namaku key, tapi aku lebih suka di panggil masha karena mungkin aku yang baby face menurut sebagian teman-temanku, atau mungkin karena badanku pendek. Ah, sudahlah terserah kalian mau panggil aku apa dan siapa, yang penting aku sudah minum teh malam ini setelah menggosok gigi sebelum tidur.

Kalian tahu bagaimana rasanya kehilangan bukan?
Atau minimal tahu rasanya menyesal.
Menyesal karena tingkah laku kita yang ceroboh, gegabah, dan atau apalah itu, kalian pasti tahu.

Aku pecinta teh hangat, setiap akan tidur aku nggak pernah absen ke dapur untuk sekedar membuat segelas teh celup hangat, entah mengapa, tapi yang penting semua itu selalu membuat aku tenang, percayalah.

gelas kosong bekas teh hangat jatah malam ini baru saja aku taruh di meja, tapi sepertinya aku belum merasakan kantuk, baiklah aku akan pergi ke dapur untuk membuat segelas teh hangat lagi, siapa tahu aku akan merasa lelah karena harus bolak balik kamar - dapur dan akhirnya bisa tertidur dengan nyaman, malam ini aku harus segera tidur.
Kejadian siang tadi harus di lupakan.
Malam sebelumnya aku selalu merasakan kantuk setelah minim segelas teh hangat, tapi malam ini berbeda, ada hal yang membuat diamku berujung lamunan panjang dan jauh.

Dapur terasa begitu jauh malam ini, entah mengapa aku merasa ada yang mengikuti aku dari belakang, baru pertama kali aku merinding di jalan yang biasa aku lewati di malam-malam sebelumnya ini. Ada apa, entah.

Kejadian siang tadi harus di lupakan.

"keyra, lepaskan aku"
"keyra"

Suara gadis itu masih menggelitik telinga ku, huhh bukankah dia sudah mati?
Aku harus melupakannya,
Siang tadi aku nggak sengaja membunuh gadis itu, aku berani bersumpah kalau aku nggak sengaja.

Teh celup masih tersisa beberapa di laci dapur, sejurus kemudian teh hangat sudah tersaji di tanganku.
Aku aduk-aduk teh itu di bawah kepulan asapnya.
Uhhh baunya sangat wangi.

"keyra"

Ada yang memanggil namaku dari belakang, aku terbelalak tapi nggak sanggup menoleh.

Suara itu samar-samar, tapi jelas suara itu memanggil ku.
Suara gadis yang ku bunuh tadi siang.
Abel.

"lepaskan aku keyra"

Nafas mulai tak beraturan, gelas yang aku genggam bergelidik, begetar.
Aku yakin ini pasti hanya halusinasi, baiklah aku akan mencoba menoleh, pasti tidak akan ada seseorang di dapur ini kecuali aku.

Seketika aku terbelalak dan histeris melihat Abel sedang berdiri tegak di belakangku menatap tajam, teh hangat yang ku genggam seketika tumpah mengenai wajah.

"Maafkan aku "

"Maafkan aku"

Sedetik kemudian aku terbangun dari tidurku, dan yang ada hanyalah langit- langit kamar.

"SHADOW" Dia selalu disiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang