#3 - Pain And Fear

200 30 51
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Play the youtube link for the music^^
May you enjoying this story~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Geundae nuna, aku tadi bertemu dengan orang aneh ketika sedang berjalan. Orang itu memakai pakaian hitam, bahkan memakai topi dan masker hitam juga." Lanjutnya yang membuatku bingung.

"Hyaa, kau yang aneh bukan orang itu. Apa semua orang dengan pakaian hitam adalah orang aneh? Atau kau mengira dia orang jahat?" Balasku cepat.

"Nuna ige jinjjayo, kau selalu saja tidak percaya padaku. Ahh nuna, apa kau masih menyelidiki kasus pembunuhan orang tua kita?" Pertanyaan Minsoo yang seketika membuatku diam sejenak mendengarnya.

"Eoh, wae?" Jawabku tanpa ragu.

"Sasilheun, ada yang tidak kuceritakan saat kejadian malam itu"

"Mwo?" Balasku terkejut setelah mendengar apa yang Minsoo ucapkan.

~~~~~~~~~~~Throwback~~~~~~~~~~~

Aku masih duduk untuk menunggu nama Minsoo akan dipanggil sebagai pernyataan saksi. Minsoo terlihat begitu ketakutan akan kejadian yang baru saja menimpa kami, terlebih lagi ia harus keluar-masuk kantor polisi selama beberapa hari kedepan untuk memberikan pernyataan saksi. Namun karena ia masih terlalu dini untuk memberikan pernyataan, aku pun selalu menemaninya, barangkali ia hanya berani membicarakannya denganku saja.

Sampai seorang polisi datang manghampiriku dan Minsoo, menuntunku untuk segera memasuki ruang pernyataan saksi.

"Annyeong, Minsoo-ya" sapa seorang detektif wanita ketika kami memasuki ruang itu, Minsoo hanya melihat detektif itu lalu menatapku dengan tatapan takutnya.

"Minsoo-ya gwaenchana, dia bukan orang jahat" Ucapku untuk menenangkannya.

"Baiklah, bisakah kita percepat saja? Ini sudah malam, ini tidak membutuhkan waktu yang lama jangan khawatir." Lanjut detektif itu seraya menatapku untuk dapat segera melakukan pernyataan saksi, aku dan Minsoo segera duduk dihadapan detektif itu.

"Minsoo-ya bisakah kau ceritakan kejadian yang baru saja terjadi ini? Kudengar hanya kau yang ada ditempat kejadian saat kejadian itu terjadi." Tanya detektif itu dengan suara lembutnya agar sebisa mungkin Minsoo tidak merasa takut dan tertekan.

"Mollaseo, aku hanya bersembunyi dibawah lantai rumahku" Jawab Minsoo dengan suaranya yang getir diikuti dengan air mata yang masih mengalir.

"Geureom, apa kau melihat wajah orang itu?" Lanjut detektif itu lagi dengan suara lembutnya.

Tidak ada jawaban yang terdengar dari Minsoo, kulihat ia hanya tertuduk sambil menangis. Aku pun segera menariknya dalam dekapanku, membelai lembut rambutnya untuk menenangkannya yang ketakutan.

"Minsoo-ya, kita bisa menyudahinya dan melanjutkannya besok jika kau terlalu lelah dan tertekan." Bisikku pelan ditelinga Minsoo.

***

Kami segera keluar ketika pernyataan itu selesai, Minsoo memegang tanganku erat sekali seolah ia terlalu takut untuk berjalan sendiri.

"Nuna, nan museowoseo." (Nuna, aku takut). Ucapnya tiba-tiba ketika kami keluar dari ruang itu.

"Museowo wae?" (Takut kenapa?).

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang