#23 - I'll kill you

77 6 30
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Happy reading^^
Thank you for your vote too💛

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Donghyun Pov
--------------------------

Siang ini, aku melangkahkan kakiku memasuki rumah yang sangat besar bercat putih ini. Sejujurnya akupun tidak yakin dengan keputusanku. Namun bagaimanapun juga, Saeron saat ini adalah prioritasnya bukan?

"Uhh? Donghyun-ssi kau pulang!!" Sambut bibi Park ketika melihatku memasuki rumah ini.

"Apa ayah ada didalam?" Tanyaku tanpa basa-basi pada bibi Park.

"Ahh, Tuan Kim sedang mengerjakan laporan di ruangannya."

"Gamsahabnida." Balasku segera melangkahkan kakiku untuk memasuki ruang kerja ayahku.

Aku melihat ayahku sedang mengerjakan laporannya dari balik jendela. Jantungku berdegup lebih cepat, kakiku membeku seolah tidak ingin masuk kedalam sana. Perlahan aku memegang handle pintu dan membukanya, membuat ayahku mengalihkan perhatiannya menatapku datar.

"Abeoji, nan--"

"Kenapa kau pulang?" Ayah memotong kalimatku yang bahkan belum selesai kubicarakan.

"Sepertinya aku tidak pernah menyuruhmu untuk kembali kerumah ini." Kalimat singkat ayah yang mampu membuat air mataku mulai nampak di sudut mataku. Ayah kembali menatap laporannya setelah mengatakan kalimat itu.

"Abeoji, aku hanya ingin menyelamatkan temanku. Dia dalam bahaya!"

"Apa temanmu dapat merugikan perusahaan ayah?" Jawabnya membuatku mematung.

"A..aniyo." Suaraku mulai terdengar gemetar.

"Kalau begitu pergilah! Kau sendiri yang memutuskan untuk meninggalkan rumah, jadi tidak usah lagi meminta bantuanku."

Kurasakan setetes air hangat ini mulai mengalir diwajahku. Aku mengepalkan erat kedua tanganku, Hanya hembusan napas kasar yang keluar sebelum aku melanjutkan kalimatku,

"Apa karena aku hanya seorang anak dari selingkuhan ayah? Karena itukah ayah sangat membenciku?"

Kulihat ayah berdiri dan menatapku dengan raut wajah yang sangat marah, ia melangkahkan kakinya di sudut ruangan ini dan mengambil tongkat golf-nya. Kedua mataku kini membulat sempurna, tubuhku gemetar hebat.

Ayah tidak mungkin memukulku dengan tongkat itu kan?

"Kau!! Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu? Kau tidak sadar? Kau hanyalah seorang pembawa kutuk di keluarga ini!!"

Tanpa sadar, kini aku telah berlutut membelakangi ayahku yang sibuk memukuliku dengan tongkat golf-nya.

"Andai saja kau tidak datang saat itu, istriku mungkin tidak akan meninggal secepat ini!!"

Aku hanya dapat merasakan sakitnya setiap pukulan yang mendarat ditubuhku. Namun, kenapa kalimat ayah terasa lebih menyakitkan dibanding pukulannya?

"Abeoji geumanhae!! (Ayah hentikan!!)" Hingga kudengar suara Sungkyu hyung menghentikan ayahku.

Aku memutar kepalaku perlahan untuk memastikan pemilik suara itu, "Hyu..hyung."

"Jika ayah tidak ingin menjadi seperti pembunuh, hentikan itu." Ucapnya lagi.

Sungkyu hyung berjalan mendekatiku, mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. Aku hanya menatap tangannya, lalu bangkit berdiri tanpa menerima uluran tangan Sungkyu hyung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang