#21 - Plan

56 8 21
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Play youtube link for music^^~
May you enjoying this story💞

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Minsoo Pov
~~~~~~~~~~~

Ahjussi itu membawaku kembali ke-Seoul. Ia memberhentikan mobilnya didekat rumah susun kecil. 'Bagaimana bisa ada rumah susun didaerah yang sangat sepi seperti ini?' Pikirku.

Aku segera turun dari mobilnya dan mengikuti Ahjussi ini dibelakangnya. Ia membawaku kedalam rumahnya. Aku yakin sekali Ahjussi ini pasti pemalas, rumahnya saja dipenuhi dengan rumah laba-laba.

Pandanganku teralihkan menatap sebuah peta konsep yang tertempel dibelakang pintu rumahnya, tangan kananku tergerakan menyentuh sebuah foto keluarga yang tertempel disana. Air mataku memberontak ingin mengeluarkan dirinya dari mataku, tubuhku terasa lebih lemas. Ribuan duri seolah menancap dijantungku, aku merindukan mereka.

"Minsoo-ya, sedang apa kau disitu?" Ucapnya ketika tersadar aku tidak mengikutinya lagi, membuatku dengan cepat mengusap air mataku yang akan jatuh.

Aku membalikkan badanku dan menatapnya, "Kau yang membuat ini?" Balasku dengan menunjuk peta konsep dibelakang pintu itu.

"Ahh, aku baru sadar foto orang-orang bodoh itu masih tertempel disana."

Tanpa menjawabnya aku hanya menghembuskan nafas kasar, jujur saja aku marah sekali saat ini. Kulangkahkan kakiku mendekatinya yang sudah terduduk di meja makan. Aku menarik kursi meja itu dan duduk disana, sedangkan ahjussi ini masih sibuk dengan ponsel dan permen karetnya.

Setelah beberapa saat, ia menyodorkan ponselnya kepadaku. "Minsoo-ya, kau pasti tahu siapa dia bukan?" Aku hanya mengangguk menatap foto didalam ponselnya.

"Aku mau kau membantuku untuk membunuhnya."

Mataku membulat lebar, membunuhnya? Kedua tanganku gemetar, namun sebisa mungkin aku menyembunyikannya. Hatiku terasa sakit sekali ketika pria ini ingin membunuh gadis didalam foto itu.

"Kenapa kau ingin membunuhnya?" Tanyaku tanpa menggangguku yang masih menatap lekat foto itu.

"Karena dia menggangguku." Ucapnya singkat membuatku menatapnya tidak mengerti.

"Kau tahu dia putri letnan detektif itu. Kau kira aku tidak tahu bahwa dia masih mencari pembunuh ayahnya sampai saat ini? Tentu saja itu sangat menggangguku." Kedua tanganku kini mengepal, aku tidak menyangka jika pria ini benar-benar gila. Apa membunuh manusia semudah membunuh serangga baginya?

"Wae? Kau menyukai gadis ini?"

Aku memalingkan wajahku darinya sebelum membuat keputusanku. Apa aku yakin aku dapat membantunya untuk membunuh gadis yang aku cintai? Konyol sekali, aku tidak berpikir sejauh ini jika dia akan menjadikanku seperti seorang pembunuh. Untuk beberapa saat aku hanya terdiam, membuat pria itu kini berdiri dan mendekat disebelahku.

"Minsoo-ya, kau tidak akan menghianatiku bukan?" Ucapnya.

Aku menghembuskan nafas berat sebelum akhirnya kualihkan pandanganku menatapnya. Bagaimanapun, aku harus meyakinkannya bahwa aku berada dipihaknya. Senyum tipis terukir diwajahku, aku mengangguk pelan yang dibalas dengan senyum bangga olehnya.

***

Malam telah menjemputku, kulangkahkan kakiku ditengah keramaian kota seoul ini. Aku tidak bisa melihatkan wajahku, hal ini membuatku harus memakai masker dan pakaian yang benar-benar tertutup kemanapun aku pergi. hoodie hitam ini selalu menemaniku. Aku tidak dapat berpikir jernih saat ini, aku ingin menangis jika aku bisa. Siapapun, kuharap seseorang dapat melindungi Saeron.

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang