#18 - 12 years ago [3]

60 13 53
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Play Youtube for music^^
Enjoying this story ^ω^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sudah hampir dua minggu kasus pembunuhan orang tua Yeon Ji belum juga terpecahkan, kasus itu ditutup begitu saja oleh Letnan detektif yang sedang menanganinya. Bagaimanapun, hal itu tentu juga bukan kemauannya untuk menutup kasus yang serius ini.

Keluarganya terancam. Junghwan, pembunuh itu mendatangi rumah Letnan Jung pada malam hari ketika Letnan Jung masih berada dikantor polisi. Junghwan mengikat istri serta putri tunggalnya, memasangkan kain pada mulutnya. Junghwan mengancam akan membunuh keluarganya ini jika tidak menutup kasusnya.

Dengan terpaksa Letnan Jung menutupnya atas kasus perampokan, membuat semuanya berjalan sesuai dengan alur pembunuh. Beberapa hari setelah menutup kasus itu, Letnan Jung mengundurkan diri dari pekerjaannya. Rasa bersalah terus mengikutinya yang tidak mampu menyelesaikan kasus ini dengan tuntas, meskipun ia telah bertemu dengan pembunuhnya.

Hingga akhirnya, Letnan Jung memilih untuk menyelidiki kasus ini secara diam-diam. Namun ia tidak dapat berbuat banyak, selain dirinya yang bukan lagi seorang detektif, Junghwan bisa saja masih mengawasinya.

***

Jeju malam hari ini tidak setenang dulu, ketika semuanya masih berjalan dengan lancar tanpa beban. Begitu pula dengan Letnan Jung saat ini.

Pria ini secara sembunyi-sembunyi memasuki kantor polisi tempatnya dulu bekerja, melangkahkan kakinya tanpa suara menuju meja kerjanya dulu. Kantornya telah sepi, hanya beberapa polisi penjaga yang masih disana. Ia mengambil sebuah memory card dari saku jaketnya, menyembunyikannya didalam vas bunga berisi tanah.

Setelah berhasil menyembunyikan memory card itu, Jung Yong Guk segera pergi dari tempat ini. Melangkahkan kakinya dengan cepat semakin menjauh dari kantor polisi ini.

Yong Guk berjalan sembari mengetikkan sebuah pesan pada ponselnya, raut wajahnya menunjukkan adanya harapan. Tanpa melihat jalannya, ia tidak tahu bahwa Junghwan sedang berjalan berlawanan arah dihadapannya.

Langkahnya terhenti ketika dirasa sebuah benda tajam menusuk perutnya. Yong Guk mengalihkan pandangannya manatap Junghwan yang kini telah berdiri dihadapannya. Tubuhnya gemetar, matanya memerah menahan amarah pada psychopath gila dihadapannya. Sedangkan Junghwan hanya menyeringai tipis.

"Bukankah sudah kukatakan jangan berbuat apapun?" Ucap Junghwan menang, lalu mengambil ponsel ditangan Yong Guk. Melemparkannya begitu saja dijalanan dan menginjaknya hingga rusak.

"Dasar kau munafik!! Bukan seperti ini caranya kau membalaskan dendam mu!!" Yong Guk mengeluarkan sisa tenaganya untuk memaki Junghwan.

"Tutup saja mulutmu, kau bahkan sudah mau mati." Balas Junghwan sebelum akhirnya menarik pisaunya dan melangkah pergi meninggalkan Yong Guk yang semakin lemah.

***

Junghwan kembali menuju rumahnya. Rumah kecil dipinggiran pantai yang hanya ia tinggali sendiri saat ini. Jinhwan memilih untuk tinggal dipanti asuhan daripada tinggal bersama kakak pembunuhnya. Hal itu tentu membuat Junghwan semakin dendam karena setelah kepergian ayahnya, kini adik satu-satunya telah meninggalkannya juga.

'Dasar pengacara bodoh!! Kau membuat keluargaku semakin hancur.' Pikirnya.

Junghwan bahkan tidak pernah menyadari bahwa semua ini adalah karena perbuatannya yang membunuh ibunya malam itu. Ia selalu mencari seseorang untuk disalahkan, Junghwan berpikir bahwa ini semua adalah salah orang-orang yang terlibat dalam pengadilan ayahnya.

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang