2 - Tulip Leher [Spesial Jeno's Birthday]

11.9K 1K 124
                                    

Deg degan karena dekat dengan seseorang yang disukai itu sudah biasa. Masalahnya adalah jika orang itu bulan soulmate yang ditakdirkan. Sia-sia kan sukanya.

Jeno, baru-baru ini menyukai seseorang. Sayangnya, orang tersebut bersikap biasa saja. Ah, tidak juga sih, Jeno mana mungkin baper kalau sikap orang itu biasa biasa saja.

Dia perhatian kok. Memberikan roti saat dia kelaparan, memberikan handuk setelah ia berlatih basket, memberikan minuman dan semangat saat bertanding, kadang juga memberi contekan. Eh, yang terakhir nggak usah disebut kali ya.

Intinya, sikap Renjun itu seperti teman biasa yang perhatian.

Ya, disebut deh namanya.

Masalahnya, Jeno terlanjur baper.

"Kenapa Jen, lesu amat."

Haechan, teman seperjuangan Jeno dalam hal apapun kecuali cinta menepuk pundaknya. Jeno menghela napas tanda bahwa ada beban tak kasat mata yang dipikulnya.

"Si Cina itu lagi?"

"Heh, kalau nyebut gak usah nyebelin gitu napa?"

Haechan terkekeh. Lama-lama pengen menggoda Jeno juga.

"Tembak aja kenapa sih?"

"Gampang ya nyebut asal nembak. Aku kan gak pengen ditolak."

"Renjun juga kayaknya suka kamu, Jen."

"Simpulan itu keluar dari mana? Kalau analisisnya cuma dari sikap dia ya gak bisa, Chan. Dia juga perhatian ke Jaemin."

"Wih, cinta segitiga."

"Lama-lama capek berteman sama kamu."

"Ya, Jeno ngambekan. Cowok gak sih?"

"Makanya Chan, bantuin!"

"Saranku ya coba dulu. Kali aja dia suka."

"Tapi kalau dia bukan soulmate aku gimana?"

"Plis deh Jen. Kamu ga mau nembak karena takut ditolak apa karena takut dia bukan soulmate-mu sih?"

"Dua duanya."

"Gini deh."

Haechan memulai ceramahnya.

"Masalah soulmate atau nggak, nanti aja. Sekarang kalau kamu memang suka ya bilang. Mau gak Renjun direbut Jaemin dulu? Malah aku denger Kak Mark juga tertarik sama Renjun."

"Hah? Serius?"

Jeno kaget, sumpah. Jaemin temen sepermainannya aja gak tau bisa dia saingin atau nggak, sekarang Kak Mark juga? Mati.

"Makanya, mending kamu ditolak dulu daripada keduluan orang."

"Tapi, gimana caranya?"

Jeno panik, melupakan fakta Haechan merelakan Jeno lebih baik ditolak Renjun duluan.

"Hari ini ultahmu kan? Kasih dia kejutan."

"Chan, yang ada harusnya kalian yang ngasih kejutan."

Haechan meringis. Ketahuan dia tidak punya rencana apapun untuk ulang tahun sahabatnya ini.

"Nanti kalau kalian jadian, aku kasih sesuatu."

"Chan, kalau yang itu adanya kamu minta pj jadian."

Haechan kembali meringis. Punya temen, pelit amat ya. Tetap saja akhirnya Jeno meminta sarannya.

"Ya udah, kejutan apa nih?"

"Hm, kasih kalung kali, nanti kamu yang pasangin. Kan kamu bisa liat tuh tanda di lehernya apa."

"Woah."

MOMENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang