~Warningnya seperti biasa ya, sesuai judul chapter ini agak-agak pedas. Nggak kok, nggak pedes banget, cuma sampai gerah aja. Tetep sih kategorinya dewasa. Risiko apapun ditanggung sendiri, penulis cuma boleh menanggung rasa terima kasih dari pembaca. Cheers :D ~
HOTPOT RASANYA PEDAS.
RENJUN SUKA HOTPOT.
JADI, RENJUN SUKA PEDAS.
Logika yang benar jika diselesaikan dengan logika matematika. Renjun memang suka pedas, tetapi bukan berarti ia suka dengan kata-kata pedas.
Sebagai laki-laki yang hidup sekian belas tahun bersama ketujuh saudara perempuan, ia terbiasa berbicara yang sopan, mengucap dengan tutur kata yang halus meski tidak sampai lemah lembut juga. Terbiasa dengan dua bahasa membuatnya diajarkan kata-kata yang formal, berharap agar Renjun suatu saat bisa menggunakan dengan bijak. Setidaknya itulah didikan dari kecil yang membuatnya menjadi pribadi yang polos, murni, dan manis. Dulunya sih, sebab, ketika ia melangkahkan kaki dari negara bambu menuju negara gingseng, ia ditampar dengan banyak kosakata asing yang akhirnya disadari sebagai kata-kata tanpa kesopanan. Syukurlah, agensi tempatnya bernaung mengajarkan etika sehingga ia berhasil menyaring kata-kata kotor untuk dibuang ke selokan terdekat.
Namun, belum selesai dengan kata-kata kotor, ia kembali dihadapkan pada kata-kata pedas. Apa boleh buat, hidup diantara sekian puluh laki-laki peserta didik idol SM yang akhirnya direduksi menjadi 18 orang pada 2018 awal membuatnya terbiasa untuk mendengar kata-kata dengan rasa khas yang sebenarnya tidak terdaftar di sensor lidah maupun neuron otak manusia.
Sederhana saja. Pedas bukan rasa, melainkan sebuah sensasi; dan Renjun cukup paham untuk merasakan apa yang namanya sensasi. Terlebih ketika ia sendiri yang mencicipi.
"Karena Jeno lebih tidak lucu dari sebelumnya, aku memberikan penghargaan ini padanya." Itu kalimatnya untuk penghargaan, tetapi jelas menusuk orang yang disebut. Jeno yang bisa tersenyum, menyadari jika ia memang pantas disebut tidak lucu.
"Kalau kau setua itu, bagaimana dengan orang di belakangmu?"
Itu kalimatnya untuk Lucas sambil tidak sengaja menyindir usia Kun, seorang anggota yang lahir di awal 1996. Kun langsung cemberut, padahal awalnya ia tertawa menertawakan Lucas yang mengaku lahir di tahun 80. Renjun memerhatikan baik-baik bagaimana perubahan wajah Kun. Sejak itu, ia selalu merasa ada yang aneh pada dadanya melihat bagaimana rupa anggota apalagi yang tersebut terlihat sakit hati. Rasanya seperti... puas, dan Renjun pun ingin merasakannya lagi.
"Aku khawatir menjadi dewasa, tetapi melihat Mark-hyung, rasanya sama saja. Dia cuma boleh minum bir, lalu apa?"
Itu adalah kalimat yang digunakannya di Weekly Idol, sukses membuat Mark terperangah karena ditusuk tiba-tiba.
"Iya, kepala Haechan sangat kecil, makanya tidak bisa diisi apa-apa."
Kalimat selanjutnya benar-benar pemuasan diri. Ia harus mengucapkan "saranghae" pada Haechan menyadari sohib seumurannya itu benar-benar shock dengan semburannya, padahal sumpah tidak sengaja.
Berhari-hari pun Renjun lewati dengan sensasi yang mendebarkan tatkala kata-kata pedasnya berhasil menyakiti orang. Syukurnya teman-teman yang ia sakiti adalah teman-teman yang rela disakitinya. Mereka bilang itu lucu bagaimana ia menghidupkan suasana sekaligus menjatuhkannya hanya dari kata-kata jujurnya. Jadi, ia terbiasa melakukannya hingga seseorang yang terkenal dengan healing smile membuatnya tidak bisa berkata-kata.
"Puas ya?"
"Hah?"
"Udah puas ketawanya?"
Renjun terbiasa bermain dengan anak-anak dream dan ia juga cukup terbiasa ke dorm 127 untuk bermain dengan Winwin atau Doyoung. Ia juga sering bercanda dengan kakak di depannya ini, tetapi ini kali pertama Renjun merasa takut untuk mengeluarkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMENTS
Short Story[ALL MEMBERS COMPLETE!] "Ada momen ada cerita. Renjun yang mencari cinta diantara anggotanya." One shot collection about Renjun NCT Soulmate Alternative-Universe Season 1 : NCT Dream x Renjun [Mark x Renjun, Jeno x Renjun, Haechan x Renjun, Jaemin...