4 - In Time

7.1K 820 75
                                    

Kali pertama Renjun menyadarinya adalah saat Renjun mengikuti lomba dance di Jilin. Saat itu, Renjun yang panik langsung menghubungi Sang ibu dan bertanya dengan polosnya,

"Ibu, ada orang iseng yang nyoret tanganku pakai spidol permanen. Gimana cara ngapusnya?"

Ibunya diam dan memerhatikan si anak memerlihatkan pergelangan tangannya. Ada angka yang tertera di sana dan butuh waktu yang cukup singkat bagi sang ibu menyadarinya.

"Renjun sayang, kamu yakin mau jadi Idol?"

Anggukan Renjun dan mata penuh determinasi itu memberikan jawaban yang kuat bagi sang ibu untuk menceritakan tanda coretannya.

"Kalau begitu, kamu harus mempersiapkan diri karena jalan menjadi Idol itu keras."

"Yixing-ge bilang untuk mencapainya perlu kerja keras. Jadi Renjun juga akan kerja keras."

Sang ibu yang tersenyum.

"Ibu, coretan ini?"

"Itu adalah waktu sebelum kamu bertemu belahan jiwamu. Bisa jadi hitungan hari atau minggu atau bulan Ibu pun tak tahu. Tanda itu akan muncul ketika kamu memastikan akan mengejar impianmu, sayang."

Renjun terhenyak.

"Berarti Renjun harus jadi Idol dulu dong kalau mau ketemu dia?"

"Bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Nanti Renjun pasti mengerti saat bertemu orangnya."

Kalimat Ibunya saat itu benar-benar membantu tetapi juga membuatnya jengkel. Iya, dia sudah bertemu kok belahan hati alias soulmate di angka yang ditentukan tangannya itu (Renjun bahkan menghitung manual mengenai hari, bulan, dan tahun kemungkinan dia bertemu soulmate-nya). Ya, hari itu adalah hari ketika ia pindah ke SM Entertainment dan diperkenalkan sebagai salah satu trainee bersama dengan Zhong Chenle.

Awalnya Renjun kira Chenle orangnya. Namun, saat ia bertatap mata dengan pemilik healing smile itu, Renjun langsung tahu dialah soulmate-nya.

Bahagia sih.

Masalahnya, mana dia tahu kalau soulmate-nya orang yang hobi ngardus. Suka ngalus pula.

"Jeno."

"Yak!"

Itu adalah salah satu percakapan saat Jaemin memanggil Jeno dan langsung menciumnya.

"Channie! Muah."

Kalau yang ini dua-duanya memang sepaket tukang nyosor pipi orang.

"Aku bahagia kalau kamu bahagia."

Ini nih kalimat yang membuat Renjun mendidih karena bisa-bisanya diucapkan Jaemin ke seluruh NCT-zen. Sepertinya, di mata Jaemin, Renjun cuma ampas debu.

Untung sayang.

"Aigo, kyeopta. Cupp"

Kali ini si maknae juga kena. Walau ia juga akan melakukan hal serupa jika dihadapkan Chenle dan Jisung.

Sabar ya Renjun. Punya soulmate memang harus saling pengertian. Apalagi setelah ditinggal setahun sakit, wajar aja kalau Jaemin jadi suka tebar pesona begini.

"Injun ngambek?"

"Emang ada alasan untuk aku ngambek?"

"Aigo kyeopta."

Jaemin mengelus pergelangan tangannya, lebih tepatnya gelang couple yang ia pakai setiap hari. Renjun heran, kalau Jaemin bilang imut ke member, pasti dihadiahkan satu kecupan. Kenapa dirinya tidak?

"Injun juga mau dicium? Tapi Injun kan spesial."

Saking frustrasinya, Renjun tidak sadar menyuarakan pertanyaan yang seharusnya disimpan di dalam hati saja.

"Spesial gimana Jaem? Aku cemburu tahu liat kamu cium-cium orang seenaknya. Malah aku denger kamu juga mau cium perawat lagi."

"Ih, yang perawat itu fitnah Njun. Tapi Injun kiwoyo banget sih cemburu. Nggak usah cemburu gitu, karena soulmate Jaemin cuma satu dan satunya yaitu Injun."

"... "

"Aduh, mukanya memerah. Jadi pengen cium."

"Cium aja."

"Eh."

Jaemin kaget dong. Kok Renjun tumben blak-blakan gini.

"Tuh kan, apanya yang spesial kalau cium Renjun aja nggak mau."

Renjun kesal melihat Jaemin justru menggelengkan kepalanya. Ia memalingkan muka, tanda bahwa dia benar-benar kecewa.

"Injun."

Jaemin frustrasi. Serius. Bukannya ia tidak mau mencium Renjun, dia mau banget malah. Cuma ya, Jaemin takut.

"Kalau aku khilaf Renjun nggak marah kan?"

Jaemin serius pake banget kalau sudah pakai panggilan Renjun.

"Jaem, memangnya aku ini siapamu? Aku soulmate-mu kan."

Tidak ada sedetik kemudian, bibir Jaeminpun mengklaim bibirnya.

Gara-gara itu juga, bibirnya bengkak nyaris tiap hari.



[Jaemin x Renjun]
---Fin?---

Maapin saya yang makin lama makin tercemar. Baru nyadar tiap chapter nambah, intimate level nya juga nambah.

Sorry banget Jaemren-nya pendek (short story sih). Iya pendek, kalau nggak pendek, bisa jadi dua chapter ini. Sayangnya saya nggak ada waktu lagi jadi ya udah segini aja dulu dipublish-nya.

Silakan di- vote jika suka

Silakan dikomen juga chapter depan mau siapa? Haechan atau Chenle?

MOMENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang