Part - 1

80.2K 3.2K 33
                                    


Selamat membaca

___________________________





Gadis cantik yang baru saja keluar dari salah satu club malam itu berjalan luntang lantung, menyincing sepatu hak tingginya dengan sesekali menoleh.

Nafasnya tersengal, dengan kaki gemetar. Wajahnya memerah berusaha menahan tangis yang seakan siap meledak.

Meara mengusap wajahnya berulang kali dengan telapak tangannya, seraya melirik kearah jalan raya yang nampak sepi karena ini sudah pukul tiga dini hari.

Meara baru saja mengalami nasib buruk, dilabrak kedua orangtuanya di club malam karena ia menolak dijodohkan. Orangtuanya murka dan mengusir Meara, tanpa memberikan kesempatan lagi untuk dirinya.

Mobil, tas, ponsel, apartemen semua orangtuanya sita. Meara hanya bisa berjalan gontai bingung harus kemana lagi.

Meara menoleh kekanan dan kiri berusaha melihat dan meminta tolong kepada siapa pun. Meara mengerinyit dalam melihat Mobil hitam melaju pelan, Meara tersenyum berdiri lebih kepinggir lalu melambaikan tangannya.

Mobil itu berhenti tepat didepan Meara, ia menarik nafas lega lalu mengetuk pelan kaca mobil itu.

"Permisi," ujar Meara penuh harap.

"Iya."

Meara tertegun setelah kaca mobil itu terbuka, melihat pemilik mobil yang ternyata sudah ia kenali.

"Bang Nizar," ujar Meara tersenyum.

"Mea."

Nizar tersenyum singkat melihat gadis cantik nan sexy yang tengah berdiri didekat mobilnya. Kedua matanya menatap dalam penampilan Meara lalu senyuman manis ia berikan untuk gadis itu.

"Ada apa?" tanya Nizar.

Meara memeluk dirinya sendiri, menatap Nizar ragu-ragu sebelum ia menarik nafas lalu menghembuskan nya.

"Engh. Bang, Mea butuh tumpangan," kata Meara takut-takut.

Meara tahu Nizar sangat membencinya sejak dulu karena masalah Alina. Namun Meara yakin Nizar pasti akan membantu, dia abang nya Alina teman baik Meara.

"Masuk lah!" seru Nizar.

Nizar tersenyum singkat, melirik Meara yang duduk disebelahnya. Pakaian ketat nan pendek dengan belahan dada yang turun serta bau minuman keras dan rokok sangat jelas Nizar rasakan dari aroma tubuh gadis itu.

Nizar tahu Meara seorang pelacur murahan, gemar mabuk, liar, nakal dan hidup bebas sampai dulu Alina ikut masuk kedalam dunia itu.

Kedua mata Nizar sesekali melirik kearah tubuh sintal Meara. Tubuh sempurna untuk ukuran gadis yang masih muda, namun sudah membuat Nizar merasa gelisah dan penasaran.

Apalagi gesekan diantara kedua paha Meara yang sesekali ia lakukan ketika merubah posisi duduknya, membuat Nizar kembali menghelan nafas.

"Mau ku antar kemana?" tanya Nizar.

Meara menautkan kedua jari-jarinya satu sama lain, menunduk dalam lalu menggeleng pelan.

"Aku tidak tau," kata Meara lirih.

Meara mendongakan wajahnya, melihat Nizar lalu menceritakan apa yang sudah ia alami. Kesialan dalam hidupnya yang terjadi malam ini.

Nizar tidak mengatakan apapun lagi dia membelokan kendaraanya masuk kesalah satu apartemen milik Nizar.

Apartemen ini jarang Nizar tempati hanya sesekali saja ketika kekasih remajanya berkunjung dan bercinta disana sampai puas.

"Ayo," ajak Nizar.

MEARA (Si Istri Simpanan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang