Part - 9

38.4K 2K 56
                                    

Sori typo

___________________







Nizar memasukan cincin kedalam jari manis Amira dengan senyuman menghiasi bibir Nizar. Tatapan Nizar begitu lembut menatap gadis didepannya yang sudah tersipu malu-malu.

Amira terlihat cantik dengan gaun indah yang melekat ditubuhnya. Rambut coklat sebahunya ia tata sedemikan rupa hingga kadar kecantikan gadis itu benar-benar membius tatapan Nizar.

Selain cantik nilai paling tinggi gadis itu dimata Nizar ialah kekayaan nya. Terserah dengan bagaimana nanti keadaan pernikahannya yang mungkin tidak akan dilingkupi  kebahagiaan, Nizar hanya ingin tubuh dan kekuasaannya setelah ia puas dengan leluasa Nizar akan melempar Amira kejalanan.

"Mas," Amira tersenyum manis menggenggam jemari Nizar.

"Iya."

"Aku cinta kamu," Amira memajukan wajahnya, mencium bibir Nizar lembut.

"Amira!" seru Nizar mendorong pelan tubuh Amira.

Wajah gadis itu memerah, menatap seluruh keluarga besar yang tengah menatap mereka dengan senyuman. Acara pertunangan ini hanya dihadiri oleh saudara dekat saja dari dua keluarga besar, rumah Effendi menjadi tempat acara dan dihiasi begitu cantik untuk menyambut Amira sebagai calon menantu baru.

"Kalian ini," Santi terkekeh menggelengkan kepalanya melihat Nizar dan Amira.

Nizar menghembuskan nafasnya memilih untuk pergi dan menjauh dari keluarga besar itu. Nizar bosan dengan acara seperti ini, batinya terpaksa bahagia dengan semuanya.

"Mas. Mau kemana?" tanya Amira mengikuti Nizar dari belakang.

Nizar mengabaikan gadis itu memilih untuk masuk kedalam kamar dengan Amira yang masih mengikutinya. Fikiran Nizar melayang tiba-tiba memikirkan Meara yang tidak ia temui selama dua hari.

Ia mengumpat kasar dalam hati membayangkan pelacur sampah itu membawa lelaki lain dan bercinta sepuas mereka. Nizar meradang membayangkannya, apalagi asal usul Meara yang memang memiliki keturuan pelacur seperti Naomi.

"Kamu kenapa sih Mas?"

Tangan Amira melingkari tubuh Nizar memeluk lelaki itu dengan sayang, lalu menciumi punggung Nizar lembut.

"Mir," panggil Nizar tidak nyaman.

Amira tidak menjawab, gadis itu malah semakin memeluknya erat dengan tubuh semakin menempel dipunggung Nizar. Nizar tidak nyaman ia meremas lembut tangan Amira hingga gadis itu melepaskan pelukannya.

"Kenapa sih Mas? Pelukan aja nggak mau!" sungut Amira.

"Bukan gitu Mir.."

"Terus apa? Minggu lalu juga gitu pas milih cincin."

Bibir Nizar tersenyum mencium pipi Amira lalu mengusap kepala gadis itu pelan. Amira melingkarkan tangannya dileher Nizar, menarik kepala lelaki itu agar mendekatinya.

Amira melumat bibir Nizar, menghisapinya dengan tidak sabar. Nizar membalas lumatan Amira, mengigit bibir tipis itu hingga lidahnya masuk. Tangan Nizar meraba tubuh Amira meremas pelan dada kenyal itu dengan gemas.

"Udah yah," bisik Nizar.

Amira menggeleng, ia semakin merapatkan tubuhnya menggesekan dadanya ketubuh Nizar dengan tatapan penuh harap.

"Aku mau lebih," Amira mengigit bibir bawahnya seraya memperhatikan wajah calon suaminya.

Nafas Nizar terasa berat, dengan tatapan lembut penuh kebohongan ia mengagguk memenuhi permintaan Amira.  Nizar tidak terlalu brnafsu, ia terbiasa membujuk dan memaksa perempuan hingga tunduk dan memohon dan Amira, gadis itu justru yang meminta.

MEARA (Si Istri Simpanan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang