Part - 23

35.4K 2.1K 116
                                    


Happy Reading...

Mohon maaf Aku kasih tau lagi yah, part-part yang hilang tidak akan aku update lagi.



____________________



Nizar merapihkan jasnya, berdiri didepan pintu kamar Meara dengan wajah terangkat lalu menatap pintu itu yang masih terkunci.

Tatapan Nizar begitu yakin, memasukan kunci lalu membukanya  dengan pelan.  Wajahnya menoleh, melihat Meara masih tertidur pulas diatas ranjang.

"Istri tidak berguna!" gumam Nizar sedikit berdecak lalu mendekati Meara.

Entah ada apa dengan Nizar hari ini, ia mendadak memperdulikan Meara memikirkan gadis itu dan keadaannya. Nizar terlalu marah sehingga memilih untuk mengurung Meara.

Namun pagi ini Nizar berbaik hati, ingin membangunkan gadis itu dan berbicara lebih serius tentang anak yang Meara kandung.

"Meara," bisik Nizar setelah duduk disamping tubuh Meara.

Meara seakan tidak terganggu dengan panggilan Nizar, tangan Nizar terulur menyentuh pipi Meara lalu menepuknya pelan.

"Meara," panggil Nizar sekali lagi.

Nizar tidak cukup sabar untuk membangunkan Meara yang masih tertidur pulas. Dengan kesal ia mengangkat tangannya sedikit lalu menampar wajah Meara hingga kedua mata mata gadis itu terbuka.

"Aww," ringis Meara.

Ia berusaha membuka matanya seraya mengusap pipinya sendiri. Meara mendelik tajam, buru-buru bangun lalu beringsut menjauhi Nizar.

"Dasar gila!" Maki Meara kesal.

"Capat mandi, lalu sarapan!" printah Nizar.

Meara menatap Nizar lalu memalingkan wajahnya. Rasa bencinya benar-benar tidak bisa ia tahan-tahan lagi, Meara terlalu muak dengan semuanya apalagi dengan kehamilannya sendiri.

"Apa perduli mu," ketus Meara, ia berusaha bangkit seraya memijit kepalanya sendiri yang mendadak pusing.

"Kau harus sarapan."

"Aku tidak lapar Nizar!" Ucap Meara buru-buru masuk kedalam kamar mandi karena rasa mualnya.

Meara memuntahkan isi perutnya, meremas pinggiran wastafel dengan rasa kesal luar bisa.

"Dasar anak sialan!" maki Meara dengan bibir bergetar.

Tatapannya terlihat sayu dengan wajah memucat. Menatap bayangan dirinya sendiri yang terlihat lemah karena kehamilannya.

"Jangan memaki anak ku seperti itu Meara!" ucap Nizar yang masuk mengikuti Meara dan berdiri disamping gadis itu.

Wajah Meara menoleh lalu tersenyum sinis "Ini bukan anak mu!"

"Itu anak ku!" Nizar berusaha meredam kekesalannya, mendekatkan tubuhnya lalu memijit leher Meara pelan.

Meara mendengus muak, menarik tangan lelaki itu agar jauh-jauh dari tubuhnya.

"Aku ini pelacur Nizar, aku juga pernah kau jual dan anak ini bukan anak mu!"

Nizar hanya tersenyum kecil sama sekali tidak mau mendengarkan Meara. Apa pun yang gadis itu katakan, semuanya hanya kebohongan Nizar tidak akan termakan lagi oleh semua perkataan Meara.

"Tapi aku yakin itu anak ku!"

"Oh yah. Jangan bangga Nizar, karena anak ini akan segera aku gugurkan!" Meara tersenyum benci lalu membasuh wajahnya dengan air.

MEARA (Si Istri Simpanan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang