Part - 6

47.6K 1.9K 83
                                    

Selamat membaca..

_______________________


Nizar menarik lengan Meara mendorong tubuh gadis itu cukup kuat hingga masuk kedalam mobil. Meara meringis sakit lututnya terbentur pintu mobil hingga berdenyut.

Nizar melempar jasnya kejok belakang menatap Meara sekilas lalu melajukan mobilnya dengan cepat. Kedua tangannya mengepal menahan amarah yang sebentar lagi akan ia lampiaskan kepada Meara.

Gadis itu harus tau diri siapa dia didalam kehidupan Nizar, tidak berhak Meara mengaggu kesenangannya dengan wanita lain.

Ini hidup Nizar tidak ada urusannya dengan Meara. Dia hanya orang baru yang masuk lalu menghancurkan kehidupan Nizar. Merecoki semuanya hingga menjebak Nizar kedalam pernikahan yang bahakan sama sekali tidak ia inginkan.

Mungkin saja waktu itu Meara hanya pura-pura meminta pertolongan untuk menjerat pria kaya dan memanfaatkan nya.

"Aku tidak akan mengampuni mu!" desis Nizar tajam melirik Meara yang hanya diam saja.

Meara menempelkan pipinya dikaca mobil dengan tatapan sayu. Kakinya sakit dan hatinya jauh lebih sakit. Dia tau apa yang akan Nizar lakukan padanya, pria itu jijik namun kenyataan nya dia masih ingin menikmati tubuh Meara berulang kali.

Meara harus sabar menghadapi Nizar hingga tiba saatnya waktu itu  datang dan dia akan menghancurkan Nizar sebagaimana dia menghancurkan Meara.

Meara hampir terjatuh ketika pintu mobil sudah dibuka. Tubuh Meara menegak dengan tatapan bingung.

"Kau yakin?" tanya Meara memperhatikan rumah didepannya.

Ini rumah keluarga besar Effendi dimana semua anggota tinggal dirumah ini. Bagaimana bisa Nizar membawanya ketempat ini dengan begitu mudah.

"Keluar!" sentak Nizar tidak sabar.

Meara keluar memperhatikan sekeliling rumah yang cukup sepi karena semua orang tengah berada diacara Alina.

Nizar menyeringai ia menarik tangan Meara membawa gadis itu masuk kedalam rumah dengan mudah.

"Nizar.."

Nizar hanya diam sama sekali tidak tertarik dengan apapun yang akan Meara katakan. Ia hanya mau melampiaskan semuanya agar tubuh dan fikirannya kembali lega.

Meara masuk kedalam kamar Nizar yang cukup luas. Tatapannya tertuju kearah bingkai besar yang terpajang disana, foto pernikahan Nizar dengan Milla masih ada disana dengan bingkai terawat cantik.

Nizar mengunci pintu kamarnya membalikan tubuhnya lalu menatap Meara yang masih diam dengan bodohnya.

"Buka bajumu. Puaskan aku sekarang!" printah Nizar dengan tatapan tajam.

Meara mendecih dalam hati balas menatap Nizar seraya duduk disalah satu kursi yang ada dikamar Nizar.

"Meara..." geram Nizar.

Tawa sinis Meara terdengar ditelinga Nizar membuat pria itu mendekat ingin sekali memaksa Meara agar segera menuruti kemauannya.

"Kau..."

Tangan Nizar melayang hampir saja merenggut rambut Meara dan membenturkan kepala gadis itu ketembok agar tidak berdaya. Sebelum gadis itu tersenyum mengangkat tangannya lalu membuka resleting dresnya hingga pakaian itu lolos dari tubuhnya.

"Jangan memukuli ku lagi." kata Meara.

Hati Meara semakin sakit ketika keputusan itu ia ambil. Meara mengorbankan harga dirinya didepan Nizar, bertingkah layaknya pelacur sungguhan yang memamerkan tubuhnya didepan Nizar.

MEARA (Si Istri Simpanan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang