Part - 7

40.1K 1.8K 60
                                    

Selamat membaca

______________________________

"Sshh. Ahhh."

Nizar mendesis pelan, menekan kepala yang ada dibawahnya dengan kuat. Kepalanya mendongak dengan satu tangan menekan pinggiran sofa.

"Lebih cepat Gia," desis Nizar.

Gadis itu mengagguk samar, menekuk kedua kakinya hingga duduk dilantai. Bibirnya memuatar dengan kepala terangkat menikmati milik Nizar yang memenuhi mulutnya.

Kedua tangan Gia menekan paha Nizar dengan tubuh bergetar dan nafas tersengal. Mulutnya bergerak liar, menghisap menjilati apa yang ada didalam mulutnya.

Rambutnya berantakan dengan tangan Nizar yang terus-terusan merenggut rambutnya dan menekan kepalanya.

"Gia. Aku keluar," Nizar mengerang manahan kepala Gia hingga mulut gadis itu dipenuhi cairannya.

Gia masih menghisap milik Nizar memainkan dengan lidahnya membiarkan cairan Nizar meleleh diantara sudur bibirnya.

Tubuh Gia sudah tidak tertutup seragam sekolah lagi, ia telanjang dibawah kaki Nizar. Melayani pria itu sejak dua jam lalu setelah ia bolos sekolah, dengan senang hati Gia menikmati setiap kali Pria itu memasuki dan memenuhi dirinya.

Dan sekarang giliran Gia yang harus membuat Nizar merasakan kepuasan, mengoral milik Nizar tanpa rasa jijik sedikitpun meski berulang kali mulutnya dipenuhi cairan kental berbau anyir milik Nizar.

"Arghh."

Nizar mengerang menjambak rambut panjang Gia lalu menariknya kuat, hingga mulut Gia melepasakan milik Nizar dan mendongak.

Nizar menyeringai melihat wajah memerah Gia dengan bibir meneteskan sisa cairannya. Senyuman Nizar semanis madu membuat Gia semakin jatuh cinta apalagi pria itu berjanji akan menikahi Gia bila semua keinginan Nizar ia penuhi.

Tinggal selangkah lagi Gia akan menjadi ratu dirumah keluarga besar Effendi, dengan segala fasilitas dan kehidupan yang indah. Gia sudah memberikan apapun yang Nizar mau, keperawanan hingga harga dirinya sudah ia berikan seutuhnya untuk Nizar.

Tak apa saat ini Gia bersikap layaknya jalang murahan yang mengidam-idamkan cairan Pria masuk ke mulut dan miliknya. Namun nanti bila Nizar sudah menikahinya ia akan terlihat jauh lebih terhormat dimata semua orang.

"Kau suka?" tanya Nizar tersenyum miring.

"He'eh." Gia mengagguk semangat, mengusap bibirnya yang terasa anyir.

"Kau mencintai ku kan?!"

Tangan Nizar mengusap pipi Gia, merayapi lalu meremas dada Gia hingga gadis itu mendesis pelan. Tubuh Gia bergetar ketika tangan Nizar memainkan ujung dadanya dan mencubit cukup keras, membuat Gia merapatkan kedua pahanya menahan sesuatu yang membuat tubuhnya terasa panas.

"Nizar, enghh."

Gia tidak tahan ia melenguh dengan wajah penuh permohonan agar Nizar melepaskan ujung dadanya. Rasanya sakit namun nikmat bila semakin Gia rasakan.

Rambut Gia semakin tidak karuan, dijambak semakin kuat oleh Nizar dengan mulut Gia semakin meracau tidak jelas.

"Kau mau apa?" bisik Nizar mendekatkan wajahnya ketelinga Gia lalu mengigit telinga itu dengan sedikit kuat.

"Arghh."

Gia menjerit ingin memukul Nizar namun ia cinta. Tidak mungkin Gia menyakiti Nizar, ia takut Pria itu marah dan meninggalkannya.

"Bitch, memohonlah."

Senyuman iblis terukir jelas dibibirnya, Nizar suka ada pelacur murahan yang memohon dibawah kakinya meminta untuk dipuaskan. Nikmat rasanya menyaksikan Gia memohon dan bersikap persis pelacur.

MEARA (Si Istri Simpanan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang