Relationship

43 18 0
                                    

Aku ingin mencintai dan meletakkan hatiku kepada Aiza?..., tapi apakah aku berani, aku masih mencari tau. Apakah Aiza benar-benar mencintaiku atau sebaliknya?..., apakah aku akan menyesal jika aku berpacaran dengan Aiza?...., begitu banyak pertanyaan yang berada di pikiranku.

Aku chat dengan Aiza pada saat itu, aku mulai dengan menayakan hal yang sudah biasa aku tanyakan pada Aiza yaitu :

"Sudah shalat"

"Sudah makan"

Dan yang lainnya, kali ini aku sudah selesai menayakan hal yang sudah biasa aku tanyakan, aku langsung bertanya ke Aiza hal yang serius.

"Aiza, kamu dulu memang pernah minta aku peka?..., jawab jujur", tanyaku.

"Aku belum bisa jawab sekarang, tolong kasih aku waktu yah", balasnya.

"Iya, aku beri waktu", jawabku.

Tapi sudah beberapa hari berlalu, dia belum menjawabnya, aku pun memberi umpan untuk ia makan agar ia bisa membalasnya dengan cepat. Aku memberinya umpan dengan memberi pesan kepadanya, bunyi pesannya ialah :

"Aiza kalau memang gak mau jawab pertanyaanku waktu itu gak apa-apa kok, gak usah dipaksa. Tapi kalau Aiza masih butuh waktu ataupun mau menjawab sekarang juga boleh, aku juga tidak melarang"

"Iya, iya aku jawab aku memang pernah suruh Misla untuk bilang ke Azca, kalau aku suka sama Azca", balasnya.

Betapa gembiranya hati aku, kalau di bayangin, bahagia hati aku itu seperti mendapati juara 1 lomba pidato tingkat nasional. Melihat pesan itu membuatku seperti berada di kehidupan yang sempurna tanpa noda dan kesalahan, percobaan ku sudah selesai dan aku ingin segera menjadi pacarnya.

Hingga hari itu datang, hari itu bertepatan dengan tangal lahir ku yaitu 22, aku menembak Aiza melalui chat.

"Aiza, kamu mau gak jadi pacar aku?...", aku langsung mengirim pesan itu tanpa basa-basi, di dalam tubuhku darah mulai mengalir deras, jantung makin berdegup kencang dan pikirianku melayang-layang. Sempat aku berpikir jika Aiza menolak, aku akan berpura-pura bilang kepadanya kalau itu di bajak. Aku memalingkan HP ku sebentar dan pergi ke dapur untuk ngambil cemilan dan setelah itu kembali ke kamar dan melihat HP ku lagi. Aku melihat ada pesan dari Aiza, aku langsung saja membukanya, waktu aku membuka kunci HP, aku berdoa agar dia menerima tawaranku, hingga waktuku untuk membuka pesan yang dikirim oleh Aiza, di dalam pesan itu tertulis :

"Gak" jawabnya singkat. Aku kecewa, kecewa berat karna dia menolak penawaranku, aku ingat dengan rancanganku untuk berpura-pura bahwa pesan itu dibajak. Tetapi baru beberapa kata yang kutulis dikolom pesan, Aiza memberi pesan lagi, yang bertulis :

"Alias gak mau nolak" pesan yang di lontarkan Aiza kepadaku.

Aku langsung menjawab "Betul Za?...", dengan gemetar aku menulisnya.

Dan dia menjawab balik "Iya betul", aku pun tak menduga pada saat itu, perasaanku campur aduk ada senang, bingung, dan lainnya. Akhirnya aku memiliki pacar yang juga suka denganku, memiliki paras yang cantik dan juga baik.

Semenjak hari itu, keceriaan aku di sekolah meningkat karna ada Aiza di hatiku yang akan menjaga diriku dan juga menjaga hatiku yang tidak bisa di rebut wanita lain.

Berpacaran itu menyenangkan. Ada senang, sedih, dan lainnya. Tapi ada satu hal yang dapat kamu ambil dari pacaran yaitu Kesetiaan.

Sudah beberapa hari berlalu semenjak aku menembak Aiza dan kebetulan sebentar lagi Aiza berulang tahun, aku ingin memberikan sebuah kado yang Spesial kepada Aiza.

Melalui video call aku ingin menanyakan Aiza kalau dia mau aku kasih kado apa?..., pada saat aku memulai video call bersama Aiza, Aiza tidak merespon hal itu, beberapa kali aku mencoba Aiza tetap tidak mau menjawab ataupun merespon, hal itu membuatku sedikit curiga. Tapi aku hanya berfikir kalau ia masih di jalan karna kebetulan kami baru pulang bersekolah, waktu aku lagi berfikir, tiba-tiba "tning" HP ku berbunyi, aku melihat ada pesan yang dikirim oleh Aiza dan ia menjawab pesanku,

"Maaf, tadi di jalan, HP ku ketinggalan. Jadi gak bisa angkat deh!, Sorry yah", pesan yang dilontarkan Aiza kepadaku.

Aku menjawab singkat "iya, Aiza. Gak apa-apa kok!", lalu aku menanyakan hal yang ingin kutanyakan pada Aiza (Pada saat itu aku sudah buat panggilan kesayanganku yaitu Syza atau sayang Aiza) akupun langsung menanyakan,

"Syza mau kado apa dari Azca?...", lalu Aiza menjawab.

"Terserah Azca, apapun yang dikasih oleh Azca aku suka, gak usah repot-repot Azca!, cukup kasih aku kejujuran dan kesetiaan kamu aja udah cukup buat Aiza", balasnya.

Aku pun langsung memberi pesan ke Azia "Kalau coklat mau ngak?...".

Aiza pun menjawab "Aku gak bisa makan coklat, takut nempel di behelku", sambil mengirim emot senyum gembira.

lalu aku bertanya kembali "Kalau boneka kamu mau gak?...".

lalu Aiza membalas pesanku "Terserah kamu, Azca!".

"Iya iya", ku menjawab balik.

Aku pun teringin untuk membelikannya sebuah boneka yang besar agar ia bisa memeluknya dan mengingatku. Sebelum hari ulang tahun Aiza, aku ada kegiatan Study Tour ke Malaysia tepatnya di Johor, Study Tour itu berlangsung selama 7 hari. Aiza dan Misla sebenarnya ikut Study Tour itu, tapi mereka berdua gak jadi ikut. Abangnya Aiza mau wisuda sehingga ia tidak bisa ikut denganku, sedangkan Misla, aku tidak tahu pasti penyebabnya apa.

Hari Minggu pagiku berangkat untuk melancong ke Malaysia, senang rasanya bisa berlibur ke luar negri sekaligus belajar, pikirku. Aku ingat pesan dari Misla kepadaku "Jaga mata, jangan cari cewek lain. Ingat yang disini", dan aku menjawab "Iya, gak ada yang ngebandingin Aiza kok". Hanya itu yang kuingat selalu bersama wajah kedua orang tuaku sewaktu Study Tour ke Malaysia.

Di Malaysia aku sempat beli cendramata untuk Aiza yaitu Dream Catcher dan Arklik yang terdapat bacaan "Love Forever", aku senang dapat membelikan cendramata itu kepadanya tapi dia tidak mendapatkan keduanya salah satu cendramata itu berada di tangan Misla, bukan lantaran Misla mencuri tetapi aku meminta tolong kepada Misla untuk memberikannya kepada Aiza dan Misla pun juga mau salah satu dari cendramata itu, kebetulan dia mau Arklik yang ada bacaan "Love Forever" aku hanya bisa pasrah untuk memberinya dan Dream Catcher jatuh ketangan Aiza.

Aku memberi Dream Catcher berwarna ungu, karna Aiza menyukai warna ungu. Aku memberi pesan kepada Aiza kalau aku minta maaf telah memberikan Misla arklik itu tidak ada kata lain yang dapat kukatakan selain memberi, Aiza pun mengerti dengan hal itu.

Seminggu menjelang ulang tahun Aiza, aku sudah membeli boneka "Hello Middy" yang besar bewarna ungu. Mengapa aku memilih boneka itu, karna boneka besar yang berwarna ungu, hanya tersisa boneka itu.

Aku ingin memberikannya kejutan yang spesial, segera boneka besar itu aku bungkusin plastik. Aku meletakkan pita pada bagian atas ikatan dan memberikan sebuah surat yang digantung pada pita itu. Tetapi beberapa hari sebelum ulang tahunnya ia tidak menjawab pesanku, begitu banyak aku mengirim pesan tidak sekalipun ia baca, aku melihat ia masih aktif dan sering mengganti profil, tetapi mengapa tidak menjawab pesan ku?....., ada apa dengan Aiza?...

Continue...

FORCED TO BRING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang