Message

34 18 2
                                    

#Pemberianku

Aiza beberapa hari ini memang tidak menegurku, tetapi aku hanya berfikir kalau ia sibuk dan tidak bisa menjawab pesanku, hingga suatu hari Aiza mengubah foto profil, aku komen di foto profil Aiza.

"Cieee, sombong nih hyee?... ", pesanku kepada Aiza.

"Azca maafin Aiza yah, Aiza mau kita putus. Bukan lantaran Aiza punya orang ketiga dan Aiza bosan kepada Azca tapi Aiza ingin fokus belajar terlebih dahulu. Azca jangan sedih, Azca harus kuat. Aiza memang sayang sama Azca tapi Aiza harus lakuin ini, Azca harus mengerti!", balas Aiza kepadaku.

"Iya aku mengerti Aiza", aku membalas dengan perasaan sedih dan mengingat kadoku untuknya akan kuberikan kepada siapa lagi kalau bukan dirinya.

Lalu aku juga mengirim pesan "Kita memang sudah putus tetapi kita masih bisa berteman kan Aiza, aku mengerti. Semoga kamu lancar ibadahnya, rajin shalat, sedekah dan hargai orang tua, buat mereka bangga Aiza".

"Terima kasih, Azca. Terima kasih sudah pernah ada dihati aku, buat aku senang dan bahagia. Terima kasih juga telah perhatian kepadaku, menjagaku dan tidak pernah marah padaku. Kamu memang baik untukku Azca, baik bagaikan laut yang tenang dan biru", balas Aiza. Aku membaca satu demi satu kata yang ada pada pesan itu dan entah mengapa pesan itu membuatku meneteskan air mata.

Lalu Aiza memberi pesan kepadaku sekali lagi dia mengucapkan "Terima kasih, Azca".

Aku tidak menjawab, cuman membaca pesan yang dikirimnya itu. Entah apa perasaanku pada saat itu yang jelas perasaanku itu sedih dan kesal. Tapi itu adalah kebaikan buat Aiza, jika Aiza bahagia aku pasti bahagia, aku harus bisa melupakannya dan tetap mempertahanin hubungan silaturahimku bersama Aiza.

Setelah beberapa hari kami putus, aku mengirimkan boneka itu kepada Aiza, aku menuliskan pesan di boneka itu "Aiza, aku juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, telah memilih aku sebagai orang pertama yang menyinggahi hati Aiza. Aku turut senang jika Aiza senang, simpan boneka ini, remember me and miss you", itulah pesan yang ada pada boneka itu. Hatiku berkata "semoga kamu suka dengan boneka itu, Aiza!".

Putus darinya membuatku ingin lebih memberi banyak kepada orang lain dan putus darinya membuatku semakin kuat dan tegar, terima kasih Aiza.


#Pesanku

Liku-liku perjalananku dengan Aiza sudah berakhir, sekarang kami menjalani sisa hidup kami masing-masing diakhir tahun. Aku sempat melihat Aiza, Misla dan teman-temannya. Aku melihat ia tersenyum, senyumnya yang manis mengingatkanku pada dirinya yang dulu dan riang dirinya membuat aku juga riang atau bahagia.

Tapi pikirku "Apakah Aiza suka dengan pemberian terakhirku kepadanya?..., semoga saja dia suka".

Dan satu hal yang membuatku bertambah sedih yaitu keterpaksaan ku mencintainya membawakan ku ke lautan cinta, berdiam dan akhirnya tenggelam dalam sekejap mata, tapi semua itu adalah cobaan dari yang yang maha kuasa dan aku tidak boleh menyanggahnya.

Cintaku padanya memang terpaksa tetapi itu dulu, sekarang yang datang kepadaku hanya penyesalan yang tidak dapat diungkap dan kerinduan yang tidak dapat dibendung.

Aku mendapati pesan dari hubunganku ini,

"Penyesalan itu memang datang diakhir, semua orang juga tahu. Tetapi penyesalan yang datang diakhir itu lebih berat dibandingkan memikul benda yang sangat berat".

Aku juga dapat menyimpulkan, bahwa Aiza pernah membahagiakan hati aku dan mungkin mengecewakan hati aku tapi aku tidak pernah kesal apalagi benci, malah aku makin bertambah cinta dan sayang kepada Aiza.

Pesanku pada Aiza ialah "Jangan pernah mencoba untuk melupakan masa lalu karna masa lalu pasti akan jadi penawar di masa hadapan dan juga jangan pernah melupakan aku, apalagi menghilangkan aku dari pikiranmu yang indah itu, jika kamu menghilangkanku dari pikiranmu, sama saja aku hidup di bumi tanpa penghuni.

Continue...

FORCED TO BRING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang