Birthday

6 4 0
                                    

Keesokan harinya kami harus bersiap-siap untuk pulang, memang tidak banyak waktu kami untuk liburan karna kami harus mengawasi pasien dan lainnya. Kami pun segera bersiap setelah melaksanakan shalat subuh, Aiza mengetuk pintu kamarku terlebih dahulu. Aku membukanya dan membawa koperku ditangan sebelah kiri sedangkan tangan sebelah kananku memegang tangan Aiza, kami sudah membeli banyak cendramata yang melambangkan Paris untuk teman-teman kami disana dan juga untuk keluarga pastinya.

Taksi yang kami pesan juga sudah datang kami segera meletakkan koper dibagasi taksi dan segera pergi menuju bandara. Ketibaan kami dibandara kami tidak langsung masuk kedalam pesawat karna ada sedikit masalah yang terjadi, dibandara juga kami menjumpai Misla karna ia ingin mengantarkan kami hingga sampai ke pesawat, sekitar satu jam kami menunggu akhirnya kami masuk kedalam pesawat.

Di pesawat aku dan Aiza duduk bersebelahan, kami mendapat kursi yang tepat berada di samping sayap pesawat. Aiza tidak berani melihat kearah sayap pesawat itu, karna aku tahu ia takut ketinggian. Tidak terlalu takut tetapi bisa dibilang takut, Aiza selalu mengenggam erat tanganku. Waktu perjalanan yang lama, membuat Aiza tidur dan bersandar dibahuku. Sesekali aku merenung dan melihat kearah sayap pesawat bahwa betapa beruntungnya aku mendapati pacar secantik Aiza.

Setelah berjam-jam kami berada di pesawat kami akhirnya sampai di Singapore, kami tiba di Singapore pada malam hari dan kami segera menuju hotel di Singapore. Kami tidak langsung pulang, karna Aiza mengajak untuk berjalan-jalan satu hari di negri singa ini.

Paginya di Singapore aku membawa Aiza jalan-jalan ke Universal Studios, Gardens by the Bay, Pulau Sentosa dan Singapore Flyer. Tidak banyak tempat yang kami kunjungi karna waktu kami yang terbatas, keesokan harinya kami juga berangkat pada pagi hari tepatnya pukul 08:00 dan tiba dibandara pukul 09:30, kami langsung masuk kepesawat dan tiba di Jakarta pukul 12:00, setelah itu kami menunggu untuk keberangkatan selanjutnya yaitu dari Jakarta ke kotaku. Selang beberapa menit, akhirnya pesawat dari Jakarta ke kotaku pun sudah siap untuk berangkat kami berdua pun segera masuk kedalam pesawat, tidak butuh waktu yang lama dari Jakarta ke kotaku dan setibanya dibandara kotaku, kami disambut oleh keluarga dan teman-teman seperti baru pulang dari wisuda.

Mereka semua menanti kami berdua dan mereka mengajak kami untuk makan bareng di resto. Kami makan bersama-sama dan aku pun segera membagi cendramata dan buah tangan yang kami berdua beli di Singapore dan Paris. Kami tertawa dan tertawa pada saat kami makan bersama, keluargaku dan keluarga Aiza kelihatan sangat akur, temanku dan keluargaku kelihatan sangat bersahabat.

Hari pun sudah berganti menjadi malam dan kami semua memutuskan untuk pulang, Aiza menyalami tanganku dan berpamitan kepadaku dan orang tua aku untuk pulang, begitu juga denganku kepada orang tua Aiza. Sesampainya diriku dirumah, aku segera berbaring dan membuatku tertidur.

Pagi hari, aku harus bekerja karna sudah banyak menghabiskan waktu untuk liburan. Memang capek, tetapi ada orang yang mendorongku untuk ingin terus datang bekerja, yah siapa lagi kalau bukan Aiza?..., tidak melihatnya satu kali saja dalam satu hari membuatku seperti berada di dunia tanpa penghuni, tidak mendengar suaranya dalam satu hari membuatku seperti hidup tanpa ada kebahagiaan, begitulah hal yang dapat tergambarkan dari diriku tanpa Aiza.

Memang berat jika sempat untuk kehilangannya tetapi aku harap itu tidak akan pernah terjadi, dalam shalatku selain mendoakan kedua orang tuaku dan juga diriku, aku juga berdoa bahwa hubunganku dengan Aiza tidak akan pernah berhenti walaupun salah satu dari kami sudah pergi dari dunia ini. Ku berharap, aku bisa memanfaatkan sisa hidupku bersama orang tuaku dan Aiza, selalu berdoa untuk berbuat kebaikan dan lainnya.

Pagi itu aku segera menancap gas untuk pergi bekerja. Dipertengahan jalan Aiza menelponku, ia menyuruhku untuk menjemputnya. Aku segera memutar mobilku menuju rumah Aiza, sesampainya dirumah Aiza, Aiza langsung masuk kemobilku karna takut telat untuk bekerja. Kami hanya diam didalam mobil, sesampainya dirumah sakit. Aiza langsung turun begitu juga denganku, kami pun masuk ke rumah sakit. Hari itu tidak ada kejadian yang dapat aku ceritakan, karna hari itu menurutku sangat biasa-biasa aja dan membosankan, semua temanku seperti sangat membenciku dan mereka tidak mau merespon saat aku berbicara.

Setelah hari yang membosankan itu pergi, aku menyambut hari yang baru dengan senang hati. Aku berharap semoga hari ini ialah hari yang baik buatku. Pagi itu, aku sedang duduk dimeja makan bersama keluargaku.

"Ehh, ada yang lupa nih. Hari ini ulang tahun siapa yah?...", cletuk Abangku.

Aku melihat matanya menghadap kearahku.

"Iya, ulang tahun siapa yah!", Mama ku ikut-ikutan, sambil melihat kearahku. Begitu juga dengan Papa dan kedua Adikku.

Aku sedikit bingung dan aneh dengan kelakuan mereka, aku pun melihat layar hp-ku dan betul saja itu tanggal 22 Desember yang bertepatan dengan hari ulang tahunku, aku sungguh tidak menyangka bahwa aku lupa hari yang ku tunggu-tunggu itu.

Mereka pun segera mengucapkan "Happy Birthday" setelah aku menyadari bahwa hari itu ialah ulang tahunku. Aku mengucapkan terima kasih karna sudah ingat akan ulang tahunku kepada mereka semua.

Aku berpamitan kepada orangtuaku dan segera pergi bekerja, diperjalanan menuju rumah sakit, aku sempat berhenti di toko mas untuk membeli cincin. Cincin ini kubeli karna aku ingin memberikannya kepada Mama karna hari itu bertepatan pada Hari Ibu. Sesampainya aku dirumah sakit, tidak ada satu pun teman kerjaku yang mengucapkan "Happy Birthday" kepadaku, mereka malah memandang sinis kearahku begitu juga dengan Aiza, hal itu mebuatku sedikit bosan dan ngambek.

Sepulang dari bekerja yang membosankan itu, Aiza menghampiriku dan mengajak aku untuk pergi makan dengan muka jutek. Aku langsung saja menurutinya dan membawanya pergi makan dimana tempat yang ia mau. Ia menyuruhku untuk pergi ke resto yang biasa kami datangi, aku sedikit kesal dengan perlakuan Aiza dan kadang-kadang aku berpikir bahwa ia kan pacar aku, masa dia gak mau ngucapin apa gitu ke aku?... (pikirku jengkel), didalam mobil Aiza hanya diam dan diam, sesekali Aiza memarahiku dan membentakku padahal aku tidak memiliki kesalahan.

Pada saat itu aku sabar menghadapi perlakuannya dan berpikir mungkin ia mau memberikan kejutan padaku. Tetapi, sesampainya di resto Aiza malah memarahiku karna aku memakai kemeja yang ia tidak suka. Aku mengenggam tangan Aiza dan meminta maaf atas kesalahanku, Aiza hanya memandangku dengan jutek, ia melepaskan genggaman tanganku dan segera pergi meninggalkanku di baseman.

Aku ingin mengejarnya, tetapi biarlah ia pergi terlebih dahulu sebelum aku kejar, ia mungkin sangat kesal kepadaku. Tak lama setelah itu, aku berjalan menuju resto dan sesekali aku mengumam dalam hati sambil menundukkan kepala "Hari yang buruk dan hari pengulangan kelahiran yang buruk pada saat ini". Tapi, pada saat aku melangkahkan kakiku masuk kedalam resto. Aku melihat ada orang yang datang menghampiriku, aku langsung mendongakkan kepalaku dan melihat orang yang berada didepanku.

"Selamat ulang tahun, Azca!", orang itu berkata.

Continue...

FORCED TO BRING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang