Graduation

19 7 0
                                    

#Kelulusan

Beberapa hari telah berlalu dan hari ini kami berdua wisuda, aku sangat senang kami sudah lulus, aku berhasil lulus jurusan kedokteran dan Aiza berhasil lulus jurusan Apoteker. Dokter dan Apoteker bukanlah pekerjaan yang jauh berbeda seorang dokter juga membutuhkan Apoteker untuk meracik obat atau lainnya. Liburan kelulusan ini Aiza mengajakku untuk pergi berwisata sebelum pulang kepangkuan orangtua, ia sangat pingin untuk jalan berdua denganku. Aku langsung menyediakan mobil dan menjemputnya dirumah.

Tempat pertama yang kami kunjungi ialah Candi Prambanan dan banyak lainnya.

Setelah kami berlibur, kamipun pulang dengan menggunakan pesawat. Aiza kelihatan sedikit ketakutan karna ia memang tidak suka menggunakan pesawat, Aiza sangat takut akan ketinggian.

Beruntung kami memesan tiket pesawat yang tempat duduknya bersebelahan, jadi saat pesawat lepas landas Aiza tidak takut karna ada aku disebelahnya. Aku mengenggam tangan Aiza, Aiza melihatku dan aku melihatnya balik, aku berada dekat dengan kaca pesawat. Aku menyuruh Aiza untuk memejamkan mata, Aiza pun melakukannya. Selama perjalanan kepala Aiza selalu berada dibahuku dan aku tidak melepaskan genggamanku darinya. Aiza kelihatan senang saat kami sudah mendarat dan lepas landas dengan mulus.

Kami menyewa taksi dan membawa barang kami setelah turun dari pesawat. Didalam taksi juga, kami tetap romantis dengan kepala Aiza yang menyandarkan dibahuku. Aku kadang-kadang mengelus dan mengusap pipinya. Tak lama diperjalanan, akhirnya kami sampai dirumah Aiza, Aiza menyuruhku untuk singgah tetapi aku menolak karna aku juga sudah lelah dan ingin segera berbaring dirumah. Aiza pun mengerti hal itu, ia melambaikan tangannya saat taksi itu berjalan menuju rumahku, aku melihat kebelakang kaca mobil dan melihat Aiza segera masuk kerumahnya.

Beberapa menit telah berlalu, akhirnya akupun sampai dirumah. Dirumahku sangat ramai sanak saudara yang datang untuk merayakan hari kelulusanku, sebelumnya orangtua aku juga merayakannya di Yogya, tapi orangtua aku juga merayakannya dirumahku. Adit abangku ikut senang melihatku lulus sedangkan kedua adikku segera menjemputku dari taksi dan membawaku kedalam rumah.

Aku sangat senang mereka semua mengucapkan "Selamat" atas kelulusanku. Tetapi aku sempat berpikir, aku harus tinggal mencari kerja dan melamar Aiza secepatnya.

#Pekerjaan

Sudah beberapa hari aku mencari pekerjaan dan belum ada yang menerimaku begitu juga dengan Aiza. Aku mencari kerja dengan Aiza untuk mencari tempat yang sama, hingga akhirnya terbesit dibenak Aiza untuk melamar kerja di RSUD.

Kami menancap gas dan menuju RSUD, disana kami dilayani dengan baik dan kebetulan mereka membutuhkan dokter bedah dan apoteker. Kami diterima dan mulai esok hari kami akan bekerja. Aiza sangat senang kami sempat berpelukan sebelum mengucapkan "Terima kasih" kepada bapak yang menerima lamaran kami.

Keesokan harinya, aku mengenakan kemeja dan berimpit dengan jas putih. Aku menjemput Aiza dan segera pergi kerumah sakit untuk bekerja. Pada malam tadi, keluargaku sangat senang karna aku mendapatkan pekerjaan, begitu juga dengan keluarga Aiza yang tadi malam menelponku mengabarkan hal itu.

Pagi yang cerah, aku langsung bersiap-siap untuk pergi bekerja dan menjemput Aiza dirumahnya. Aiza menungguku didepan rumahnya dan tersenyum kearahku, aku membalas senyuman Aiza dan Aiza masuk kemobilku. Didalam Mobil kami berbincang-bincang tentang pekerjaan yang kami dapat, usaha kami bersekolah selama lebih 10 tahun membuahkan hasil dan akan menerima penghasilan.

Kami dapat bekerja di RSUD, tetapi anehnya baru hari pertama Aiza dan aku masuk kerja, Aiza sudah diganggu oleh banyak perawat cowok. Pada saat itu aku tidak tinggal diam berulang kali aku menarik kerah baju cowok yang menganggu Aiza dan mengajaknya untuk berkelahi sambil menjelaskan kalau aku ialah pacar Aiza. Aiza hanya menenangkanku dengan melerai aku dan cowok yang menganggunya. Aiza hanya menangis dan menangis karna hal itu, aku menjadi iba dan mengajaknya untuk pergi ke lorong rumah sakit.

Pada saat itu, aku menyuruh Aiza untuk menyandar dibahuku. Aiza langsung saja menyandarkan kepalanya dibahuku dan aku mengelap air mata di pipinya serta aku pun meletakkan tangan ku dibahunya. Kami berdua hanya termenung, tidak berapa lama ada seseorang yang memanggilku dan aku menoleh melihat dari mana suara itu berasal. Rupanya itu dari Dio temanku yang baru aku kenal tadi pada saat kami berjumpa untuk menangani pasien pertamaku.

Dio menurutku orang yang baik dan juga shaleh dia juga tampan serta ramah sesama teman dokter maupun pasien. Dio memanggilku karna ingin memberitahu bahwa ada pasien kecelakaan yang baru tiba dan aku harus mengoperasinya.

"Aiza, aku tinggal sebentar yah. Ada kerja yang harus kulakukan", kataku sambil memegang tangan Aiza.

"Iya, kamu harus hati-hati Azca", balas Aiza.

Aku pun melepaskan pegangan tanganku dan langsung berlari menuju ruang bedah. Pada saat itu aku berkata ke Dio "Dio, ronsen pasien ini, cepat!". Dio pun mengangguk dan segera membawanya keruang ronsen, pasien itu mengalami kritis berat karna detak jantungnya melemah.

Setelah aku mendapati bagian mana yang ingin dibedah aku langsung menyuruh perawat untuk menyiapkan ruang operasi. Semua perawat membantuku untuk membedah pasien ini termasuk Dio. Pekerjaan membedah ini sangat sulit dilakukan lantaran pasien ini mengalami patah dan retak dibagian tengkorak kepala. Beberapa tulang yang patah mengenai otak dan juga bagian lainnya. Hal ini akan membuat pasien mengalami kejiwaan yang terganggu nantinya, walaupun ia berhasil dibedah atau diselamatkan.

Setelah aku melakukan pembedahan pada pasien itu, aku melihat keluarga pasien datang dengan histeris. Aku menghampiri keluarga pasien itu dan bicara dengan pelan, apa yang akan terjadi pada pasien itu pada saat ia sudah sembuh. Keluarga itu merasa ikhlas tentang apa yang akan menimpa salah satu keluarganya itu. Mereka berpikir itu adalah kehendak tuhan dan tidak dapat diganggu gugat.

Aku mendapati pelajaran dari hal itu dan segera berpamitan sambil meyalami mereka. Aiza memanggilku untuk mengajakku pulang karna aku mendapati shift pagi begitu juga dengan Aiza. Kami pulang sambil bercerita tentang kejadian tadi "Aiza, jika ada lelaki yang menganggu kamu. Cepatlah bilang ke aku!", aku memulai pembicaraan. Aiza pun menjawab "Iya, Azca sayang", sambil gombal dan membuat kami berdua tertawa.

Apapun kehendak tuhan, jangan dicaci apalagi dimaki. Kehendak tuhan ialak percobaan atas segalanya dan kehendak tuhan tidak dapat diganggu gugat apalagi dengan tangan kecil manusia.

Continue...

FORCED TO BRING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang