First Kiss

7 4 0
                                    

Pada saat ini cewek yang berada ditepian gedung itu melihat kearahku dan betul saja ia adalah Aiza. Aku langsung menghampiri Aiza dan meminta maaf atas kelakuanku tadi. Aiza hanya diam dan menatap jalan yang ada dihadapannya dan selang beberapa lama setelah permintaan maafku, Aiza membuka mulutnya dengan berkata :

"Aku tidak mau kita putus Azca!, tidak dan tidak mau itu terjadi. Memang perasaanku saat ini hancur dan hatiku bagaikan kaca yang pecah berderai, tapi aku ingin hubungan kita tetap bertahan. Aku maafin kamu, atas kelakuan kamu tadi dan aku tidak ingin melihatnya lagi. Walaupun itu cuman tantangan permainan tetapi menurutku itu sangat nyata dan cukup membuat hatiku untuk ingin mengatakan "Putus" terhadap kamu Azca, kamu harus mengerti perasaanku. Aku mohon, mengertilah!". (sambil meneteskan air mata)

Aku tidak menjawab perkataan Aiza, yang aku lakukan saat itu ialah memeluknya dari belakang. Mendengarnya mengucapkan kata-kata itu membuatku juga ikut menangis, Aiza menangis tersedu-sedu dan pelukanku pun tak akan kulepaskan sebelum Aiza berhenti menangis. Aiza sesekali melepaskan pelukanku itu tetapi tidak bisa karna pelukanku sangat erat.

"Aiza, jangan coba untuk melepaskan pelukanku ini. Maafin aku, bodohnya aku, berulang kali aku membuat kamu menangis dan berulang kali juga aku membuat kamu kecewa. Aku sangat menyesal atas perbuatanku", cetusku kepada Aiza sambil teringat Aiza yang mengucapakan kata "Sayang" pertama kalinya.

Aiza hanya terdiam dan untuk beberapa saat setelah aku mengatakan itu, Aiza pun terdiam dari tangisnya. Aku pun melepaskan pelukanku itu, ia berbalik badan kearahku dan segera memelukku ia meletakkan sebagian wajahnya tepat didadaku, aku meletakkan kedua tanganku dipunggungnya. Setelah itu Aiza mengajakku untuk turun kelantai dasar karna ingin meracik obat, aku pun meminta sesuatu kepada Aiza yaitu menggendongnya dan ia pun setuju, ia sempat ragu dan karna keinginanku begitu dalam ia pun akhirnya setuju.

Aku melakukan ini untuk mengenang rasa bersalahku kepada Aiza, memikulnya dipunggungku membuatku merasa senang. Turun dari rooftop dengan melewati anak tangga satu persatu membuat kami berdua tertawa, sesampainya kami dilift ia minta turun dari punggungku karna malu kelihatan sama orang lain.

Aku pun sedikit menunduk agar ia tidak terjatuh setelah itu iapun turun, didalam lift kami berdua hanya terdiam sambil berpegangan tangan dan setelah sampai dilantai dasar kami tidak melepaskan pegangan kami. Kami berdua berjalan menuju ruang kerja Aiza dan sesampainya disana Aiza melepaskan genggaman tanganku dan segera masuk keruangan itu setelah mencium tanganku.

Aku sangat senang kami berdua bisa menyelesaikan masalah dengan baik tanpa ada pertengkaran ataupun perdebatan. Hati Aiza benar-benar tulus mencintaiku dan hatiku juga demikian, aku berjanji akan satu hal "Aku tidak akan pernah mengecewakan perasaan Aiza untuk kesekian kalinya".

Langit yang cerah sudah mulai tampak dan kami berdua bersiap untuk pulang, kebetulan hari ini Aiza tidak membawa kendaraan ia memintaku untuk mengantarnya pulang dan aku pun menyetujuinya. Aiza segera bersiap-siap dan berpamitan kepada teman-temannya, menuju tempat parkir kami bercerita dan cerita.

Aku melihat sekilas wajah Aiza dan aku pun meraih tangannya dan mengenggamnya, Aiza sedikit terkejut dan sempat menarik tangannya lalu mengulurnnya kembali. Kami berdua berpegangan tangan hingga sampai kemobilku. Aku membukakan pintu untuk Aiza dan segera menutupnya setelah Aiza masuk, aku segera masuk mobil dan banting stir menuju rumah Aiza, dipertengahan perjalanan Aiza memintaku untuk menepi dan menyuruhku untuk menutup mata. Pada saat aku menutup mata, aku terkejut ada seseorang yang mengecup pipiku dan siapa lagi kalau bukan Aiza. Setelah mengecup pipiku dengan tersenyum ia menyuruhku untuk melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

Aku tidak menyangka Aiza akan melakukan hal seperti itu, apakah aku menyukainya?..., ya tentu saja aku menyukainya. Sesampainya dirumah Aiza segera pamit kepadaku, ia menyalami tanganku dan mencubit pipiku sambil berkata "Jangan lupa mandi yah, sayang". "Iya,sayang" ku menjawab dan iapun segera membuka pintu mobil.

FORCED TO BRING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang