"Hey Jae. Kau kenapa?" Jiyool menepuk punggung Jaejoong pelan. Ia khawatir melihat calon Ummanya terlihat lesu dan kini tidur di kelas.
Jaejoong membuka sedikit matanya. Terlihat wajahnya pucat, ia tersenyum pada Jiyool.
"Tidak apa Jiyool-ah."Jiyool duduk di samping Jaejoong. Menaruh telapak tangannya di kening Jaejoong.
"Apa kau sakit? Bagaimana jika kita pulang saja? Lihat, kau pucat Jae.""Tidak, aku tidak apa-ap" Jaejoong menutup mulutnya. Rasa mual mendadak menyerangnya membuatnya reflek berlari keluar kelas menuju toilet pria.
Jiyool juga ikut berlari, mengejar Jaejoong menuju toilet pria. Ia nekat masuk ke toilet itu membuat beberapa pria yg sedang buang air kecil terkejut dan menutup benda pusaka mereka. Tapi Jiyool tidak peduli, ia berjalan ke salah satu bilik toilet yg ada Jaejoong di dalamnya.
Tokk.
Tokk.
Tokk.."Jae, kau tidak apa-apa?"
UUEEEKKK..
Jiyool terkejut mendengar suara muntahan itu. Senyum lebar langsung merekah di bibirnya. Ia sangat yakin jika Jaejoong tengah hamil sekarang.
"Jae.." Jiyool memutar handle pintu, pintu itu terbuka. Ternyata Jaejoong tidak mengunci pintu. Terlihat pria itu kini duduk di closet. Nafasnya terengah-engah.
"Ayo kita pulang Jae, kau tidak akan bisa mengikuti kelas dalam keadaan seperti ini." Jiyool menuntun Jaejoong keluar dari toilet. Mereka akhirnya bolos kuliah. Ia mengajak Jaejoong ke rumahnya dan menghubungi dokter keluarga untuk memeriksa calon Ummanya.
Kini ia tengah menunggu hasil pemeriksaan dokter. Jiyool tampak tidak sabar, ia terus saja berjalan kesana kemari.
Ceklek..
Pintu terbuka, Jiyool langsung menghampiri dokter itu.
"Bagaimana keadaan teman saya dokter?" Dokter mengernyit melihat ekspresi Jiyool yg terlihat sangat bahagia, bukannya cemas.
"Teman anda hanya kurang tidur dan masuk angin Agashi."
"Apa? Dia tidak hamil?"
Dokter semakin heran. Kenapa gadis di depannya terlihat marah?
"Tentu saja tidak. Ia hanya kurang tidur, sekarang biarkan ia beristirahat. Kalau begitu saya permisi." Sang dokter langsung pamit pulang meninggalkan Jiyool.
"Jaejoong tidak hamil? Ah.. ini mustahil. Apa semburan Appa kurang keras? Atau aku salah memberikan Jaejoong obat? Harusnya aku memberikan obat pada Appa ." Jiyool mengangguk-angguk memikirkan rencana.
Ia kemudian masuk ke kamar Appanya. Ia akan menyuruh Jaejoong beristirahat disana.
"Jae. Kau istirahat saja dulu disini. Apa aku perlu menghubungi Appa?" Tanyanya.
"Tidak usah Jiyool-ah." Jaejoong menjawab lemas. Ia merasa tenaganya berkurang setelah muntah tadi.
"Apa perlu aku buatkan kau bubur?"
Jaejoong menggeleng cepat. Ia tidak ingin memakan bubur Jiyool dan berakhir telanjang besok.
Jiyool mengangguk.
"Kalau begitu istirahatlah." Ucapnya lalu meninggalkan Jaejoong.***
Yunho berjalan tergesa-gesa memasuki rumahnya. Tadi ia mendapat telepon dari Jiyool yg mengatakan jika Jaejoong tengah sakit. Ia sampai membatalkan rapat demi pulang melihat Jaejoongnya.
"Dimana Jaejoong?"
Jiyool yg sedang menonton tv tersentak kaget, ia menoleh dan tersenyum.
"Di kamar Appa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menantu atau Istri? (Yunjae)
FanfictionYunho duda keren yg memiliki seorang putri menyukai pria muda bernama Jaejoong. Bagaimana jika Jaejoong malah menyukai putri Yunho? "Aku ingin meminta izin untuk menjadikan Jiyool kekasihku Ahjussi." "Kau akan segera jatuh ke pelukanku." NB: BERISI...